7

511 52 9
                                    

Sekarang Mama Ray yang sering di sapa dengan Mama salwa sedang dalam berjalanan untuk membeli kebutuhan lamaran malam nanti yang di temani oleh Syasa.

Saat sedang di toko perhiasan mama salwa dan syasa kebingungan untuk memilih cincin, karna mereka tidak tau ukuran jari calon istri Ray.

"Dek coba tanyain abang, ukuran jari calonnya itu semana?" ucap Mama Ray

"Ok, Ma bentar biar adek tanyain dulu ya ma," Sahut Syasa sambil mengambil ponselnya di dalam tas.

Syasa
[ Bang, mau nanya nih! Ukuran cincin calon istri abang itu semana? Aku sama MAMA bingung ni mau beli cincin tapi gak tau ukurannya]

Ray
[Abang juga gak tau, beli aja sesuai ukuran jari kamu aja sya.]

Syasa
[Gimana sih, jari calon istri aja gak tau. Ok deh aku beli sesuai jari aku, tapi nanti kalau gak muat sama calon kakak, cincinnya untuk syasa aja ya]

Ray
[Terserah kamu aja]

Setelah mengabari Abangnya itu, syasa kembali meletakkan ponselnya di dalam tas, sambil berkata. " Ma, kata abang kayak jari aku."

"Ya udah kalau begitu, yuk kita pilih yang paling bagus." Ucap Mama.

##

Saat pulang dari kantor Ray tercengang melihat betapa banyaknya seserahan yang akan dibawa ke rumah Kinara. Ray saja tidak yakin jika lamarannya akan diterima. Apalagi Ray dan Kinara tidak memiliki hubungan apa-apa. Jika benar Kinara menolak lamaran Ray pasti itu sangat memalukan, apalagi di saksikan oleh keluarga. Itulah pikiran Ray. Lamunan Ray buyar saat mendengar suara Papa Ray yang sering di sapa Papa Eja.

"Udah pulang kamu, Nak?" ucap Papa Ray.

"Udah ni, Pa. Baru aja sampai pa," ucap Ray.

"Sekarang Kamu ke kamar dan mandi, nanti kita kemalaman sampai ke rumah calon kamu, dan tadi Mama bilang, kamu pakai baju yang udah di siapkan, ada di atas kasur Kamu" ucap Papa Ray.

"Ok, Pa. Ray ke kamar dulu ya," ucap Ray sambil melangkah ke kamarnya.

##

Saat semuanya sudah selesai bersiap-siap Ray dan Keluarga pergi ke rumah Kinara, yang rumahnya lumayan memakan waktu 30 menit. Sekarang mereka sudah sampai di depan rumah Kinara yang minimalis. Jantung Ray rasanya deg-degan sekali. Bagaimana tidak, Ray belum siap untuk dipermalukan di depan keluarga. Ya di permalukan karna dirinya akan di tolak.

Mama Ray dengan tidak sabarnya langsung bergegas keluar dari mobil dan membawa seserahan dan langsung menuju ke depan pintu rumah Kinara.

tok tok tok

Ibu Kinara yang mendengar ketokan pintu dari luar, langsung menuju ke pintu untuk membukakan pintu. Saat di buka pintu Ibu Kinara tercengang melihat tamu yang datang dengan membawa berbagai macam barang, seperti orang lamaran. Mungkin mereka salah rumah pikir Ibu kinara.

"Assalammualaikum, benar ini rumah orang tua Kinara?" ucap Mama Ray. Mengapa Mama Ray tau nama calon istri Ray namanya Kinara, sebab tadi saat di perjalanan menuju ke rumah Kinara Mamanya menanyakan prihal tentang calon istri anaknya itu.

"Waalaikummusalam, iya benar. Saya Ibunya Kinara, " jawab Ibu Kinara sambil tersenyum seraya berkata. "Ayok silahkan masuk.'

Ray dan keluarga pun masuk ke rumah Kinara mengikuti langkah Ibu kinara.

"Silahkan duduk dulu ya, saya ke atas dulu manggilin yang lain," ucap Ibu Kinara tersenyum ramah.

##

Sekarang mereka telah kumpul semua di ruang tamu. Awalnya Kinara hanya menganggap bosnya itu hanya bercanda perihal akan datang kerumahnya malam ini, ternyata bosnya itu benar-benar serius dengan ucapannya tadi siang. Mana membawa seluruh keluarga dan berbagai macam seserahan.

"Kenalin saya Eja Papa dari Ray, dan ini salwa mamanya Ray, dan itu anak bungsu saya dan suami dan anaknya, dan ini Ray Anak saya," ucap Papa Ray memperkenalkan anggota keluarganya.

Dan di angguki oleh Ibu dan Ayah Kinara sambil tesenyum.

"Saya Farhan Ayah Kinara dan ini Aulia Ibu dari anak-anak Saya dan ini anak-anak saya, Nauval, Kinara dan Arkan," ucap Ayah Kinara.

"Oh ini calon istri Kamu Ray?" Tanya Mama Ray

Keluarga Kinara menatap heran mendengar ucapan Mamanya Ray, pasalnya Kinara tak pernah bercerita bahwa dirinya dekat dengan laki-laki kecuali anggota keluarga.

"Jadi kami sekeluarga datang kesini memiliki hajat," ucap Papa Ray

"Hajat apa?" Tanya Ayah Kinara

"Kami ingin melamar anak bapak untuk anak saya," ucap Papa Ray

Seluruh keluarga Kinara memandang ke arah Kinara. Pasalnya mereka terkejut, kok tiba-tiba sekali. Sedagkan yang di pandang malah bengong sendiri, antara mimpi dan nyata bagi Kinara. Sebab bagaimana bisa dia di lamar dengan bosnya yang super dingin ini.

" Kalau saya terserah Kinara saja, sebab dia yang akan menjalani hidupnya, soalnya ini tentang masa depannya dan Insya Allah sekali seumur hidup," jawab Ayah Kinara.

" Bagaimana, Nak Kinara?" Tanya Papa Ray.

Kinara yang di tanya hanya diam, Kinara pun bingung mau menjawab apa. Kalau dia jawab iya apa dia akan siap berumah tangga, kalau dia jawab iya nantik dia mengecewakan semua yang ada, apa lagi Kinara lihat wajah Papa dan Mamanya Ray sangat bahagia, dan orang tuanya juge terlihat bahagia walaupun awalnya mereka bingung dan tak percaya.

"Diamnya wanita itu menandakan persetujuan atau dianggap iya," kata Ayah Kinara.

Mau tak mau Kinara pun mengangguk, semoga ini yang terbaik dan Ray adalah jodohnya.

"Alhamdulillah," ucap mereka semua yang ada di ruang tamu.

Mamanya Ray pun menuju ke Kinara dan memasang cincin yang di belikannya tadi. Dan cincin tersebut pas di jari Kinara dan terlihat sangat manis di jari Kinara.

Ray yang melihat itu tersenyum dalam diam, ternyata dugaan Ray akan malu di depan keluarga tidak terjadi. Masalah cinta dan sayang urusan belakangan yang penting dia di terima dan tidak di jodohkan dengan anak dari teman Papanya itu.

"Kata Ray kemaren pernikahannya akan di laksanakan 1 bulan lagi," ucap Papa Ray.

Kinara yang mendengar itu mengerutkan keningnya. Merasa hal itu terlalu cepat baginya. " Satu bulan lagi apa tidak terpalu cepat, Om?" Tanya Kinara. Dan di angguki oleh ibunya.

"Hal yang baik tidak usah di tunda lama-lama, Nak Kinara," ucap Papa Ray.

"Tapi Kinara masih kuliah," ucap Kinara.

"Bukannya kuliah boleh sambil nikah?" ucap Mama Ray.

Kinara hanya menjawab dengan anggukan sebagai jawabannya. Toh itu semua emang benar kok.

" Baiklah kalau begitu satu bulan lagi acara pernikahannya, semuanya akan di persiapkan dengan baik," ucap Mama Ray sambil tersenyum.

"Boleh gak kalau acaranya hanya di hadiri oleh keluarga aja, Tan?" tanya Kinara.

Mama Salwa memandang Ray untuk meminta persetujuan dari Ray, dan di angguki oleh Ray. Toh gak akan rugi juga pikir Ray.

"Baik lah, acaranya hanya di hadiri oleh keluarga terdekat saja," ucap Mama Ray.

Kinara yang mendengar jawaban itu tersenyum senang karena keinginannya di setujui kelurga Ray. Ibu Kinara juga tersenyum bahagia melihat anaknya bahagia dan sebentar lagi bakal jadi seorang istri.

___________________##_________________

Maaf baru bisa up😁 maaf juga kalau masih banyak kesalahan dalam penulisan karna author masih belajar. Jangan lupa krisarnya ya sahabat wp ☺️

Cinta Hingga Akhir Hayat [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang