Before You Go

694 25 3
                                    

"So, before you go
Was there something I could've said to make it all stop hurting?"

Jeongguk

2 tahun yang lalu.

Aku masih ingat betul bagaimana kau meninggalkanku tanpa sedikit pun ucapan selamat tinggal.

Baju ini masih wangi akan harum tubuhmu, buku ini masih sama semenjak terakhir kali kau sentuh, dan hati ini masih sama akan menjadi milikmu.

...

"Jimin-ssi, hari ini aku ingin makan sesuatu yang kamu masak." Tubuh kecilnya sedikit terhuyung karena pelukan dari pria bertubuh besar dengan otot yang menyerupai seperti hulk.

"Kenapa tiba-tiba kamu ingin masakanku ha? Biasanya kau tidak mau memakan masakanku? kamu bilang jika masakanku tidak enak." Pria yang lebih kecil menekuk tangannya didepan dada sambil menatap sinis kekasihnya.

Sudah biasa jika mereka selalu memperdebatkan hal kecil. Jimin yang lebih tua tapi ia malah yang seperti anak kecil jika sudah berhadapan dengan Jeongguk yang notabenya lebih muda 2 tahun darinya.

"Kan aku ingin, memangnya tidak boleh?"

"Ya bukan begitu maksudku. Tapi aku takut kamu nanti muntah-muntah lagi seperti dulu terakhir kali kamu makan masakanku."

Disitu Jeongguk langsung terbahak-bahak mengingat terakhir kali kekasihnya memberikan masakan percobaan untuknya dan berakhir ia harus dirawat dirumah sakit selama seminggu karena kedapatan diare.

Tapi kemudian ia tersenyum dan kembali memeluk Jimin dengan erat.

"Tidak papa, nanti aku bantu memasak oke. Jadi hari ini kita memasak bersama. Bagaimana?"

"Boleh juga. Sudah lama kan kita tidak memasak bersama. Kau selalu sibuk dengan pekerjaan kantor dan melupakanku."

Suasana yang tadinya masih biasanya saja sekarang menjadi sedikit suram. Bagaimana tidak, Jeongguk tidak sadar bahwa ia terlalu sibuk mengurus kantor sampai-sampai ia jarang menemui Jimin di apartemen karena jika ia sudah lelah ia akan tidur di kamar yang tersedia di ruangannya.

Jeongguk seperti itu juga untuk Jimin nya. Ia harus benar-benar membawa kantornya sebagai cabang terbaik di Seoul dan membuktikan ke ayahnya bawa ia bisa.

Hubungan yang dilarang oleh orang tua adalah yang tersulit. Mereka berdua juga tahu bahwa mereka harus sedikit berjuang agar mereka direstui.

"Maaf sayang kalo aku terlalu sibuk dikantor. Kamu tau sendiri kan kalo aku begini untuk kita. Ayah akan merestui kita kalo aku bisa membawa kantor ini menjadi cabang nomer satu. Aku berjuang untuk dirimu, untuk kita."

Jimin menangis.

Perasaan bersalah langsung timbul dibenaknya.

Ia bingung. Jimin merasa seperti ia membebani dengan hubungan mereka yang membuat Jeongguk harus bekerja kerasa hanya untuk dirinya.

"Aku yang seharusnya minta maaf, aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk kita. A-aku hanya seperti kekasih tidak berguna saat kekasihku berjuang keras untukku."

HMHF ; Jikook/Kookmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang