10. PENGUNGKAPAN »»»

90 6 22
                                    

Assalamu'alaikum ...

Hai ... Haiii, Apakadabra? Eh, Apa kabare?

RasTha balik lagi nih, maaf ya lamaaa 🙏

Emaknya Raras, sama emaknya Atha lagi dalam mode sibukers

Heheee... 😊

lebih tepatnya, emaknya Raras yang sok sibuk. Eh,

Eh, malah curcol. Monggo cus aja ...


>¤0❄0¤<

"Apa yang kamu rasakan saat menjadi orang terakhir yang mengetahui suatu kebenaran?"

- Raras Anindya Dirgantara -

Raras tengah berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum saat telinganya menangkap suara gelak tawa dari ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raras tengah berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum saat telinganya menangkap suara gelak tawa dari ruang tamu. Ah, suara Mama, Papa, juga Rasya, tetapi ... kenapa seperti ada suara lain yang tak asing di telinganya?

Usai meneguk setengah gelas air, Raras yang merasa penasaran tertarik untuk mengintip siapa tamu yang tengah bertandang ke rumah mereka. Gadis itu membawa serta gelas minum di tangan. Suara-suara orang sedang berbincang hangat kian terdengar jelas.

"Oh, ya. Kabar ayah bunda kalian, baik?" Itu suara Papa Raffi.

"Semuanya sehat walafiat. Bunda tanya ... kapan, nih, Om dan Tante ke sana."

Raras semakin menajamkan pendengaran. Obrolan mereka terdengar sangat akrab, jauh dari kesan formal. Gadis itu pun melangkah ke ruang tamu di mana semua orang tengah berkumpul. Betapa syok dirinya saat menyadari sesosok orang yang sangat ia kenal ada di antara keluarganya. Seseorang yang nyaris tidak bisa ia bayangkan keberadaannya di rumahnya sekarang. Atha! Ya, pandangannnya langsung terpusat pada cowok itu. Bahkan, ia tidak menyadari keberadaan satu orang lagi yang langsung menyapanya.

"Hai, Kak Raras. Ketemu lagi." Raras lantas mengalihkan tatapan pada Ananta yang ternyata juga ada di sana. Kok bisa?

"Sini, Sayang." Sang Mama melambaikan tangan mengisyaratkan agar ia duduk di sebelah wanita itu. Dengan pikiran yang masih dipenuhi tanda tanya, Raras menuruti panggilan sang Mama, kaku seperti robot yang mesinnya sudah berkarat dan lama tak diminyaki.

"Jadi, Ananta ini adiknya Atha, anak kolega Papa dan Mama di Banjarmasin. Dulu, Mama dan Papa pernah wisata bareng orang tua mereka waktu babymoon kalian." Sang Mama menjelaskan.

Raras tampak terkejut mendengar penjelasan sang Mama. Fakta itu seperti hal paling ajaib yang pernah ia dengar seumur hidupnya. Atha. Anak kolega Papa dan Mama. Atha, rekan satu kampusnya?

HEAVENLY SUMMIT (SIDE KICK PPA & MHC) [COMPLETE √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang