12. Insecure »»»

66 8 21
                                    

Hallo ... mana yg pada kangen Raras sama Atha?

Konflik mereka udah dimulai loh.

yuk ikutin kisahnya.

Happy reading ...

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Truk berderum mengguncang tanah sebelum knalpotnya menggerung memuntahkan emisi penghabisan. Wajah-wajah lelah dan kuyu seakan belum puas memadu mesra dengan mimpi mereka tatkala Chandra, Devan, Romi, dan Jio siaga membangunkan rombongan peserta yang tertidur mencangkung di dalam bak truk. Berjajar bagai pepesan ikan dalam daun pisang. Lembab lagi lepek.

"Bangun!" Keempat cowok itu tertepuk keras hingga tak ada pilihan bagi para peserta selain bersusah payah mengusir rasa kantuk. Terdengar kuap lebar dan lenguhan di beberapa sudut. Masing-masing meraih tas, lalu merangkak gontai keluar dari truk. Tak ketinggalan Raras. Chandra yang telah merasa sahabatnya itu bersikap aneh selama sisa pendakian, tak urung makin mempertegas dugaannya. Tampang Raras sungguh pucat, persis seperti orang yang sedang terserang depresi dan tidak tidur bermalam-malam. Badannya beristirahat, tetapi pikirannya bekerja keras. Dengan gerakan teromotisasi layaknya robot, mereka pindah dari truk menuju bus yang sudah menunggu untuk mengangkut mereka pulang ke kampus.

Sepanjang perjalanan, Raras menjadi sangat diam. Setelah tiba di kampus, gadis itu meletakkan peralatan Gatra di sekretariat, lalu langsung pamit pulang. Tidak peduli lagi akan sekitar. Bahkan, ia menolak saat Chandra bermaksud mengantar. "Aku sendirian aja!" ujar Raras dingin. Chandra bagai disiram air es melihat tanggapan gadis itu. Tampaknya Raras sedang tidak mau diganggu gugat. Maka, tatkala Atha melenggang di sisi Raras, giliran cowok itu yang mendapat tohokan tajam mata Raras.

"Jangan dekat-dekat aku, Tha!" Raras mendesis sepelan mungkin untuk menghindarkan kecurigaan orang-orang yang berpapasan dengan mereka. Ada bagian dalam diri Raras yang menggeliat berontak jika Atha kini bersinggungan dengannya. Ia bagai sedang berdiri pada tali, berusaha mati-matian menjaga keseimbangan agar tidak terjun bebas.

"Kita pulang bareng, Ras. Aku juga mesti jemput Ananta dulu ke rumahmu." Atha masih berkukuh mematahkan kekerasan sikap Raras. Ia tahu bahwa Raras sedang meradang dan segurat rasa bersalah merayapi pikiran Atha. Namun, ia tidak ingin menyerah untuk berbaikan dengan gadis itu. Maka, tidak ia pedulikan Raras yang menatapnya dengan sorot penuh penghakiman.

"Aku dan kamu pulang masing-masing. Titik!" Raras tidak sudi berpanjang kata dengannya. Atha meneguk ludah.

"Baik. Aku bawakan barang kamu. Kelihatannya kamu sudah lelah."

"Siapa, sih, kamu, Tha? Aku bisa sendiri!" Menanggung beban sepenuh dunia pun Raras seakan sanggup, daripada membuka kesempatan kepada Atha untuk meringankan bebannya. Malah, sebaliknya. Atha menjadi beban tak tertanggungkan di hatinya. Raras bahkan enggan menatap cowok itu saat berbicara.

HEAVENLY SUMMIT (SIDE KICK PPA & MHC) [COMPLETE √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang