Happy Reading and Enjoy.
Nata tau ada yang salah dengan hubungan Danniela dan Jarvis. Bahkan hari ini wanita itu sama sekali tidak berbasa-basi karena tidak bisa mengantar ke bandara. Nata sama sekali tidak berharap Danniela berbasa-basi padanya, tapi ia jelas tau kalau wanita itu begitu menghormati kedua orang tua Jarvis dan akan selalu menyempatkan waktu kalau mereka sedang berkunjung. Tidak seperti sekarang.
"Baik-baik disana, kamu tau aku akan selalu ada buat kamu, telfon aku kalau ada apa-apa." Jarvis mengacak rambut panjang Nata sementara wanita itu hanya tersenyum, tidak mengatakan apapun lagi.
Setelah berbasa-basi singkat dengan Jarvis, Nata memilih pergi terlebih dahulu, membiarkan Jarvis dan kedua orang tuanya bercengkrama singkat.
Nata memandangi keramaian dengan wajah datarnya, mungkin ini adalah kali terakhir ia akan berada di Jakarta.
***
Setelah sedikit berdebat dengan kedua orang tua Rivan, akhirnya Nata berhasil membujuk mereka agar ia bisa tinggal sendiri selama di Bali. Nata memandangi villa yang disewakan oleh Om Rivan untuk dia tinggal. Villa ini adalah milik kenalan Om Rivan, dan mungkin ia hanya akan tinggal selama beberapa hari.
Selama dipesawat kemarin, Nata merencanakan banyak hal. Ia mungkin akan melanjutkan karirnya di Youtube, hanya saja kali ini Nata akan mengelola akunnya sendiri. Akan banyak perubahan, bahkan mungkin penontonnya. Tapi tidak apa, ia akan memulai dari awal lagi. Sama seperti Nata yang akan memulai kembali kehidupannya.
Setelah membereskan kopernya disudut ruangan, Nata untuk pertama kalinya membuka phonsel dan laptopnya, menunggu sebentar sambil mengambil air mineral yang tadi dia beli.
Saat phonselnya berhasil tersambung ke internet, banyak notifikasi yang muncul, termasuk ucapan bela sungkawa dari orang-orang yang cukup mengenalnya sampai fans yang mengucapkan lewat media sosialnya.
Nata tidak mau membacanya, dia memilih membuka aplikasi youtube yang ada diphonselnya, mengetikkan nama akun Youtube'nya sendiri pada kolom pencarian dan banyak muncul video milik Nata dengan Matthew. Banyak berita yang mengangkat nama Matt juga.
Sebuah video yang sempat Nata unggah sekitar satu bulan yang lalu ia buka dan Nata menunggu.
Itu adalah video terakhir yang ia buat dengan Matt. Waktu itu Nata hanya iseng, merekam kegiatan Video call'nya dengan Matt. Sebenarnya agak Cringe kalau diingat-ingat lagi, tapi entah kenapa saat itu Nata menginginkannya. Bahkan dia hanya mengedit opening video'nya saja dan membiarkan video itu mengalir. Dan siapa yang menyangka kalau itu adalah video terakhir yang ia buat dengan Matt.
"I miss you, Matt," bisik Nata seraya menaruh lengannya diatas kepalanya. Nata menaruh phonselnya yang masih memutarkan video disamping tubuhnya. Rasanya, ia sudah sangat lelah menangis, walaupun air mata tetap saja mengalir tanpa bisa dicegah.
Tawa Matt yang terdengar semakin membuat Nata merindu.
Sampai kapan ia akan tersiksa oleh rasa sakit ini?
***
Jarvis mendesah frustasi saat orang tuanya memberitahu kalau Nata tidak tinggal dengan mereka. Ia sudah memprediksi ini akan terjadi, tapi tidak percaya akan secepat ini. Seharusnya Nata masih harus berada dalam pengawasan seseorang. Dia bisa melakukan apapun seperti yang terakhir.
"Nata lagi?" Jarvis menoleh dan mendapati wajah keruh Danniela dan seperti dengan sengaja, Danniela menghempas agak keras tubuhnya pada sofa coklat yang tidak jauh dari posisi Jarvis berdiri.
"Lala..."
"Mau sampai kapan? Dia aja ngerti kalau aku nggak suka kalian dekat." Danniela mendesah keras, ia sudah tidak mau lagi menutup-nutupi ketidaksukaannya pada Jarvis. Lagipula mereka sudah bertunangan dan dalam waktu dekat akan menikah, sudah sewajarnya mereka terbuka atas segala ketidaksukaan satu sama lain.
"Kasih aku waktu sampai Nata baik-baik aja, dia bahkan sekarang nggak tinggal sama Mama Papa." Jarvis bergerak mendekati Danniela dan memeluk wanita itu. Apa sikapnya sudah sangat keterlaluan?
"Dia sudah dewasa, dia bukan anak kecil lagi, Vis. Mungkin dia juga butuh waktu sendiri untuk berusaha menerima semuanya, kamu jangan berlebihan, please..." pinta Danniela pelan. Iya, Danniela secinta itu pada Jarvis hingga hanya dengan pelukannya laki-laki itu ia luluh begitu saja.
Danniela sama sekali tidak membenci Nata. Tapi jika Jarvis terus menerus seperti ini, ia tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya.
"Tapi..."
Danniela segera melepas pelukannya dengan Jarvis, menatap tunangannya itu sengit dan segera beranjak.
"Terserah kamu!"
***
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Nata kembali memasuki club tanpa seorangpun yang mengawasinya. Semua orang yang mengenalnya pasti tau kalau Nata sangat buruk jika sudah berurusan dengan alcohol. Bahkan Matt selalu mewanti-wanti Nata untuk berhenti di gelas kedua bir kesukaannya dengan kadar alcohol paling rendah.
Kata orang, alcohol adalah obat lupa paling ampuh. Dia ingin mencobanya. Kalau berhasil, mungkin Nata akan menjadi seorang pecandu agar hatinya kebas.
Nata menoleh kesana kemari, matanya sedikit menyipit akibat pencahayaan yang minim. Ia memilih untuk duduk di bar daripada memesan meja hanya untuk dirinya sendiri, lagipula Nata pasti akan pulang setelah satu gelas bir miliknya habis.
Setelah memesan Nata hanya duduk melamun, dia memang tidak memiliki niat untuk melakukan apapun selain minum.
Satu gelas penuh bir miliknya sudah berada dihadapannya. Nata tanpa ragu meneguknya hingga tandas, rasa pahit berlalu singkat dilidahnya. Ini tidak seperti yang Nata bayangkan. Jika minum seperti ini, Nata akan menghabiskan bergelas-gelas bir.
Saat memesan gelas kedua, Nata dapat melihat dari sudut matanya seorang pria yang duduk dikursi sampingnya, namun ia memilih tidak mempedulikannya. Ia tidak berniat berbasa-basi dengan lelaki manapun.
"Sebaiknya kau berhenti minum," tegur pria itu sembari menahan tangan Nata yang hendak mengambil gelas ketiganya.
Nata menyentak tangan laki-laki itu, menatap si pria dengan tatapan tidak suka, dan segera meneguk habis minumannya. Nata membayar minumannya dan mengabaikan si laki-laki yang masih memandangi semua pergerakannya.
Ia menyerah pada gelas ketiganya.
Nata turun dari kursi tinggi dan hampir jatuh karena kakinya kesulitan menyeimbangkan bobot tubuhnya.
"Kau benar-benar kacau!" Nata hanya mendengarkan decakan itu sebelum seluruh tubuhnya terasa lemas dan kegelapan merenggut kesadarannya.
-----
Ada cowok baru nih, kira-kira Nata bakal sama siapa?
Semoga kalian suka dan mau nunggu untuk part-part berikutnya.
Love, BellaPU

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BR[OK]EN
Random"Apa aku sesakit itu sehingga harus bertemu dengan psikiater?" Ini adalah tentang wanita yang merasakah kesendirian, kesepian dan kehilangan. Natalia, wanita itu memilih untuk mengakhiri hidup yang seolah tak berpihak lagi padanya. Tapi, sepertiny...