Happy Reading and Enjoy.
Keanu, atau pria yang kerap dipanggil Ken itu menatap wanita mungil didepannya. Wanita itu belum juga menyadarkan diri setelah ia menunggu dua jam dan akhirnya ia bawa kerumah sakit. Terbukti, wanita itu kekurangan gizi dan lambungnya kosong. Ken tidak mengerti kenapa wanita ini masih hidup dalam kondisi separah ini.
"Dr. Ken." Seorang perawat menyapa laki-laki itu.
Ken segera beranjak dan menghampiri perawat yang melihatnya penasaran.
"Suster Maya." Ken cukup mengenal wanita berusia 30 tahunan ini, mereka beberapa kali berpapasan dan beberapa kali suster yang bertugas di IGD ini menuju ruang praktiknya karena ada pasien atau urusan lainnya.
"Siapa dok? Pacar?" tanya Maya penasaran. Ken yang tidak pernah digosipkan berpacaran dengan siapapun dan tiba-tiba di IGD merawat seorang wanita tentu saja membuat rasa penasaran Maya semakin tinggi.
"Bukan, kenalan." Ken terkekeh pelan. Maya bukan orang pertama yang menyapanya dan menanyakan hal ini sejak beberapa menit yang lalu. salahnya sendiri juga sih, kenapa juga Ken membawa Maya ke rumah sakit tempatnya bekerja.
"Pacar juga nggak papa kali dok, biar banyak yang patah hati." Maya tertawa pelan. Dia ingat bagaimana Dokter Ken dipuja-puja oleh para suster dan dokter wanita lajang. Karena selain tampan, Ken juga ramah pada semua orang.
Ken hanya menggeleng kecil. Belum sempat merespon ucapan Suster Maya saat mendengar lenguhan dari arah belakang tubuhnya.
Saat menoleh, Ken mendapati kalau wanita itu sudah sadar.
***
Nata mengerjapkan matanya yang terasa berat. Aroma antiseptic membuatnya mengerit, ia benci aroma rumah sakit yang khas.
"Akhirnya kau sadar juga," suara seseorang membuatnya membuka mata dengan sempurna. Fokusnya seolah kembali dengan cepat. Matanya mendapati seorang pria yang berdiri disamping tempatnya berbaring.
"Siapa?" tanya Nata dengan suara yang sangat pelan.
"Kau mabuk dan pingsan, jadi membawamu kesini," ujar Ken menjelaskan, ia juga membantu wanita itu bangkit perlahan.
Nata hanya mengangguk kecil dan menyingkirkan tangan laki-laki yang tidak ia kenal dari lengannya. Sembari mempertahankan keseimbangannya, Nata menjauhi Ken dan menuju meja administrasi untuk menyelesaikan semua pembayaran.
"Kau akan pergi begitu saja?" Nata menoleh terkejut saat laki-laki ini masih mengikutinya.
"Saya sudah baik-baik saja, saya hanya tidak terbiasa dengan alcohol, terimakasih sudah membawa saya kesini." Nata tersenyum kecil dan mengangguk sebelum meninggalkan laki-laki itu.
Ia memilih menggunakan taksi untuk pergi darri rumah sakit.
***
"Kau benar-benar gila, semua orang di IGD membicarakanmu, seharusnya kau tidak membawa wanita itu kesini." Aldo menatap Ken yang dengan santainya menghabiskan jatah makan siangnya. Laki-laki didepannya adalah primadona. Sekalipun menyandang status duda, jelas tidak membuat kharisma seorang Keanu Rivaldi luntur begitu saja. Dia itu Duren Mateng a.k.a Duda Keren Mapan dan Ganteng, pasti nggak akan ada yang nolak pesona pria satu ini. Bahkan, Aldo yang notabenenya adalah seorang laki-lakipun mengakui hal itu.
"Come on, aku tidak memiliki kekasih disini, lagipula ini rumah sakit terdekat dari posisiku semalam." Ken berdecak sebal pada sahabatnya yang terus mengoceh.
"Tapi banyak wanita yang patah hati karenamu..."
"Perasaan mereka bukan urusanmu, Do! berhenti mengocehkan hal yang tidak penting!" potong Ken cepat, matanya melotot pada Aldo yang hanya cengengesan sembari menggigit keras permen hingga berbunyi 'tak' yang cukup keras, "dan berhenti menggigit permen!" imbuh Ken sebal.
"Caraku makan permen bukan urusanmu, Ken!" balas Aldo setengah menyeringai.
***
Nata menatap matahari yang tenggelam. Ia menghentikan seseorang yang sedang berjalan dan memintanya untuk mengabadikan sebuah foto. Setelah mengucapkan terimakasih, Nata membuka gallery pada phonselnya.
Seharian ini ia sudah pergi kebanyak tempat dengan mengendarai mobil yang dia sewa, semua tempat yang ia kunjungi adalah tempat yang pernah ia kunjungi bersama dengan Matt, hanya untuk mengenang pria itu untuk yang terakhir kalinya.
Nata duduk disalah satu kursi sebuah restoran seafood yang cukup terkenal. Ini adalah tempat terakhir yang ia kunjungi dengan Matt, sesaat sebelum Matt kembali ke Negaranya untuk mengurus beberapa hal yang sampai saat ini tidak Nata ketahui.
Ia membuka laptopnya dan mengcopy foto yang dia ambil seharian ini. Ia berniat membuat sesuatu, semacam video yang akan mengangkat sedikit kenangan yang sempat ia ciptakan bersama Matt sekaligus kejelasan mengenai channel youtube'nya yang kemungkinan akan ia tutup secara permanen.
Sejak awal, channel youtube bernama Matt&Nat itu hanya akan mengisahkan kehidupannya dengan Matt, dan ketika pria itu sudah tiada, sudah sewajarnya Nat menutup akun youtube itu selamanya.
Ini adalah pilihan yang terbaik baginya.
***
Pada bagian pembuka Video, Nata menaruh video saat Matt menatapnya. Keduanya tampak bahagia dan seolah tidak terpisahkan. Tawa Matt dan Nata mengalun disepanjang opening video.
Pada satu menit awal, semuanya tampak bahagia sampai pada akhirnya Nata menyisipkan fotonya dengan Matt disebuah restoran, lalu diganti dengan foto Nata yan sendirian di tempat yang sama.
Kita pernah mengukir cerita kita bersama.
Entah itu sebuah kebagaiaan ataupun kesedihan.
Matt... sejauh apapun kau pergi kau akan selalu ada untukku, untuk kami semua yang akan selalu merindukanmu.
-----
Lama nggak update nih, ada yang kangen Nata sama Jarvis?
Semoga kalian suka part ini.
Love, Bella PU
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BR[OK]EN
Random"Apa aku sesakit itu sehingga harus bertemu dengan psikiater?" Ini adalah tentang wanita yang merasakah kesendirian, kesepian dan kehilangan. Natalia, wanita itu memilih untuk mengakhiri hidup yang seolah tak berpihak lagi padanya. Tapi, sepertiny...