20

19 7 2
                                    

P

Hai Ris ini aku Dinda

Oh Dinda, ada apa ya?

Itu aku cuma mau ngasih tau soal lokasi tempat reunian kita soalnya ada perubahan.

Ohh, emang di mana?

Di puncak, di vila keluarga aku

Tapi aku kayaknya gak bisa ikut deh:'(

Loh kok gitu sih Din?

Mobil aku rusak parah nih, jadi gak bisa di bawa yang lain udah ada pasangan padahal awalnyakan naik mobil tapi malah pada naik motor aku gak tau harus nebeng sama siapa.

Aku kosong kok, sama aku aja biar aku jemput

Ehh beneran? Gak usah kalian aja aku gak apa-apa kok

Gak bisa dong kan kamu yang ngajak  lagian itu juga vila keluarga kamu masa kamu yang gak ikut.

Emang gak ngerepotin?

Gak lah

Ya udah makasih ya.

Sip santai aja kayak sama siapa aja dih

Heh iya deh, oh ya jangan lupa simpan nomor aku ya

Udah kok, mana mungkin lupa sih

Din kok kamu belum tidur sih? Ini kan udah malam katanya dokter kok suka begadang

E

hh ini aku lagi nyiapin barang yang mau di bawa kok.

Ya ampun kan besok bisa tidur gih nanti sakit loh


Kamu sendiri belum tidur loh:'(

Akukan ada tugas malam, jadi belum bisa tidur

Oh iya ya aku lupa heheh

Dasar

Y

a udah aku tidur ya:)

Night

👍

Dinda menatap layar ponselnya dengan berbinar, dia gak nyangka Aris akan secepat itu menawarinya tumpangan dan memperhatikannya.

Dinda merasa melayang dengan perhatian kecil yang Aris berikan padanya, hal sepele yang membuat ia terus menerus tersenyum.


Ia tidak menyangka orang yang dulu sering ia bully dan panggil dengan si keledai itu kini menjelma sebagai seorang pangeran.

Aris yang dulu sangat-sangat jelek menurutnya,yang memiliki banyak jerawat, berkaca mata bulat, dan suara yang sangat jelek itu kini sangatlah tampan.

Kenapa tidak dari dulu dia tampan, kan Dinda tidak harus mencaci maki Aris  saat menebak dirinya dulu malahan dengan senang hati ia akan menerimanya.

"Aku jamin dia akan menjadi milikku, secara aku masih cantik."gumam Dinda di depan cerminnya.

Dinda menatap pantulan dirinya dengan senyum yang mereka, ia akan membuat Aris jatuh hati kepadanya saat reunian itu pasti!

"Ahh, aku harus memakai baju apa ya? Ini ah gak terlalu terbuka bisa-bisa Aris ilfil lagi."gumam Dinda saat melihat baju yang barusan ia ambil.

Baju tanpa lengan dengan panjang di atas lutut yang apabila ia pakai akan membentuk lekuk tubuhnya dengan jelas.

Dinda mengambil sebuah gaun berwarna putih dengan motif bunga, gaun sederhana yang di berikan ayahnya dulu.

Gaun ini tidak pernah Dinda pakek karena menurutnya terlalu sederhana dan murahan.

Tapi kali ini ia akan memakainya untuk menarik perhatian sang pujaan hati.

"Yah sepertinya ini cocok."

Setelah menyiapkan gaun yang akan ia gunakan, dinda menggantung gaun itu di tempat khusus baju yang akan ia bawa liburan.

Dinda sudah menyiapkan semuanya dari jauh hari karena Dinda tipe gadis yang tidak suka ribet dan rempong.

"Sekarang waktunya tidur!"pekik Dinda. "good night Aris,"

....
S

etelah berpamitan seorang wanita kini berjalan menyusuri trotoar jalan.

Ryn wanita yang kini sedang berbadan dua itu baru saja mengayuhkan kakinya dari tempat ia mencari uang.

Setiap gang kecil ia telusuri tanpa rasa takut, semenjak beberapa bulan tinggal di daerah ini membuat ia hapal tempat yang aman untuk ia lewati.

Walaupun pencahayaan yang ada minim tapi gang ini sering di lalui warga jadi jadi ia tidak terlalu khawatir.

"Anak bunda capek ya?"monolog Ryn pada perutnya yang sudah sedikit membucit.

Umur kandungan Ryn saat ini sudah memasuki bulan ke delapan, walaupun tidak sebesar ukuran ibu hamil pada umumnya tapi bayi Ryn semuanya sehat.

Kenapa Ryn yakin? Yah tentu saja karena Ryn tidak pernah lupa periksa keadaan bayinya setiap saat ia tidak akan pernah melewatkan semua itu.

"Sebentar lagi kita sampai ok, kalian tenang saja."ujar Ryn lagi. "nanti Bunda masakin kalian sayur bayam ya."

Sepanjang perjalanan Ryn terus mengelus perutnya, rasa tak sabar ingin berjumpa para malaikat kecilnya membuat terus tersenyum.

Bahagia? Tentu saja Ryn sangat bahagia walaupun ia harus menghadapi semuanya sendiri tanpa keluarga dan teman.

Tapi itu tidak masalah, karena definisi bahagia menurut Ryn saat ini adalah kesehatan dan keselamatan anak-anaknya.

Anak-anaknya? Tentu saja si kembar yang ada di perutnya saat ini.

Bayi yang ada di kandungan Ryn saat ini memang bayi kembar dan yang lebih wawnya lagi kata dokternya bayinya itu perempuan dan laki-laki.

Ryn sebenarnya tidak mempermasalahkan jenis kelamin anaknya tapi saat ia mendengar anak-anaknya berbeda jenis kelamin rasanya sangat menakjubkan

"Awss,"

Ryn meringis saat tubuhnya terjatuh di aspal yang dingin, perutnya terasa keram dan sangat sakit.

"Akhhh!"

Ryn menatap orang yang menabraknya itu dengan raut kesakitan tapi pria yang ada di hadapannya itu seolah tidak perduli dan pergi begitu saja.

"Sa-sakittt!"

Ryn merintih saat perutnya terasa amat sakit, tidak! Ia tidak mau terjadi sesuatu pada anak-anaknya.

Air mata Ryn semakin deras berjatuhan saat merasakan sebuah cairan kental yang keluar, Ryn berusaha merabanya dengan harap cemas.

"Tidak! Akh! To-tolong."

Ryn terus berteriak meminta bantuan tapi tidak ada satupun yang menolongnya hingga kegelapan yang menguasainya.

StrunggleDie {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang