15

24 7 0
                                    

Hari demi hari kehidupan Ryn semakin membaik, sekarang kehidupan Ryn sudah seperti sediakala.

Begitu juga dengan kandungan Ryn yang tidak terasa kini sudah menginjak bulan ketiga, akan tetapi jika di lihat perutnya masih rata tapi babynya berkembang dengan baik kok, Ryn menikmati masa-masa kehamilannya ia sangat senang akan kehadiran bayi yang ada di perutnya.

Berbeda dengan ibu hamil seperti umumnya, baby dalam kandungannya sangatlah mengerti akan kondisinya sehingga babynya tidak meminta banyak hal.

Paling babynya kadang-kadang akan rewel jika melihat sayur bayam, dan itu menurut Ryn bukanlah hal yang sulit setidaknya masih bisalah membelinya.

Ryn, juga tidak pernah mengalami yang namanya morning sick yang membuat ia sedikit kecewa, tapi tidak menjadi masalah besar asal anaknya tumbuh dengan sehat.

"Pagi Ryn,"sapa seorang perempuan berkacamata.

"Pagi,"balas Ryn dengan senyum manis.

"Wah, kenapa senyum-senyum hari ini."

"Heheh, gak ada apa-apa kok put."

"Yakin gak ada, hayo ngaku ada apa. Ketemu cogan ya? "goda perempuan yang bernama Putri.

"Ihhh cogan apaan sih, gak ada apa-apa kok Put beneran."ujar Ryn sambil mengembungkan pipinya.

Putri perempuan itu hanya geleng-geleng kepala dengan kelakuan Ryn, gadis itu tertawa kala melihat Ryn yang berajuk karena ia jahili dan sekarang ia kini di jahil salah satu karyawan di kafe tempatnya bekerja.

Yah, Ryn memang sekarang sudah dapat pekerjaan, bisa dikatakan sekarang sudah memasuki minggu ke enam ia bekerja di kafe ini.

Pegawai di kafe ini juga mayoritas orang-orang yang kurang beruntung seperti pengemis.

Ryn bersyukur bisa bertemu dengan Tania, pemilik dari kafe ini, ia dengan murah hati memberika Ryn pekerjaan saat ia lagi luntang lantung mencari kerjaan.

"Ihhh Ryn kok jerawatan sih,"goda seorang cowok padanya.

"Gak! Apaan sih aku gak jerawatan tau!"kesel Ryn.

"Bener loh, liat tuh put gede banget kan?"yang di balas anggukan oleh Putri.

"Udahlah Roy jangan di ganggu terus, nanti nangis."ujar Siska pegawai yang selalu membela Ryn.

"Bener kak, omelin aja Roy itu si Putri juga "adu Ryn.

Roy yang melihat kelakuan Ryn mendelik kesal pada Ryn, bukan apa jika sudah seperti ini Siska pasti akan memarahi ia habis-habisan.

Beda dengan Putri perempuan itu sudah ngacir kebelakan, dengan alasan mengambil pesanan pelanggan.

"Kamu ini, gak usah jail jadi orang lihat noh di belakang cucian menumpuk sebaiknya kamu nyuci aja sana."cerocos Siska yang membuat Ryn tertawa. "kau dengar tidak Roy!"

"Iyaiya aku dengar Sis, jangan galak-galak lah nanti cepet tua."celtuk Roy.

"Kamu ngata-ngatain aku ha!"

"Tidak Sis jangan suudzon."

"Siapa yang suudzon, emang benarkan!"

"Aku gak mengatain kamu Sis."

"Bohong!"

"Gak,"

"Apa?"

"Udahlah aku mau kebelakang,"ujar Roy meninggalkan Siska dan Ryn.

"Ambekan."cibir Siska yang melihat tubuh Roy pergi menjauh.

Ryn memeletkan lidahnya kearah Roy saat Roy membalikan tubuhnya yang pertanda ia sudah menang.

Ryn memang tidak seceria dulu, yah iya sangat sadar akan perubahan itu tapi Ryn juga tidak menutup diri, ia cukup bahagia dengan kehidupannya saat ini.

"Ryn, tolong buang sampah? Aku harus mengantar pesanan."ujar Putri yang baru keluar dari belakang.

"Baiklah."

....

"Berapa usia kandungannya?"tanya seorang pria.

"3 bulan,"jawab temannya acuh.

"pastikan ia di pecat dari sini,"ujar pria itu dingin.

"Kafe ini milik seseorang yang lumayan berpengaruh di kota ini, jadi kita tidak bisa sembarangan."jelas teman pria itu.

Pria itu menatap Ryn dengan lekat seakan tidak ingin wanita itu hilang dari hadapannya.

Tangannya mengepal kuat, menahan gejolak amarah yang tiba-tiba datang.

Dari mobilnya ia dapat melihat Ryn yang sedang membuang sampah, ada kebencian pada tatapan pria itu saat melihat Ryn yang tersenyum lepas pada seorang pelanggan.

"Onesia Erika Ryn, wanita itu harus bertanggung jawab,"kata pria itu.

"Apa yang kau maksud?"tanya temannya mengalihkan pandangannya ke arah objek yang temannya tatap sedari tadi.

"Dia, wanita ular itu harus bertanggung jawab atas perbuatannya,"ujar pria itu sinis. "karenanya putraku harus mendekam di penjara!"

"Kau tau itu bukan kesalahannya,"

"itu cuma trik liciknya agar keluarga Fernando menempatkan posisi yang bagus dalam dunia bisnis. Ia menjelek-jelekan nama keluargaku melalui putra ku yang bodoh!"

"Kau sudah melihat buktinya, dan semua itu memang nyata kesalahan putramu dan teman-temannya."

"Kau tidak tau apa-apa, keluarga itu memang selalu ingin menjatuhkan keluargaku sejak lama tapi tidak bisa!"

"Jangan buat asumsi seperti itu, ingat wanita itu ia sedang mengandung cucumu,"kata teman pria itu. "dan yang ku tau kau dulu sangat dekat dengan keluarga Fernando, bahkan kau sering berkunjung ke sana ku yakin kau tau gimana sifatnya.

"Dia bukan cucuku!  Dan tidak akan pernah menjadi cucu dalam kelauargaku, dan yah kau benar aku tau tentang keluarga itu yang maruk akan milik orang lain."

"Jangan menyesal akan kata-katamu itu dia tetap sahabat kita apa lagi dengan ikatan ini."

Pria itu hanya tertawa sinis ia tidak akan pernah menerima wanita murahan itu di keluarganya walau apapun yang terjadi dan belum tentu itu cucunya.

Karena bukan cuma cucunya yang melakukan hal itu tetapi ada tiga ora g lagi dan bisa saja itu anak salah satu dari ketiga orang itu.

StrunggleDie {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang