Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yoon Jaehyuk, Kim Junkyu, dan Park Jihoon.
Tiga sekawan yang terkenal sebagai biang onar di Wayo Senior High School. Setiap hari selalu saja banyak tingkah, membuat guru konseling kepalang hapal dengan mereka. Tetapi berkat titel 'biang onar' yang tersemat di belakang nama mereka, hampir seluruh murid perempuan mengagumi mereka.
Nakal tapi kaya dan pintar. Tipikal bad boy katanya.
Ada Jaehyuk yang sering bolos tapi tidak pernah turun dari ranking 1. Ada Junkyu yang menjadi playboy kelas kakap lalu mendapat karma karna tak kunjung mendapatkan kekasih hingga sekarang. Lalu Jihoon, yang selalu mengetuai setiap kenakalan yang ketiganya lakukan.
Tetapi selain mereka, ada seseorang yang kerap menjadi pusat perhatian. Lebih dari yang mereka bertiga dapatkan. Namanya Mashiho, murid pindahan dari Tokyo. Bertubuh mungil, cerdas, dan entah bagaimana bisa bergaul dengan Jaehyuk, Junkyu, dan Jihoon.
Intinya Mashiho cukup menarik hati baik siswa maupun siswi Wayo Senior Highchool. Termasuk Jaehyuk.
"Kau makin tampan saja."
"Ya, dan kau tetap pendek saja."
Sapaan pertama yang Mashiho dan Jaehyuk saling lontarkan mengundang tawa keduanya. Reuni yang sangat hangat. Membuat Asahi rasanya ingin sekali menarik kerah kemeja Jaehyuk dan membawanya keluar dari kafe tempat mereka bertemu.
"Mashiho."
Pria mungil itu mengulurkan tangannya. Asahi segera menyambutnya, sebagai formalitas tentu saja.
"Asahi."
"Kenapa kau kembali?"tanya Jaehyuk penasaran. Mengalihkan perhatian Mashiho dari Asahi yang terlihat tak begitu bersahabat.
Mashiho menaikkan satu alisnya, "Tidak boleh?"
Jika dihitung sudah 5 tahun sejak mereka lulus sekolah, dan sejak itu pula Mashiho meninggalkan Korea untuk tinggal di tanah kelahirannya. Dalam jangka waktu tersebut, pria mungil itu lost contact dengan semua temannya di Korea. Untuk alasan yang Jaehyuk tidak ketahui sama sekali.
"Aku merindukan tempat ini. Walaupun hanya sebentar ada banyak kenangan yang membekas. Karena itulah aku kembali."
"Bukan karna kau sedang dalam pelarian menghindari masalah, kan?"
