1.2 | Tuyul dan Samantha

4.7K 713 122
                                    

D U A L I T Y

*

*

*

*

*

Pukul 11 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 11 malam.

Biasanya seterlambat apapun Jaehyuk pulang kerja, tidak akan melewati batas pukul 10. Ini semua karna papa tercintanya yang tiba-tiba mengatakan cuti seminggu, dan menyerahkan seluruh pekerjaannya pada Jaehyuk.

Parahnya lagi, Junkyu yang merangkap sebagai sekretarisnya kini mengurus cabang perusahaan di Tokyo.

"Kau terlihat seperti karyawan yang baru di phk."

Jaehyuk tersenyum tipis menanggapi ucapan tetangga di samping unit apartemennya yang kebetulan juga baru pulang kerja. Paman Lee, begitulah Jaehyuk dan Asahi memanggilnya.

"Itu hal biasanya, nak. Kau harus nikmati rasa lelah di usia muda. Karna lelah itu yang nantinya akan mempermudah hidupmu di usia tua."

"Haruskah aku merasa beruntung?"tanya Jaehyuk sembari tertawa pelan.

"Tentu. Tidak semua orang memiliki kesempatan itu."

Usai Paman Lee menghilang dari balik apartemennya, Jaehyuk mengendikkan bahu lalu membuka pintu apartemennya sendiri.

Ruang tengah gelap gulita. Dipastikan Asahi sudah tidur. Lagipula istrinya itu tidak akan mau menunggu Jaehyuk pulang.

"Tumben baru pulang."

Oh, Jaehyuk salah besar. Asahi rupanya masih terjaga. Nyonya Yoon itu tengah membaca novel tebal meja makan, bersama beberapa camilan menemaninya. Jangan lupakan kacamata baca yang bertengger di hidung mancungnya.

"Biasalah, si tua bangka libur." Jaehyuk menyambar kopi milik Asahi, "Kau sendiri? Tumben menungguku."

"Cih, percaya diri sekali. Insomnia ku kambuh."

Alah, dasar tsundere.

"Insomnia kambuh? Yakin? Atau guling kesayangannya tidak ada makanya-AW!"

Gagal kan. Niatnya bercanda malah digeplak buku tebal. Untung cinta, kalau tidak sudah Jaehyuk libas balik.

"Sakit Sa! Astaga......"

"Lemah."

Dia yang berbuat, dia yang bertanggung jawab. Itulah Asahi.

Ia mengusap kening Jaehyuk yang memerah akibat hantaman novel miliknya, diiringi tawa tentunya. "Makanya jangan bicara macam-macam."

"Apanya yang macam-macam? Itu kan benar. Kau saja yang gengsian."

Duality || JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang