23. Sebuah Senyuman

40.1K 4.4K 197
                                    

Jangan lupa vote comment please, jangan dibaca terus tinggal pergi

SELAMAT MEMBACA 

23. SEBUAH SENYUMAN

Pagi itu, semua siswa kelas sepuluh berkumpul di lapangan. Semua Anggota OSIS inti sudah berdiri di depan sana dengan mengenakan jas OSIS-nya. Agar semua siswa tidak capek karena berdiri, mereka dipersilakan duduk selesahan. Akan ada pengumuman dan jika ada pertanyaan dari sebagian siswa akan memudahkan mereka untuk mengetahuinya.

Geanno sudah memegang mic, ia membacakan maksud dan tujuan camping tahunan yang biasanya di adakan kepala sekolah SMA Aksara Bangsa, minggu depan. Semuanya mendengarkan dengan seksama, para siswa juga sudah membawa buku dan pulpen masing-masing untuk mencatat apa saja yang di perlukan.

Keyra memfokuskan pandangannya ke Revan. Lelaki itu semakin tampan jika memakai jas OSIS. Ia tak berhenti untuk tidak memandang ke arahnya. Aurel sedari tadi juga tersenyum sembari memandang Genta. Alih-alih mendengarkan pengumuman dengan baik. Gita yang patut di contoh, ia mendengarkan dengan seksama. Sementara Deva sibuk menjahili teman-teman sekelasnya dengan memasukkan bebatuan ke seragam temannya.

Setelah selesai, Geanno mengoper mic pada Nara yang bertugas menjabarkan peralatan yang harus mereka bawa. Hampir setengah jam mereka berada di lapangan, setelah semua selesai mengumumkan informasi berkaitan camping dan juga membagikan surat izin untuk siswa kepada orang tua masing-masing. Semua siswa kembali ke kelas masing-masing.

"Beneran camping-nya di hutan? Gue kira di sekolah," ujar Gita. Ia tidak bisa membayangkan berada di hutan semalaman. Baginya menyeramkan.

"Kaya anak SMP aja lo camping di sekolah!" ujar Deva.

"Nyinyir mulu lo!" balas Gita.

"Gue udah mikir di hutan sih," kekeh Aurel. Mereka berjalan kembali ke kelas. Jam pelajaran terpotong seperempat karena terpakai untuk pengumuman tadi. Tentunya kegiatan ini sudah mendapatkan izin dari kepala sekolah.

"Dari dulu gue pengin banget camping, akhirnya kesampaian!" seru Keyra. Dari dulu, ia ingin sekali camping, walaupun hanya sekedar di depan rumah. Tapi Carissa tidak mengizinkannya. Lagi pula ia harus membeli tendanya terlebih dahulu karena tidak punya. Tapi sekolah sudah mengadakan camping dengan tenda yang sudah di siapkan, jadi Keyra tidak perlu membeli apapun.

"Gue yakin bakal seru!" sahut Deva.

 🎨🎨🎨

Keyra, Gita dan Aurel bersepakat untuk tidak memberitahu pasangan masing-masing jika mereka mengadakan triple date dengan taruhan. Mereka sudah berada di salah satu cafe dekat sekolah. Mereka masing-masing duduk di meja yang berbeda namun tetap dalam satu barisan. Gita sudah bersama Ari sejak awal, sementara Genta dan Revan masih mengikuti rapat OSIS di sekolah. Keyra dan Aurel sedang menunggu mereka pulang. Deva tadi memutuskan untuk pulang terlebih dahulu mengganti pakaiannya. 

Hingga hampir setengah jam, Genta akhirnya menampakkan diri. Ia menghampiri Aurel seorang diri. Keyra celingak-celinguk mencari seseorang. Ke mana Revan? Apa lelaki itu belum sampai?

Beberapa saat kemudian, seorang lelaki dengan pakaian serba hitam dengan wajah yang sedikit tertutup topi hoodie melangkah masuk dengan menunduk. Dari postur tubuhnya Keyra menebak bahwa itu Revan. Benar saja lelaki itu kini duduk di kursi depan Keyra. Kedua sudut bibirnya tertarik. 

Lelaki itu melepaskan topi hoodie-nya. Namun justru membuat senyuman Keyra luntur seketika. Bukan Revan, melainkan Deva! Lelaki itu tersenyum jahil. 

My Killer Ketos (New Version-Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang