29. Ngedate

39.4K 4.4K 461
                                    

SELAMAT MEMBACA

29. NGEDATE

KeyraDntr
Kak Geanno, besok malem di cafe Arboreo aja ya jam 7.
15.32

Kenapa hari ini terasa menyeramkan ya? Keyra tidak tenang sedari tadi. Jam dinding seolah berputar lebih cepat dari biasanya. Ia mengigit jarinya sendiri. Satu jam lagi, jam tujuh. Keyra belum siap-siap sebenarnya.

Keyra mendengus lalu mau tak mau mencari pakaian yang cocok. Yang tidak terlalu jelek, tidak juga terlalu bagus. Ini hanya kencan sebagai kalah taruhan, lagi pula dengan Geanno. Ia tidak perlu melakukan hal yang berlebihan. Ia hanya akan melakukan itu jika bersama Revan.

Keyra memilih kaos putih dengan jumpsuits berwarna hitam saja. Ia selalu berpenampilan sederhana namun selalu terlihat manis bagaimanapun.

Setelah mengganti pakaiannya. Ia berdiri di depan meja riasnya.

Rambut.

Bagaimana dengan rambutnya?

Sejak kapan Keyra jadi mempermasalahkan tampilan? Tidak, ia bukan ingin tampil menarik, tapi bagaimana agar ia tampil biasa saja. Lalu ia kuncir saja ekor kuda, ia tidak sadar jika dengan begitu paras cantiknya semakin terlihat jelas. Setelahnya ia meraih converse putih kesayangannya.

Sebelum keluar kamar ia meraih sling bag dan ponselnya.

Keyra tidak sadar jika penampilannya membuat dirinya lebis manis. Percayalah, lelaki mana saja yang melihatnya akan langsung tertarik. Ia ke cafe dengan Rendi yang berniat mengantarnya.

Keyra mendorong pintu cafe menghasilkan bunyi dentingan. Beberapa orang di dalam menoleh untuk melihat siapa yang masuk.

Keyra berharap Geanno belum datang, atau perlu tidak datang. Ia belum siap bertemu dengannya, apalagi di luar sekolah.

Keyra duduk di meja sebelah kiri dekat jendela kaca. Ia meremas tangannya yang sudah mulai dingin. Jika kakinya tidak terlindungi sepatu, pasti sudah dingin juga.

"Selamat malam Mbak, mau pesan apa?" Seorang pelayan perempuan mengagetkannya. Ia meletakkan menu di hadapan Keyra. Entah kenapa ia jadi kagetan begini.

"Em..nanti aja ya Mbak, lagi nunggu temen." Keyra menyengir.

"Oh, saya permisi ya, nanti panggil aja." Pelayan tersebut sudah pergi. Keyra melirik jam di ponselnya. Lima belas menit lagi jam tujuh. Ia tidak berhenti mengigit bibir bawahnya.

'Ting!'

Suara dentingan membuat Keyra mendongak ke arah pintu. Bukan Geanno, melainkan sepasang kekasih yang baru saja masuk.

Keyra menggosokan kedua telapak tangan yang dingin. Padahal ia berada di dataran rendah, tetapi rasanya seperti di dataran tinggi. Atau memang cuaca hari ini dingin?

Kenapa jantung Keyra berdebar tak keruan gini? Dirinya jadi gregetan sendiri. Rasanya ingin pergi saja dari sini. Tapi bagaimana jika Geanno datang? Yang ada Geanno menghukumnya di sekolah. Ah! Keyra berharap Geanno tidak datang.

'Ting!'

Keyra mendongak, matanya membulat melihat sosok Geanno dengan pakaian serba hitam. Ia memakai hoodie berwarna hitam dan jeans hitam.

Kenapa jantung Keyra kian menggila? Siapapun tolong jelaskan, ini kenapa?

Keyra buru-buru memutar badannya ke arah jendela, membelakangi arah datang Geanno. Berharap Geanno tidak melihatnya lalu pulang, jika Geanno marah karena mengira ia tidak datang, ia bisa mengirim bukti foto jika ia berada di cafe. Tapi sialnya nasibnya tidak begitu.

My Killer Ketos (New Version-Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang