2. MEMILIH

34 28 5
                                    

"Tuhan, bantu aku dalam memilih agar aku tak salah mengambil langkah"

******

"Nasha!"

Nasha hanya melirik sekilas saat tantenya memanggil.

"Tadi papa kamu nelfon tante." Mendengar itu, Nasha yang sedang mencuci piring langsung menoleh menatap serius. Namun Nasha masih menunggu kalimat berikutnya.

"Papa kamu bilang, nanti setelah kamu lulus SMP kamu lanjut SMA di Jakarta aja sama mereka," ucap Vera dengan nada pelan.

"Hah? Untuk apa? Bukannya mereka gak suka kalau Nasha ada disana?" tanya Nasha menahan gejolak sedih dihatinya.

"Nasha. Gak boleh ngomong gitu yaa. Kamu boleh pikirin lagi yaa. Dan kalaupun kamu disana nanti kamu bebas kalau mau main kesini," ucap Vera sambil mengelus rambut indah Nasha.

"Tapi Nasha gak mau tan. Nasha mau sana tante aja disini," kata Nasha lalu menghambur kepelukan tantenya.

"Pikirin dulu sayang," ucap lembut Vera.

Terasa dipundak Vera bahwa Nasha menangis. Vera sebenarnya sedih tapi ia tak bisa berbuat apapun. Nasha masih punya orang tua. Hanya saja karna fakta itu mereka tak menyukai Nasha. Entah apa yang akan terjadi pada gadis cantik itu di Jakarta nanti.

*****

Hari sudah larut malam namun Nasha masih terjaga. Nasha masih memikirkan pilihannya. Ia sangat bingung. Disatu sisi ia tak mau meninggalkan Bandung, dimana tantenya, sahabatnya dan teman temannya tinggal. Namun disisi lain ia benar benar ingin berkumpul bersama keluarganya, bermain bersama adiknya.

Huhh...

Nasha duduk bersandar di punggung kasur. Mendadak Nasha teringat kata kata Zana saat dia ingin memilih tempat liburan.

"Kata orang kalau kita bingung saat memilih, kita harus ngikutin kata hati. Caranya? Tutup kedua mata lo, kosongkan pikiran lo dan berdoalah tentang hal yang mau kita pilih. Apa yang terlintas pertama, maka itulah ikuti."

Akankah Nasha harus mencoba cara itu? Kelihatannya, iya.

Nasha mulai menarik nafas perlahan dan menghembuskan nya untuk merilekskan tubuh dan pikiran. Nasha menutup matanya dan mengosongkan pikirannya. Nasha menyatukan kedua tangannya dan mulai mengucapkan doa didalam hati.

'Tuhan, engkau penciptaku, engkau pembentuk takdirku...
Tuhan, labirin yang engkau ciptakan sangat sulit untuk kulalui. Bukan aku menyerah! Aku tidak akan menyerah sampai dititik akhir Tuhan.
Namun...
Tuhan, bantu aku memilih agar aku tidak salah dalam mengambil langkah.
Bantu aku, agar aku bisa melewati labirinmu Tuhan.
'Amin'

For The LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang