3. TAK TERPISAHKAN

3 6 2
                                    

"Ngobrol secara online beda sensasi dengan ngobrol secara langsung."

*****

Sudah 3 minggu semenjak Nasha memberitahu tentang rencana kepindahannya ke Jakarta, dan selama 3 minggu ini pula Nasha merasa Zana sedikit berubah.

Langit menggelap, angin bertiup kencang, burung burung berterbangan pulang ke sarang masing-masing, di trotoar terlihat Nasha berjalan menuju rumah tantenya yang menjadi rumahnya selama ini. Namun, sedikit membingungkan ketika melihat Zana ikut berjalan bersama Nasha.

Yap! Ini perubahan Zana! 3 minggu belakangan ini, Zana selalu menempeli Nasha. Bahkan sudah 1 minggu ini Zana menginap dirumah Vera. Vera tidak keberatan. Justru ia senang karena Nasha punya teman cerita bila ia belum pulang bekerja.

"Zan, kayaknya mau hujan deh, kita teduh di warung itu dulu yuk!" Zana hanya menurut dan mengikuti Nasha yang sudah lebih dulu berlari menuju warung.

Lama mereka duduk, tapi hujan tak kunjung mereda. Sunyi. Itulah gambaran diwarung itu. Nasha dan Zana yang saling diam dengan pikiran masing masing. Ibu warung sedang duduk sambil menonton televisi didalam warungnya.

"Kita lanjut aja yuk! Sekalian main hujan!" Kata Zana lebih dulu membuka obrolan.

"Lo mau sakit, heh? Gak ada gak ada. Gak usah aneh aneh!" Tolak Nasha mentah mentah.

"Ihh ayo dong Sha, ga bakal sakit inimah"

"Tidak Zana Floriensha Amanda." Nasha masih pada pilihannya yang menolak ajakan Zana.

"Ih lo mah sama sahabat gitu! Padahal kan gue cuma mau senang senang dulu sama lo sebelum kita pisah." Sungut Zana dengan suara pelan namun masih terdengar oleh Nasha.

"Huhh, ya udah deh ayo," Zana terpekik kesenangan mendengar persetujuan dari Nasha.

Zana dan Nasha langsung memasang mantel tas mereka agar buku buku mereka tidak basah. Zana langsung berlari kebawah hujan setelah selesai memasang mantel tas nya. Nasha hanya bisa geleng geleng melihat tingkah sahabatnya itu. Seketika Nasha tersenyum pedih karna mengingat fakta bahwa ia akan meninggalkan sahabatnya itu.

"NASHA!" Lamunan Nasha terbuyar oleh teriakan itu. Nasha melihat Zana melambai tangan memanggil dirinya. Melihat itu Nasha berlari menyusul Zana.

Sore itu mereka habiskan sambil bermain hujan. Mereka terlalu asik hingga lupa bahwa senja sebentar lagi akan menyapa. Mereka bahkan tak peduli pada kesehatan mereka yang akan terganggu karna mereka terlalu lama bermain hujan.

******

17.27 mereka baru sampai dirumah Vera. Vera sudah berdiri didepan pintu rumah seperti akan pergi. Melihat Nasha dan Zana yang berlari menuju rumah, Vera mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Kalian darimana aja? Kenapa lama pulang? Ini apa lagi? Hujan hujanan? Kalau sakit gimana?" Tanya Vera penuh ke khawatiran, apalagi pada Zana. Ia takut jika terjadi apa apa pada gadis itu Nasha akan di salahkan.

"Kita main hujan tante. Seruuu!" Ucap Zana semangat.

"Iya saking serunya lo gak mau diajak pulang." Sindir Nasha.

"Ihh, lagian lo juga ngapain iya iya aja sama gw? Jadi kita sama sama salah wlee," Zana memeletkan lidahnya di akhir kalimat.

"Udah udah, sekarang kalian kedalam, langsung mandi, habis itu minum teh, baru tidur," Titah Vera

For The LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang