"Hati hati, dunia makin ganas! Semakin banyak siluman anjing yang berkeliaran. Ciri cirinya, tubuh seperti manusia tapi tingkah seperti anjing. Menggonggong dari jauh, dan diam bahkan kabur saat dihampiri!"
-Author
*****
"Kamar kamu diatas. Udah ada namanya di pintu." Ucap Anya saat Nasha dan Angga masuk ke dalam rumah.
"Nadya mana ma?" Tanya Nasha pada mama nya, Anya.
"Udah tidur. Udah sana, kamu masuk." Ucap Anya dingin lalu meninggalkan Nasha yang masih di ruang tamu.
Sudah seperti dugaan Nasha. Keluarga nya akan berespon seperti itu. Tapi kenapa mereka meminta Nasha tinggal bersama mereka jika seperti ini?
Nasha berjalan sambil membawa barang barangnya menuju kamarnya yang dimaksud sang mama. Ia segera menata kamarnya, menyusun semua barang barangnya. Setelah selesai ia tertidur karna kelelahan.
Nasha terbangun saat jam menunjukkan pukul 17.24. Nasha bergegas mandi dan turun kebawah untuk bertemu anggota keluarganya. Biarlah ia diperlakukan seperti tadi, tapi mereka tetap keluarga Nasha.
"Hai Nadya!" Sapa Nasha saat ia menghampiri keluarganya di ruang keluarga.
"Hai Kak!" Balas Nadya dengan senyuman manisnya.
Nasha duduk tepat disebelah Nadya. Gadis kecil itu menatap Nasha dengan senyuman yang mengembang.
"Nadya, yuk mama mandiin. Ntar kalau lama lama mandi bau busuk ditangkep orang gila nanti," Gertak Anya membuat putri kecilnya itu mengangguk karna termakan gertakan Anya.
Kini, hanya ada Angga dan Nasha. Entahlah, padahal keduanya adalah papa dan anak. Lalu, kenapa mereka malah canggung? Hanya keheningan yang ada.
"Dua minggu lagi pendaftaran SMA di buka. Siap kan semua berkas berkas keperluan kamu dari sekarang." Kata Angga dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
"Eh, kok cepet banget pa?"
"Emang begitu," Ucap Angga lalu meninggalkan Nasha sendirian.
Nasha bergegas naik ke atas untuk menyiapkan semua yang diperlukan untuk pendaftaran SMA nya. Nasha ingin menjadi anak yang penurut agar kedua orangtuanya memperlakukan Nasha seperti dulu.
*****
Kini Nasha dan Angga sedang berada di sekolah yang akan dimasuki oleh Nasha. Mereka sedang menunggu hasil pengumuman calon peserta didik yang lolos untuk masuk sekolah itu.
Nasha memperhatikan sekelilingnya. Nasha akui sekolah itu sangat cantik, bersih dan jangan lupakan sekolah itu begitu besar juga indah. Nasha mengagumi sekolah itu. Saat mengisi formulir pendaftaran tadi, Nasha sempat melihat akreditasi sekolah itu A. Ia juga sempat mendengar pembicaraan para orangtua yang mengatakan bahwa untuk masuk sekolah itu begitu diseleksi.
Lama menunggu, akhirnya hasil pengumuman di tempelkan di mading. Nasha dan calon peserta didik lainnya bergegas mencari nama masing masing.
Nasha dapat melihat namanya ada di urutan ke-2. Nasha langsung tersenyum lega. Nasha menghampiri Angga setelah memfoto kan daftar nama yang diterima itu.
"Pa! Nasha diterima!" Seru Nasha sambil menunjukkan layar handphone nya yang menampilkan daftar nama itu.
Angga melotot tak percaya. Ia pikir akan sulit menemukan nama Nasha karna harus membaca banyak nama diatasnya, ternyata tidak! Nama Nasha sudah ada di urutan ke-2. Angga tahu, urutan nama itu tidak di buat secara acak melainkan di urutkan dari nilai tertinggi calon calon peserta didik.
KAMU SEDANG MEMBACA
For The Last
Ficción GeneralSlow update ••••••••••••••• "Adakah hal yang begitu kamu nantikan disetiap waktumu?" "Ada," "Apa itu?" "Bahagia." ••••••••••••••• Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis dan seorang pria yang begitu mengharapkan kebahagiaan. Dunia begitu sempi...