Cindernana

1.2K 123 7
                                    

Jaemin menutup buku Bahasa Inggris yang telah menemaninya sejak pukul 7 tadi. Matanya melirik jam beker di atas nakas, cukup larut mengingat besok masih hari Rabu yang artinya ia harus berangkat ke sekolah. Ia bergegas membereskan buku, menyimpannya di dalam tas sekolah dan mulai mengambil posisi untuk tidur.

Ia berbaring menyamankan diri. Tangan kanannya terulur memencet saklar lampu tidur, mengubah cahaya menjadi kuning remang-remang. Ia menaikkan selimut sebatas dada, kemudian menatap langit langit kamarnya.

Terkadang ia berpikir bahwa hidupnya seperti Cinderella. Hidup bersama seorang ibu serta kedua saudara tirinya. Beruntungnya, mama adalah orang baik, menganggapnya seperti putra sendiri meski Jaemin tidak terlahir dari rahimnya. Begitu pun Renjun dan Haechan, saudara tirinya yang begitu menyayanginya, meskipun mereka sering membuatnya pusing dengan polusi suara setiap hari.

Renjun dan Haechan adalah kembar tak seiras, Haechan yang menuruni gen papanya, serta Renjun yang cenderung mirip dengan sang mama tiri. Keduanya ditambah Jaemin sudah seperti paket lengkap, kemana pun selalu pergi bertiga, tidak pernah ada yang tertinggal. Barang yang mereka miliki selalu sama, mama sengaja membelinya dengan model yang sama meskipun berbeda warna, menghindari resiko tertukar.

Jaemin memaklumi meski mereka beranjak dewasa, kebiasaan memadu padankan tidak pernah hilang dimakan usia. Tapi untuk saat ini Jaemin sedikit menyesali hal itu. Beberapa hari lalu, Haechan dan Renjun datang dengan langkah ribut mendobrak pintu kamarnya, memberitahunya bahwa mereka punya pacar. Renjun yang menggaet hati si anak taekwondo, serta Haechan yang meresmikan hubungan dengan kapten basket sekolah.

Tidak, bukan pacar si Renjun atau Haechan yang jadi masalah. Melainkan tingkah heboh keduanya yang memaksa Jaemin untuk mencari pacar dengan alasan agar mereka bisa triple date, hah. Menurut, Jaemin mereka berdua itu berlebihan, hingga berpikir untuk mendalangi acara kencan buta untuk Jaemin yang direncanakan beberapa hari lalu.

"KAMU HARUS PUNYA PACAR, KAMU TIDAK INGIN KAN DITENDANG DARI CLUB KITA KARENA JOMBLO SENDIRIAN?"

Lontar Haechan hari itu dengan menggebrak meja belajarnya. Ditambah kehadiran Renjun dengan snack ditangannya ikut acara demo dadakan Haechan sambil memelototkan matanya.

Dan sepertinya rencana ajaib saudaranya itu dimulai hari ini, ketika matanya menangkap notifikasi WhatsApp di layar hpnya. Sebaris klausa berupa ucapan 'selamat malam' dari kakak kelas yang menjadi target Renjun untuk dikenalkan padanya.

Mark Lee,

Pemenang olimpiade kimia 3 tahun berturut-turut. Begitu tutur Renjun tadi siang ketika mereka menghabiskan waktu mengisi perut kosong di kantin.

Membalas seadanya pesan dari sang kakak kelas. Ia mematikan ponsel dan menyimpannya di atas nakas. Mencoba memejamkan mata, bersiap untuk menghadapi hari esok, dan tentu saja bersiap untuk menyambut rencana tak tertebak dari kedua saudaranya.

.
.
.

Lupakan tentang pujian Jaemin mengenai saudara tirinya yang baik hati semalam. Faktanya, kedua saudara beda rahimnya itu sama saja seperti kisah original Cinderella. Kejam dan menjengkelkan.

Kejam dengan senyum lebar Renjun yang ia tampakkan di depan Jaemin seolah mengejeknya. Serta sikap menjengkelkan Haechan yang kini mulai berkicau mengucapkan kalimat-kalimat tidak penting kepada sosok lain yang ikut bergabung dalam sarapan pagi mereka.

"Silahkan dimakan ya Kak Mark, anggap saja seperti rumah sendiri"

Nada bicara Haechan yang terkesan diramah-ramahkan membuat Jaemin ingin menarik hidungnya sekarang juga. Mata Jaemin melirik kepada orang di sampingnya yang kini menikmati hidangan pemberian mamanya di piring.

Ethereal; MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang