"Don't be angry if many people approach me, because only you are in my heart"
Gadis bersurai coklat itu terbaring lemah sendirian dikamar, kondisinya yang sedang demam tinggi akibat kehujanan dan juga kecapean ditambah pola tidur yang tidak teratur sehingga membuat kesehatanya menurun saat ini.
Joanna ingin sekali menghubungi Mamanya ataupun orang terdekatnya tetapi baterai ponselnya sudah habis. Ingin melangkah saja kepala Joanna terasa berat dan pusing, maka ia urungkan niatnya untuk pergi kekampus hari ini.
Devon memarkirkan mobilnya didepan kosannya Joanna, dengan memegang plastik berwarna putih yang berisi obat, Devon masuk kedalam kostan putri itu, saat sudah berada didepan kamar Joanna Devon mengetuk pintu itu tetapi tak ada jawaban, sekali lagi ia mengetuk pintu itu namun nihil. Devon memberanikan diri membuka gagang pintu itu dan ternyata tidak dikunci.
Laki-laki berjaket Denim itu kaget saat dirinya menemukan Joanna yang tidur meringkuk diatas kasur. Dia pun langsung masuk menghampiri Joanna yang sedang pulas tertidur namun wajahnya terlihat sangat pucat. Devon menempelkan telapak tangannya di dahi Joanna ia merasakan suhu badan gadis itu sangat tinggi.
"astaga panas banget Jo." ucap Devon bermonolog sendiri.
Ia pun melirik kesamping lemari Joanna terdapat galon, dia pun berinisiatif mengngompres Joanna agar suhu badan gadis itu menurun. Devon mengngompres dahi Joanna menggunakan sapu tangannya, dengan hati-hati agar gadis itu tidak terbangun.
Setelah selesai menggompres Joanna, Devon melihat keadaan kamar Joanna tertata rapi, dibagian meja belajar terdapat begitu banyak sticky note yang tertempel disana, lalu laki-laki itu berjalan menuju meja dan membaca sebagian isi stiky note itu, namun dari begitu banyak yang tertempel diwall grid ada satu yang menarik perhatian Devon.
" I hide my feelings, keep them looked up,
But i like you a lot, i just can't say
it in front of you.sometimes I get mad
because the people who could be near you.
I think I love you, But I love you in the silence ".for my purple Rose (D <3)
Warna mawar ungu atau purple Rose. menunjukkan aura keagungan agung dan kemegahan. Mawar warna ungu juga sering dipakai untuk mengekspresikan cinta terpendam pemuja rahasia atau biasa disebut secret admirer sehingga Joanna menggunakan purple Rose untuk menggambarkan cintanya pada laki-laki bersurai hitam itu atau biasa disapa Devon.
Tersenyum penuh arti terukir di bibir laki-laki itu saat membacakan isi stiky note itu, walaupun menurutnya orang yang memiliki nama dengan awalan huruf D sangat banyak, tapi entah kenapa dirinya merasa kalau dikertas itu yang dimaksud adalah dirinya.
Melihat Joanna yang belum juga bangun, Devon pun pulang agar Joanna bisa beristirahat dengan tenang.
🌸🌸🌸
Joanna bangun dan merasakan dahinya sedikit terasa berat, saat ia memegang dahinya terdapat sapu tangan berwarna biru, Joanna bingung karena setaunya sebelum tidur ia tidak mengngompres dirinya. Tidak mau mencari tau siapa yang mengngompres-nya, Joanna berjalan mengambil air minumnya dan juga mencharger ponselnya yang mati.
Ia berjalan gontai menuju meja belajarlah dan mengambil alat chargernya disana, Dia menemukan secarik kertas yang ditaruh diatas plastik berwarna putih, Joanna mengambil kertas itu dan membaca isi kertas itu.
ingat obatnya diminum ^_^
Get well soon Joanna
from your purple Rose
DJoanna mengernyit saat membaca kertas itu, menurutnya tidak ada yang seorang pun yang tau kalo siapa itu purple Rose yang ia maksud, lalu siapa yang menuliskan ini untuknya?. Pikiran Joanna semakin menjadi-jadi siapa yang datang ke kosannya tadi.
"atau jangan-jangan Devon udah tau lagi?" batin Joanna
"ah malu gue kalau dia udah." Joanna bermonolog
tak mau kepalanya makin sakit Joanna simpan kertas itu didalam buku diarynya, lalu ia kembali mengambil plastik itu yang berisi obat flu didalamnya, Joanna tanpa sadar tersenyum miring melihat obat itu.
Joanna memesan nasi padang kesukaannya lewat go-food setelah ponselnya menyala, walaupun sakit tapi gadis ini masih saja menginginkan nasi padang.
Dirasakan tubuhnya sudah sedikit enakan namun flu-nya belum juga berkurang, sambil menunggu pesanannya datang Joanna duduk memperhatikan sapu tangan yang berada di tangannya, dicium sapu tangan itu yang wangi khas seorang laki-laki dan Joanna sangat suka dengan aroma ini.
Joanna kaget siapa yang membuka pintu kamar itu dengan kasar. Calvin muncul dengan raut wajah khawatir, dan tak lama Arvani mengikutinya dari belakang.
"Calvin?" tanya Joanna
"Jo, lo sakit kok lo gak ngabarin gue?" tanya Calvin khawatir tanpa basa-basi
"handphone gue mati Vin." jawab Joanna dengan suara yang masih terdengar lemas
"kebiasaan lo kalo main handphone sampe baterai habis, akhirnya giliran penting gak bisa hubungi orang kan lo?" omel Calvin
"iya maaf." jawab Joanna
"lo udah makan?" tanya Calvin
"lagi pesan gofood." jawab Joanna
"yaudah." balas Calvin lalu mengambil tempat duduk.
Joanna mengajak Calvin dan Arvani duduk bersama di ruang tamu kosannya, sambil menunggu makanannya datang. Tiba-tiba Sunny dan Prisca muncul dari arah pintu masuk, Joanna kaget melihat kehebohan kedua sahabat nya ini.
"lo kok gak ngasih tau kalo lagi sakit?" ucap Sunny
"handphone gue mati Sun makanya gak bisa ngabarin."
"ckck kebiasaan lo Jo." ujar Priska
Calvin sedari tadi hanya duduk dan sandaran dikursi sambil main game, hanya mendengar ocehan tiga perempuan itu.
pesanan gofood Joanna sudah datang, Sunny langsung mengambil piring untuk Joanna. Sedangkan Calvin kaget melihat pesanan Joanna yaitu nasi padang padahal dirinya sedang sakit tapi makan makanan yang pedas."astaga Jo, lo kan lagi sakit kok makannya nasi padang? itu kan pasti cabenya banyak banget!" omel Calvin
"dikit aja Vin, tenang." ucap Joanna santai
"ck malas gue nasehatin lo berkali-kali, tapi tetap aja ngeyel, mendingan gue pulang aja." kata Calvin yang sudah marah karena Joanna tidak pernah mendengarnya.
"lah kok marah sih?" tanya Joanna bingung pada Calvin yang sudah mengambil Jaketnya namun tak digubris sedikitpun oleh Calvin yang langsung pulang begitu saja.
"Jo, Calvin marah betul itu." bisik Prisca pada Joanna
"ah biarin aja lah mungkin juga lagi galau sama pacarnya makanya lampiasannya ke gue." ucap Joanna santai dan lanjut dengan makannya.
"yaelah Jo... Jo." decak Sunny pada Joanna.
Calvin pergi dari kosannya Joanna, ia menutup pintu mobilnya dengan kasar. Calvin bingung dengan dirinya yang tiba-tiba saja merasa sangat marah dengan kelakuan sahabatnya itu.
jangan lupa tinggalkan jejak kalian Luv💞
Ⓐⓝⓖⓔⓛⓐ
KAMU SEDANG MEMBACA
Taste The Feeling
FanfictionErlangga Devon Ravandra dan Jeffrey Gemintang. Dua sahabat yang memendam rasa pada seorang perempuan bernama Joanna Eva Yovanca yang juga sahabat mereka sendiri. Joanna lebih memendam rasa pada Devon tetapi seiring berjalannya waktu Jeffrey lebih m...