"Aku,....aku." So Eun merasa bimbang. Ia tiba-tiba bingung harus menjawab apa, sesaat ia sedikit menoleh ke arah kimbum terlihat pria tersebut tidak peduli padanya, lihatlah sekarang ia malah asyik mengobrol dengan wanita itu. Entah kenapa melihat itu So Eun menjadi sangat emosi dan tiba-tiba keraguannya menghilang. So Eun akhirnya membulatkan tekatnya untuk menjawab untuk menyetujui pernikahan ini.
"Aku ber......."
"Tunggu!!"
Seorang wanita memasuki ruangan tersebut berteriak untuk menghentikan pernikahan ini.
Kedua mempelai terkejut karena teriakan tersebut, begitu pula para tamu undangan yang juga terkejut.
Mereka semua menoleh ke arah objek yang berteriak tadi. Di sana, tepat di depan pintu altar berdiri seorang wanita dengan perut buncit. Kemudian wanita itu mulai melangkah menuju di mana kedua mempelai berdiri.
Tanpa orang lain sadari Tae ho dan ibunya menegang melihat kemunculan wanita itu yang tiba-tiba.
Nenek Kim bangkit berdiri dari duduknya diikuti oleh seluruh keluarga utama yang duduk di barisan depan. Disebelah mempelai perempuan keluarga So Eun juga ikut berdiri.
"Siapa anda, kenapa anda menghentikan upacara pernikahan cucu saya?" Tanya nenek Kim kemudian.
Wanita tersebut mengalihkan tatapannya dari Tae ho yang sedari tadi dipandanginya dengan tatapan terluka.
"Aku kekasih Tae ho, dan sekarang aku sedang mengandung anaknya!" Jawab wanita itu sambil menunduk memandangi perut buncitnya diikuti dengan elusan tangan untuk menunjukkan kebenaran.
Kontan saja semuanya terkejut mendengar jawaban wanita itu.
"Bohong!" Teriak Tae ho tiba-tiba memecahkan keheningan. Dan membuat para tamu undangan dan keluarganya memandang ke arahnya sekarang.
Merasa sudah mendapatkan perhatian Tae ho mulai kembali membela diri.
"Itu bohong, dia bukan kekasihku, dia hanya sekretaris yang ku pecat beberapa bulan yang lalu karena hamil, dan hari ini dia datang untuk mempermalukan aku karena tidak terima aku pecat."
Wanita itu memandang tajam Tae ho, air matanya telah mengalir.
"Aku memang sekretaris mu sekaligus kekasihmu atau lebih tepatnya aku adalah wanita yang kau manfaatkan dan kau janjikan dengan janji-janji manis mu yang palsu!"
"Jangan bicara sembarangan ya, aku tidak pernah menjanjikan apapun padamu, bahkan aku tidak pernah memintamu untuk menjadi kekasihku."
"Kau meminta aku untuk menjadi kekasihmu, kau juga meminta aku membantumu untuk melakukan kecurangan di perusahaan, bahkan hubungan kita masih terjalin saat kau bertunangan. Apa kau ingat apa yang kau bilang saat itu tentang tunanganmu padaku?"
Mendengar perkataan wanita itu Tae ho mulai emosi dan gugub.
"Penjaga apa yang kalian lakukan, cepat seret wanita ini pergi dari sini. Jika tidak ia terus mengocek yang bukan-bukan". Serunya dengan cepat kepada penjaga di pintu.Melihat gerak gerik Tae ho yang mencurigakan So Eun yang sedari tadi diam saja menyaksikan drama itu mulai bersuara untuk menghentikan langkah penjaga yang sudah hampir menyeret wanita itu keluar.
"Tunggu, biarkan dia menyelesaikan pernyataannya!"
"So Eun dia berbohong jangan percaya padanya, biarkan dia keluar dan kita bisa melanjutkan upacara pernikahan kita."
"Diam, dia berbicara benar atau tidak biar ku tentukan sendiri! Silahkan lanjutkan!"
"Tae ho bilang dia mau menerima mu karena ia ingin mendapatkan saham yang dijanjikan oleh neneknya, dan juga ia ingin menguasai perusahaan keluargamu jika nanti ia sudah menjadi suami mu."
"Tidak, itu tidak benar jangan percaya padanya"
"Apakah punya bukti untuk menguatkan perkataan mu ini?"
"Ada, aku perna merekam pembicaraan kami beberapa kali, karena aku takut dia akan mencampakkan aku kedepannya jadi ini bisa kujadikan sebagai senjata ku."
Wanita itu mengeluarkan handphone nya dan memberikan kepada So Eun setelah ia membuka folder yang ingin ditunjukkan.
So Eun membuka folder tersebut, ia sengaja menjauh dari Tae ho agar pria itu tidak mengganggunya. Ia membuka salah satu video teratas dan memutarnya dengan mengeraskan suara agar semua orang bisa ikut mendengarkan.
"Kenapa kau memecatku tanpa alasa yang jelas?"
"Sebagai karyawan kau tidak berhak mempertanyakan alasan seorang atasan"
"Karyawan? Dulu Kau bilang aku kekasih mu dan hari ini kau menganggap aku sebagai karyawan mu, kemana perginya status kekasih itu?"
"Bukannya aku sudah memutuskanmu kemarin"
"Apa karena aku hamil? Apa kehamilan ku ini kesalahan bagimu sehingga kau memilih mengakhiri hubungan kita?"
"Iya itu kesalahanmu, bukannya aku sudah mengingatkan mu untuk selalu meminum pil pencegah kehamilan dan kau melupakannya kan? Ohh atau kau sengaja lupa untuk meminum pil ya agar kau bisa menjebak ku"
"Tidak, aku tidak berusaha menjebakmu. Aku benar-benar lupa"
"Kalau begitu gugurkan anak itu, untuk membuktikan kau tidak menjebakmu"
Plakk (suara tamparan)
"Kau sangat kejam. Ini anakmu sendiri dan kau menyuruh aku sebagai ibu untuk membunuh anakku sendiri?"
"Heehhh, liat kau memang sengaja menjebak ku! Baik kalau kau tidak ingin menggugurkan anak itu secara suka rela jangan salahkan aku jika aku melakukannya dengan kekerasan nanti"
"Berani kau menyentuh anakku, aku akan bongkar semua kebusukan mu dan semua kecurangan mu di perusahaan. Dan jangan lupakan kau juga pernah mengatakan padaku kalau kau ingin menguasai perusahaan keluarga calon istrimu, aku bisa mendatangi dia dan membongkar semuanya."
"Kau berani mengancam ku? Jangan salahkan aku jika nyawamu jadi korban, lagi pula ancaman mu tidak akan mempengaruhi ku. Kau tidak punya bukti"
"Kau pikir aku tidak menyiapkan apapun, aku punya bukti untuk semua kebusukan mu. Jadi jika kau ingin membunuhku maka siap-siap lah semua kebusukan mu terbongkar!"
Kemudian terdengar suara pintu yang dibuka dan ditutup dengan membanting.
So Eun melihat semuanya, video tersebut memperlihatkan kalau videonya direkam secara diam-diam karena video tersebut tergoyang-goyang. Meskipun begitu wajah Tae ho terpampang jelas di sana.
Setelah video berhenti So Eun merasa sudah cukup, ia tidak perlu melihat video lainnya karena ini sudah lebih dari cukup. Ia berbalik untuk menghadap Tae ho dengan tampang marahnya.
Setelah sedikit meredakan emosinya So Eun melangkah mendekati Tae ho kemudian ia menampar pria itu dan melempar buket bunga pengantinnya ke arah wajahnya.
"Pernikahan ini batal, aku tidak ingin menikah dengannya!" Tunjuk So Eun ke arah Tae ho kemudian ia melihat ke arah nenek Kim yang sudah terlihat syok. "Aku minta maaf nek, aku tidak bisa mengabulkan keinginan kamu dan suamimu juga keinginan kakekku, aku tidak bisa melanjutkan perjodohan ini" So Eun sengaja mengutarakan kebenaran tersebut untuk menyelamatkan martabatnya dan keluarganya.
Setelah mengatakan itu So Eun berbalik untuk keluar tanpa menoleh lagi.
TBC
Sudah cukup panjang kah?
Cukup dulu ya, ini udah 1000 kata lebih loh. lanjutannya di chap selanjutnya.Jangan lupa vomennya ya🥰🥰🥰🥰