So Eun terbangun dari pingsan, ia mengedarkan pandangan dan ia langsung bisa mengenali kalau ia sekarang sedang berada di kamarnya sendiri. Saat ini ia ditemani oleh sang mama, beliau duduk di pinggir ranjangnya dan terus memandang ke arah dirinya.
Ada berbagai macam emosi yang tidak bisa di baca dengan jelas oleh So Eun dari tatapan mamanya. Beliau terlihat khawatir, sedih, kecewa, dan juga marah padanya.
"Mandilah! Dan siapkan dirimu dan turun untuk makan malam. Ada yang ingin kami bahas dengan mu setelah makan malam!" Kata sang mama kemudian ia keluar dari kamar, meninggalkan So Eun yang bertanya-tanya.
Tidak ingin membuat kedua orang tuanya menunggu lama, So Eun bergegas turun dari ranjang untuk mandi dan bersiap-siap untuk makan malam.
Setelah siap So Eun keluar untuk menemui kedua orang tuanya di meja makan. Sesampainya di meja makan keduanya telah berada di sana, mereka sepertinya sudah menunggunya lama. Tanpa basa-basi mereka langsung menikmati makan malam.
Setelah selesai makan, mereka memilih ruang keluarga di rumah itu yang jadi ruang interogasi kepada putri mereka.
"Kau pingsan tadi siang, apa kau tau apa penyebabnya?" Tanya sang papa, memulai. Ia lirik sang istri yang memilih diam, dapat dirinya tebak kalau istrinya menyerahkan segalanya pada dirinya.
"Karena, karena aku kelelahan kan? Beberapa hari ini aku sering lembur" Jawab So Eun dengan gugub, ia berpikir apa ada masalah serius yang berhubungan dengan pingsannya tadi.
"Itu juga bisa jadi penyebab kau pingsan, namun penyebab utama kau pingsan itu karena kau hamil!"
"Apa!!! Hamil!!! Papa pasti bercanda kan?"
"Tidak, papa tidak sedang bercanda. Sekarang papa tanya, apa dia anaknya Tae ho?"
So Eun memandang wajah sang ayah yang terlihat berekspresi serius, itu tandanya berita bahwa ia hamil itu benar. Namun pertanyaan akhir sang papa cukup mengejutkan dirinya ia langsung menjawabnya dengan gelengan kepala.
Kedua orang tuanya yang mengartikan jawaban dari gelengan kepalanya mulai mengubah pertanyaan.
"Jika itu bukan anaknya Tae ho, lantas anak siapa?"
So Eun terdiam mendapatkan pertanyaan tersebut, ia bingung harus menjawab dengan kejujuran atau kebohongan. Ia dapat menebak anak siapa ia mengandung sekarang, karena dalam jangka waktu beberapa bulan ini ia hanya berhubungan dengan satu orang pria saja.
Namun yang menjadi permasalahan sekarang adalah hubungannya dengan lelaki penyumbang sperma itu sudah mulai merenggang dan bahkan lelaki itu sudah menggandeng wanita penampung sperma lainnya.
Kedua orang tua So Eun terus memperhatikan sang anak yang terdiam setelah mereka mengajukan pertanyaan.
"Jawab pertanyaan papamu So Eun!" Teriak sang ibu emosi.
"Aku, aku tidak ingat siapa papa bayi ini pah!" Jawab So Eun kemudian. Ia mencoba membuat wajah yang meyakinkan untuk menutupi kebohongannya. Iya, ia memilih untuk berbohong kepada mereka tentang kimbum karena lelaki itu pun pasti tidak ingin berhubungan dengannya lagi.
Sang ibu terkejut mendengar jawabannya namun berbeda dengan sang papa yang langsung berekspresi datar.
"Bagaimana bisa kau tidak ingat siapa lelaki yang berhubungan denganmu?"
"Oke, aku akan jujur. Aku bertemu banyak pria di Club' malam dan aku tidak tau apapun tentang mereka itu hanya hubungan satu malam" bohong So Eun.
Ibu So Eun meneteskan air matanya mendengar jawaban putrinya. Jadi selama ini putrinya sudah terjerumus ke dalam pergaulan seperti itu. Sedang sang papa menatap tajam putrinya.
So Eun sedih melihat tatapan kedua orang tuanya. Mereka tampak sangat kecewa kepadanya, tapi ia harus melakukan ini.
"Jadi apa yang akan kamu lakukan sekarang? Tetap mempertahankan anak itu atau menggugurkannya." Ucap papa So Eun setelah diam beberapa saat. Ia mencoba berpikir dingin agar tidak terbawa emosi dan menampar putrinya yang sudah sangat mengecewakannya.
"Aku ingin mempertahankannya pa, dia tidak melakukan kesalahan apapun" . So Eun menjawab dengan yakin tidak ada keraguan dari dirinya terhadap keputusannya.
"Jika kamu yakin ingin mempertahankan dia, berarti kamu tau konsekuensi atas keputusan kamu itu."
"Sudah pa, aku minta maaf telah mengecewakan kalian dan membuat kalian malu. Jadi aku berpikir untuk kembali ke Amerika dan melahirkan bayi ini di sana. Sudah cukup aku mempermalukan keluarga kita kemarin jadi aku tidak ingin membuat keluarga kita malu lagi dengan kehamilan ku ini."
"Kami tidak masalah kamu tetap di sini nak, ibu tidak ingin kamu kembali ke Amerika dengan keadaan hamil dan tinggal sendiri di sana"
"Ibu mu benar nak, papa tidak peduli dengan pendapat orang lain. Meski kami kecewa padamu bukan berati kami bisa membiarkan mu menghadapi ini sendirian. Kita keluarga sudah seharusnya memikul beban ini bersama."
So Eun diam menunduk, ia tidak bisa mengangkat wajahnya untuk memandang kedua orang tuannya. Meski dia sudah mengecewakan mereka tapi mereka tetap menyayanginya sebesar itu.
"Aku akan memikirkan apa yang baiknya harusnya kulakukan nanti" kata So Eun akhirnya sambil bangkit menuju kamarnya.
Sesampainya di dalam kamar So Eun terduduk di depan meja rias. Ia memandangi bayangan wajahnya yang tampak pucat, dia pikir selama ini ia hanya kelelahan karena lembur ternyata ia tengah hamil.
Dirinya tidak pernah berpikir bahwa ia akan hamil, karena dirinya ingat selalu menggunakan pengaman dan jika ia dan kimbum tidak menggunakan pengaman maka ia akan meminum pil. Ternyata hal ini terjadi juga padanya.
*******
Setelah istirahat dua hari di rumah So Eun mulai kerja kembali, ia tidak bisa berada di rumah berdiam diri. Dirinya membutuhkan pekerjaan untuk menyibukkan diri. Dan disinilah ia sekarang, di dalam lift yang akan membawanya ke basemen kantor untuk pulang.
Setelah berjalan beberapa langkah dari pintu lift So Eun terdiam memandang sosok pria yang sedang bersandar di dipan mobil mewah. Pria tersebut mendengar suara langkah yang berhenti tiba-tibapun berpaling ke arah suara tersebut.
Ia tersenyum setelah mendapati kalau orang yang sedari tadi ia tunggu ternyata sudah berada di hadapannya. Sedangkan So Eun mengepalkan tangannya melihat senyuman sosok itu.
Entak kenapa ia merasa sangat marah kepada sosok tersebut
"Sudah selesai kerjanya eunni, mau makan malam dengan ku?" Tanya sosok tersebut santai.
"Kenapa kau ada di sini?" Tanya So Eun ketus.
"Ya untuk menjemput mu lah baby, bukannya ini biasa kita lakukan."
"Heehhh" So Eun tersenyum sinis mendengar tanggapan santai sosok itu. " Kurasa dibanding menjemput ku lebih baik kau mengurus wanitamu yang sedang hamil itu"
"Apa kau sedang Cemburu sekarang?"
"Kenapa aku harus cemburu, kita tidak mempunyai hubungan apa-apa yang mengharuskan aku cemburu" jawab So Eun meninggikan suaranya. Ternyata hormon ibu hamil itu benar-benar mempengaruhinya, ia bahkan langsung emosi tanpa alasan.
"Baik jika kamu tidak cemburu, kenapa kamu marah padaku, apa aku melakukan kesalahan padamu? Dan setahuku kita memiliki hubungan yang mengikat kita berdua." Jawab pria itu dengan smirknya.
"Siapa bilang aku marah, aku tidak marah. Mungkin aku hanya kelelahan makanya terlihat aku marah padamu. Dan sepertinya kau keliru pada sesuatu hal, aku tidak pernah beranggapan hubungan kita terikat "
"Ok jika kamu tidak marah, buktikan dengan ikut makan malam denganku sekarang di apartemen ku" tantangnya dengan senyum mengejek ke arah So Eun.
"Maaf aku tidak bisa" tolak So Eun sambil melangkah melewati sosok tersebut begitu saja. Ia langsung memasuki mobilnya dan pergi dari sana.
TBC
Gimana-gimana???
Udah lama gak nulis, alurnya udah lari kemana-mana. Maafkan daku😅😅😅😅😅.Jangan lupa vote dan komennya ya