Nona, apakah boleh aku bertanya padamu?
Hari itu hari Rabu sepulang
sekolah; aku belum pulang
dan kau pun sama. Aku
mengerjakan tugas dan kau
pun sama. Aku sudah selesai—
kau pun ikut berhenti.Setelah itu engkau bicara
padaku; aku terkejut! Kukira
ini pertama kalinya kita
berbincang sungguhan.
Awalnya hanya tentang
tugas namun akhirnya tentang
yang lainnya juga seperti kentang
goreng di kantin dan kampus pilihan.Nah, yang ingin aku tanyakan, Nona, apakah kau seorang pedagang waktu? Karena detik dan menit dan jam seakan berhenti saat kita sedang berbincang; seolah tak ada habisnya walau telah dibuang-buang.
Jika itu benar, Nona, bolehkah aku membeli waktumu lagi kapan-kapan?
Aku suka membuang-buang waktu,
apalagi jika dilakukan bersamamu.—Satya P.,
Kronos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat-Surat Satya [COMPLETED]
Short StorySatya tidak pandai bicara. Mencari bahan pembicaraan dengan teman saja susah, apalagi untuk ngobrol dengan Safira, gadis anggota Paskibra sekolah yang diam-diam disukainya. Satya tidak pandai bicara. Maka ia pun memilih untuk melakukan apa yang ia b...