13 - Safira

81 10 6
                                    

Fira menghenyakkan tubuhnya di atas bangku kayu yang keras. Hari ini cukup melelahkan untuknya, karena selain harus berangkat-pagi-pulang-sore, juga ada dua ulangan dan kerja kelompok yang harus diselesaikannya. Untung saja semuanya sudah selesai, jadi sore dan malam ini Fira bisa beristirahat.

Setelah selesai membereskan barang-barangnya, tangan Fira terulur ke dalam laci mejanya untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Jemarinya menyentuh sebuah benda yang kecil dan tipis, kemudian dikeluarkannya dari laci.

Benda itu ternyata sebuah amplop. Fira merobek salah satu ujungnya serapi mungkin, lalu mengeluarkan selembar kertas yang terlipat di dalamnya. Dibacanya kalimat-kalimat yang tertulis pada kertas itu dengan teliti, tanpa ada satu garis pun yang terlewat. 

Raut wajahnya tidak terbaca. Setelah selesai membaca, Fira segera berdiri dan menanyai teman-temannya yang belum pulang, "Lihat Satya nggak?"

"Tadi kayaknya udah jalan ke parkiran, sih, Fir. Kena—"

Tanpa menunggu kalimatnya selesai, Fira langsung menggumamkan sebuah terima kasih dan setengah berlari menuju parkiran. Yang ada di dalam pikirannya saat itu hanya satu: meluruskan kesalahpahaman Satya. []

Surat-Surat Satya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang