vi

6.5K 1.2K 157
                                    

"Kau ini sebenarnya kenapa?" tanya Rosé. Dia lama-lama sebal karena seharian mengekori Eunwoo kemana-mana tapi tetap tidak digubris.

Eunwoo tidak menjawab, memejamkan matanya. Kalau orang lain lihat, pasti mereka berpikir kalau Rosé berusaha membangunkan Eunwoo yang sedang tidur dengan earphone di kuping, padahal Rosé sedang membujuk Eunwoo tapi tidak dipedulikan dan Eunwoo memakai earphone sebagai tanda tidak ingin diganggu.

Alasan lain Eunwoo memakai earphone adalah agar orang-orang tidak mengajaknya bicara, atau kalau mereka tetap mengajak bicara, Eunwoo pura-pura tidak dengar, katanya.

Rosé si naif, dia percaya kalau Eunwoo itu tuli. Padahal, selama ini Eunwoo mendengar jelas semuanya, lidahnya bisa bergerak lincah untuk bicara bahkan bernyanyi, tapi ada 1 alasan dia tidak berbicara dan merespon orang: malas.

Malas bersosialisasi, malas berkomunikasi. Untuk Rosé, dia sebenarnya ingin berbicara dengan perempuan itu, tapi setelah dipikir-pikir ternyata lucu juga melihat Rosé yang berusaha menebak apa yang mau dia bicarakan, mengoceh di depannya, belajar bahasa isyarat demi-nya.

Rosé menghela napas lelah, dia menyenderkan kepalanya ke tembok, masih memperhatikan Eunwoo yang tetap terpejam, berpura-pura tidur. "Aku tidak mengerti ...."

Oke, sepertinya ini akan menarik, Eunwoo tarik kembali pikirannya untuk membuka mata, dia ingin tahu apa yang akan Rosé katakan dihadapannya yang sedang terpejam seolah-olah dia tidak bisa mendengarnya karena tidak bisa melihat gerakan mulutnya.

"Kemarin Jaehyun—"

Sial, jangan Jaehyun.

"—mengajakku berkencan, lalu—"

Sampai kau menerimanya, akan aku datangi bajingan itu.

"—tentu saja aku menolaknya, aku yakin dia playboy kelas kakap."

Bagus.

Terdengar helaan napas lagi. "Kau terganggu tidak, sih?"

Tentu tidak.

"Aku membuatnu tidak nyaman ya? Apa aku selalu mengganggumu? Earphone ini artinya kau tidak ingin diganggu, kan?"

Tidak, Rosé. Berhenti bicara dengan suara murung seperti itu.

"Maaf kalau aku mengganggumu ... aku hanya ingin berteman."

Lebih pun boleh.

"Kau tampan."

Aku tahu.

"Aku sudah belajar beberapa kata bahasa isyarat. Lumayan susah, tapi aku akan belajar lebih keras. Nanti kalau kau sudah tidak marah padaku, beri tahu aku apa kau terganggu atau tidak, ya?"

Aku tidak pernah terganggu, bodoh.

"Aku harap kau tidak terganggu, sih, tapi itu terserahmu, hehe."

Ck, aku tidak terganggu.

"Aku seperti orang aneh, ya? Berbicara dengan orang tuli yang terpejam ... eh atau kau sedang tidur?"

Lebih anehnya, kau lucu di mataku.

"Maaf kalau aku banyak bicara ... aku kesal saat Mingyu mengataimu 'tuli-gagu-bodoh'."

Tenang saja, dia hanya kurang berkaca.


"Aku ... menyukaimu, kurasa."


Aku juga.

𝐌𝐮𝐭𝐞❜🍡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang