Note; HAIII UDH LAMA BGT YA NI CERITA MASI ADA YG NYIMPEN KAH??? 😻😻
"Enak, kan?"
Gelengan pelan Rosé dapatkan sesaat setelah Eunwoo menelan sesendok makanan kesukaan pacarnya; seblak.
"Tidak suka?" Tanya Rosé memastikan.
"Tidak."
"Ini enak, bagaimana kau bisa tidak suka?Padahal ini makanan terlezat dan tidak membosankan, apalagi seblak dekat sekolah."
Eunwoo hanya menyimak celotehan Rosé. Mereka ada di tempat seblak kesukaan Rosé, mampir sebentar sebelum mengantar Rosé pulang. Langit mendung, awan menggumpal di atas menghalangi sebagian cahaya matahari.
"Cepat makannya, sebentar lagi hujan," ucap Eunwoo.
Rosé mulai menyeruput kuah seblak. Dia masih tidak mengerti kenapa ada orang yang tidak menyukai seblak, walau terlihat bertumpuk-tumpuk dan berantakan seperti dosa Mingyu, ini sangat enak. Masterpiece, layak dihidangkan di master chef.
"Mau coba lagi? Mungkin yang kedua kalinya akan suka."
Eunwoo menggeleng. Ditatapnya Rosé yang lanjut memakan seblaknya. Setelah seblak itu tuntas, mereka membayar.
"Berapa, Bu?" Tanya Eunwoo sambil meraba kantong celananya.
"15 ribu."
Tangan besar Eunwoo membuka dompet lipat miliknya, saat tidak mendapati uang di dalam dompet itu, jantungnya berdegup cepat. Ayolah, walaupun hanya makan semangkuk seblak dalam waktu 20 menit tapi tetap saja ini dihitung kencan, sebagai laki-laki sejati dia harus membayarnya.
Mata Eunwoo bergulir menatap selembar uang dua puluh ribu yang diletakkan Rosé di atas meja. Oh sial, dia gagal menjadi pacar yang baik—oke, Eunwoo memang agak lebay, hanya saja citranya sebagai laki-laki yang bisa diandalkan sangat penting.
Mereka berjalan ke parkiran.
"Maaf ya, akan aku bayar."
"Tidak usah, kali ini aku yang bayar, lagipula hanya aku yang makan, kau tidak." Rosé mencengkram kedua bahu kokoh Eunwoo untuk menaiki motor. Setelah membenarkan rok yang tersingkap, Eunwoo menjalankan motornya.
Mereka baru berpacaran 3 bulan, tapi Eunwoo rasanya sudah berbeda. Dia lebih hati-hati, tidak seperti sebelum pacaran dimana sikapnya sangat menyebalkan, semaunya dan mudah cemburu, sekarang Eunwoo lebih tenang.
Rosé menatap punggung lebar di depannya. Dia melirik kaca spion, matanya menyipit mendapati luka di ujung bibir Eunwoo. Saat dia hendak bertanya, motor yang mereka naiki berhenti di parkiran ATM.
Eunwoo turun, Rosé menyusul. "Eunwoo, ini kenapa?" Tanya Rosé sesaat setelah mereka memasuki ruangan ATM yang kecil dan hanya untuk 1 mesin ATM itu.
"Hm?"
Jari panjang Eunwoo mengetik pin-nya saat Rosé menyentuh ujung bibir Eunwoo yang terluka. "Ini."
"Oh ini, bibirku kering waktu itu." Eunwoo mengambil beberapa lembar uang yang keluar dari mesin ATM. "Dan tidak sengaja sobek," lajutnya.
Mata Rosé cukup jeli untuk tahu kalau itu bukan karena bibir yang kering, bukan sobekan kecil, tapi lebih seperti habis dipukul. "Ingat ya, Eunwoo, aku tidak suka kau bertengkar."
Eunwoo terkekeh. "Bertengkar apa? Ini karena bibir yang kering," elaknya sembari berjalan menuju parkiran mendahului Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐮𝐭𝐞❜🍡
Short Story𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐱 𝐄𝐮𝐧𝐰𝐨𝐨 ❝Bukannya Eunwoo tuli atau bisu, dia hanya malas.❞ 𝘴𝘵𝘢𝘵𝘶𝘴 ━゙𝙘 𝙤 𝙢 𝙥 𝙡 𝙚 𝙩 𝙚 𝙙