2

5.1K 635 50
                                    


Kicauan burung saling berlomba untuk membangunkan laki-laki yang tengah bergelung manja di balik selimut hangatnya. Sang surya sepertinya masih terlalu malu untuk menggampar wajah tampan tersebut. Laki-laki itu mengucek pelan kedua matanya lalu meraih alarm digital yang selalu tidak berguna di pagi hari. Entah kenapa tubuhnya selalu terpasang untuk selalu bangun mendahului dering alarm.

Ekor matanya melirik sebentar boneka pemberian kakaknya yang sudah sebulan mendekam dalam rumahnya. Ia menyibak pelan selimutnya lalu melangkah ke kamar mandi.

Guyuran shower membasahi seluruh tubuh tegap Sasuke. Kedua tangannya menyugar surai miliknya sembari memikirkan sesuatu yang membuatnya tiba-tiba berdebar semenjak kemarin. Ia melilitkan handuk putih di sekitar pinggangnya lalu beranjak keluar.

Tangan kanannya masih setia menggosok pelan rambutnya yang masih basah sebelum ia melemparkan handuk kecil itu ke ranjangnya.

Sasuke membuka lemari besar kamarnya menampakkan sebuah ruangan ganti minimalis. Ia menyusuri ruangan itu dan berhenti di deretan kemeja dan jas.

Tangannya terulur mengambil setelan kemeja biru muda dan jas hitam lalu segera mengenakannya. Ia melangkah menuju deretan celana, baru saja ia hendak mengenakan celana dalam namun dering ponsel yang tak kunjung berhenti membuat gerutuan pelan meluncur dari bibir sexy nya.

Ia menyampirkan celana panjang di pundaknya dan menenteng celana dalamnya lalu menyambar ponsel berisik yang sialnya berguna. Ia menggeser tombol hijau dan pengeras suara, lalu melempar ponsel pintarnya ke ranjang,

"Cepat katakan atau ku potong gaji mu."

"Teme, aku mohon jemput aku. Mobilku mogok dan bengkel belum buka sepagi ini."

Sasuke membuka lilitan handuk pada pinggangnya dan mulai mengenakan celana dalamnya. "Bukan urusanku."

"Ayolah kawan, aku akan mengenalkanmu dengan gadis cantik dan sexy nanti."

"Tidak usah membual, kau masih bisa naik bus atau kereta."

"Sasuke–"

"Aku pastikan tanganku sendiri yang akan memotong gaji mu jika kau belum sampai ketika aku datang."

Tut.

Sasuke menyambar kunci mobilnya. Ia akan menjitak kepala kuning Naruto nanti. Berani sekali si bodoh itu menyuruhnya jadi tukang ojek. Ia menutup pelan pintu kamarnya meninggalkan boneka cantik yang terkurung dengan manik zamrud yang bergerak samar.

***


"Kerja bagus Sasuke." Itachi menyerahkan kembali laporan keuangan perusaahaan pada sang direktur.

"Hn."

"Kau berhasil mengeluarkan sampah-sampah pengerat perusahaan," Itachi duduk dan bersandar pada sofa ruang kerja adiknya. "sepertinya kau sudah bisa kuangkat menjadi CEO."

"Dalam mimpimu," Ia melepas kaca mata kerjanya. "itu tempat mu dan ini tempat ku." Sepatu pantofel mahalnya melangkah membawanya duduk bersama Itachi.

"Bagimana kabarnya?" Itachi melihat adiknya yang mengangkat sebelah alisnya. "boneka cantikmu lah siapa lagi."

"Hanya benda mati dan kau menanyakan kabarnya?"

"Yah siapa tahu dia lecet setelah memuaskan hasrat bejatmu."

"Sinting."

"Heeh jadi kau belum mencobanya?"

"Mencoba?" Kerutan halus tercetak di jidat Sasuke.

Obligasi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang