Dengan wajah kesal Sasuke memungut serpihan kaca yang berserakan di ubin marmernya. Jelaganya sedikit terkesiap melihat noda darah yang masih basah.
'Dia terluka?'
"Bukan urusanku."
Ia berusaha mengabaikan tapi energi positifnya mulai unjuk bicara.
'Bagaimana jika gadis itu tersesat? Dia bahkan terlihat bodoh dan seperti berada di dunia lain.'
"Apa peduliku."
'Atau lebih parahnya berakhir dengan pria hidung belang, mengingat tubuh dan bajunya yang sangat menggoda? Kau rela tubuh mulus itu dijamah pria asing, lebih baik berakhir denganmu bukan?'
Oke untuk ini Sasuke setuju. Tanpa pikir panjang ia menghubungi asistennya yang ia yakin arwahnya masih tenggelam.
"Kenapa pagi–"
Sasuke menarik kasar coat panjang rajutan. "Ambil alih jadwal pagi ku. Aku datang jam sepuluh, ada urusan mendadak."
"Kau tidak bisa se–"
Tut.
Sasuke menyambar kunci mobilnya lalu bergegas turun menuju garasi mobil. Gerutuan kesal terdengar ketika ia harus turun dan membuka pagar rumahnya sendiri. Setelah ini ia berjanji akan memanggil pak Yamato –reparasi langganan keluarganya– untuk memasang sensor di pagar rumahnya.
Jelaganya memindai sekitar dengan seksama. Bayangan liar tentang gadis jejadian yang habis di tangan pria hidung belang membuat tengkuknya sedikit bergidik ngeri. Sekali lagi hanya sedikit. Oke, sekarang ia mulai sedikit kalut lantaran tak kunjung menemukan secuil rambut aneh berwarna merah muda.
Mobil hitam itu melaju pelan menyusuri jalanan kompleks perumahan di sekitar rumahnya. Ia juga tidak mengerti dengan reflek tubuhnya yang sedikit aneh dan menyebalkan.
Sasuke menginjak pedal gas ketika menangkap siluet merah muda yang melambung di balik tanaman perdu sepinggang. Dengan perasaan sedikit was-was ia menghentikan mobilnya di taman kompleks perumahan. Pemuda tampan itu mendengus ketika rasa khawatir yang ia curahkan nyatanya sia-sia. Oke seharusnya ia tidak perlu khawatir dengan makhluk aneh itu.
Iris hitamnya menangkap gadis jejadian itu tengah melompat riang di atas trampolin taman bermain. Tawa renyah gadis itu bahkan tak bosan melewati gendang telinganya. Dan hey apa itu?!
Sasuke menelan ludahnya lambat ketika celana dalam berwarna senada dengan baju kurang kain miliknya terpampang jelas ketika dia melambung. Bagaimana jika ada pria sesat yang melihatnya.
"Ck gadis bodoh itu," Sandalnya melangkah lebar menuju trampolin. "hoi." Sekali lagi ia berdecak sebal ketika mendapat balasan tawa cekikikan dari gadis jejadian itu.
"Eh kau yang tadi? Mau Ikut bermain?" Kedua kakinya kembali menginjak trampolin dengan kuat. "ayo melompat di sini. Melompat."
"Cepat turun!"
"Ayo melompat bersama."
"Gila."
Tanpa peringatan Sasuke menarik pergelangan kaki kanan gadis itu, membuat pantat si gadis memantul pelan akibat mencium trampolin. Tak pelak gaun aneh itu tersingkap, sekali lagi membuat Sasuke menegak ludahnya sendiri.
"Kau ini bodoh atau apa?! Bagaimana kalau ada yang menggerepe mu di tempat terbuka?!"
Kelopak mata gadis itu berkedip lamat. "Menggerepe, apa itu?"
"Dimakan hidup-hidup."
"Makanan? Ayo menggerepe aku lapar."
Kedua alis Sasuke berkedut samar. Jelaganya mengedar berusaha menghindari tatapan berbinar dari manik yang senada batu mulia tersebut. Ia kembali terkesiap ketika merasakan kulit lembut yang melakukan kontak fisik dengan lengannya yang sialnya berasal dari gadis jadi-jadian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obligasi [✓]
RomanceBagimana kisah jungkir balik dunia Sasuke melewati berbagai keanehan yang perlahan mengusik kehidupannya Disclaimer @Masashi Kishimoto