AUTHOR POV
(y/n) dan Bakugou berada di UKS, keheningan melanda seakan waktu berhenti berputar, menatap satu sama lain. Bakugou menunggu apa yang akan dikatakan (y/n), mungkinkah ia akan mengatakan sesuatu yang penting? atau mungkin saja ia akan menyatakan ci-
"Apa kepalamu habis terbentur?" tanya (y/n). Bakugou yang mendengarnya terdiam sekaligus bingung.
"Kau mengelus kepalaku, mengkhawatirkan tanganku, bahkan..."
Tiba-tiba (y/n) menghentikan perkataannya,
'Sial, aku terlalu banyak bicara' batin (y/n)
"Po-pokoknya, kau tidak seperti biasanya. Apa mungkin?" lanjutnya dan menatap Bakugou.
"Apa kau kerasukan?!" panik (y/n)
Bakugou mulai kesal dengan tebakan (y/n) yang sudah melenceng dari kewarasannya.
"URUSAI! Kau saja yang harus bertanya pada dirimu sendiri, mungkin yang sendiri yang terbentur adalah kau." ucapnya sambil menjitak dahi (y/n).
"Akh, ittai..." (y/n) memegang dahinya.
"Jaa" ucap Bakugou dan pergi meninggalkan ruang UKS.
'Apa yang baru saja aku pikirkan..' batin Bakugou, semburat rona merah menghiasi pipinya.
(y/n) POV
Festival olahraga berakhir para siswa pulang ke rumah masing-masing, setelah aku selesai mengganti seragam aku bertemu dengan Aizawa-sensei.
"(y/n), ini kunci berikan pada Bakugou. Setelah itu kau boleh pulang." perintahnya
"Ha-ha'i..." ucapku dan Aizawa-sensei langsung pergi. Padahal dia bisa memberikan kunci padanya langsung.
Aku mencari Kacchan tapi tidak menemukan hingga ruang terakhir, aku baru menemukannya. Aku terkejut melihat Kacchan diborgol seperti itu, aku tidak tahu apa yang terjadi. Apa karena aku ketiduran di UKS aku melewatkan banyak hal?
Kacchan tidak berkata apa-apa sembari aku membuka borgol ditangan dan mulutnya. Setelah itu dia tidak mengatakan apapun, lalu aku duduk disampingnya.
"Apa melewatkan sesuatu yang penting? Kenapa kau bisa seperti itu?" tanyaku penasaran.
Namun, Kacchan tidak menjawabku, dia memalingkan wajahnya, telinganya memerah.
'Apa mungkin sesuatu yang memalukan terjadi?' batinku.
"Kalau kau tidak ingin membicarakannya tida-"
Tiba-tiba lampu dalam ruangan mati.
'Tidak, aku benci tempat gelap membuatku teringat mimpi buruk itu.'
"Ka-Kacchan...?"
Kenapa dia tidak menjawab? Aku berusaha meraba sekitarku, namun Kacchan tak kunjung kutemukan.
"I-ini tidak lucu..."
Gumpalan air berada diujung mataku, ini bukan saatnya untuk menangis.
"Gomen"
Akhirnya Kacchan bersuara juga.
"Ayo, kita harus keluar dari sini." ucapnya sambil menggandeng tanganku.
.
.
."Jangan lepas tanganku atau kubu-
... lupakan, pokoknya jangan lepas tanganku." ucapnya"humm." ucapku
Dia pasti mau bilang atau kubunuh kau atau mungkin kata-kata mutiaranya, dasar. Tapi entah kenapa aku merasakan kebaikannya dibalik kata-katanya yang kasar.
Akhirnya aku dan Kacchan berada diluar, langit senja menghiasi sore hari, ya setidaknya tidak segelap didalam. Aku baru sadar, aku masih menggenggam tangan Kacchan.
"Gomen" ucapku sambil melepas genggamannya. Kacchan hanya memalingkan wajahnya. Kenapa dia?
"Kacchan?"
Kacchan berjalan mendahuluiku,
"Oi, cepat, jangan berdiri saja disana" ucapnya. Kamipun pulang bersama.
AUTHOR POV
Setelah mereka pulang ke rumah masing-masing dan bersiap untuk tidur.
Bakugou menatap langit-langit kamarnya, kemudian menatap tangannya yang menggandeng (y/n). Mengingat kembali hangatnya tangan (y/n).
"Hmm" sambil menutup matanya dengan lengannya. Suara (y/n) yang ketakutan terngiang dalam pikirannya.
"Mungkin aku kelewatan, aku harus meminta maaf padanya" ucapnya lalu tertidur. Bakugou terlihat pulas bahkan ujung bibirnya terangkat menunjukan senyuman yang tak pernah ia tunjukan, (y/n) nama itu disebut dengan lembut oleh Bakugou.
~~~
AAAAAAAAA
Bakugou-kun soft boinya keluar
author ngetik sambil salting
salting gimana gitu
nasib jombs mah apa ʘ̥___ʘ̥jangan lupa buat voment ya reader tachi (ʃƪ˘з˘)
JAA NEE~~
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] I (don't) LIKE YOU (Bakugouxreader)
RomanceKisah cinta antara reader-chan dengan Si Bom hidup yang suka tsundere akut ( ᵕ̳ ∇ ᵕ̳)ʃ❤