*Jangan Lupa Di Play Medianya Nanti^^👆
"Pabo!" Kyura merutuki dirinya sendiri setelah tau Changbin sudah pergi kekantornya sejak setengah jam yang lalu
Kyura beranjak dari kasurnya, berjalan gontai menuju dapur untuk sekedar meminum teh hijau sebagai sarapannya
"Loh? kamu belum berangkat bin? ini udah jam delapan," Kyura terkejut melihat Changbin tengah sibuk dengan ponselnya dengan roti bakar serta segelas teh hijau tersaji didekatnya
Changbin sama sekali tidak merespon Kyura, bahkan melirik kedatangan Kyura saja tidak.
"Maaf aku bangunnya kesiangan... " Kyura benar benar merutuki dirinya sendiri didalam hati.
Sejak malam suasana diantara mereka tengah tidak bersahabat, Kyura malah membuat suasana makin memburuk dengan bangun kesiangan tanpa menyiapkan apapun untuk Changbin.
"Bin, ak---"
"Ck, udahlah." Changbin beranjak meraih tas kerjanya tanpa sedikitpun melirik barang sedetikpun pada Kyura yang tengah setengah mati mencari cara untuk mencairkan suasana.
"Hati hati dijalan ya bin, makan siangnya jangan telat, i love y---"
blam!
Changbin benar benar tidak peduli dengan Kyura, Changbin menutup pintu -ah tidak- Changbin membanting pintu tepatnya, menyisakan Kyura mematung ditempatnya dengan seribu pertanyaan menghantuinya.
.
.
.*Di Play Medianya mulai dari sini ya^^
"Selamat siang pak, maaf saya ingin memberikan berkas yang anda minta tadi. Ini berkas laporan kerugian saham perusahaan dalam jangka sebulan ini pak, setelah dilihat saham semakin menurun dan tidak ada yang membaik sama sekali." Sekretaris Yeon menyerahkan beberapa lembar kertas putih yang mayoritas berisi angka angka.
Hening. Tidak ada jawaban atau respon sama sekali, Changbin menatap layar komputer didepannya dengan tatapan kosong, tangannya mengepal erat.
"Pak, sorry?" sekretaris Yeon bersuara kembali, berhasil membuat atensi Changbin beralih pada lembaran kertas putih dimejanya,
"Terimakasih, kamu bisa kembali ke mejamu" jawab Changbin dengan tangannya yang sudah sibuk membuka lembaran demi lembaran kertas putih tersebut,
"Baik pak," sekretaris Yeon membungkuk dan bergegas keluar,
Setelah sekretaris Yeon keluar, Changbin beranjak mengunci pintu ruangannya dan menutup semua tirai jendelanya. Ia membuka salah satu laci meja kerjanya yang sengaja ia isi dengan beberapa kaleng bir. Bir sangat ia butuhkan saat ini.
Ia sudah hilang kendali, ia benar benar sedang tidak baik baik saja. Teguk demi teguk bir benar benar membuat Changbin mabuk, entah apa yang tengah ia pikirkan, semua buku buku serta berkas berkas berserakan dimana mana, dirinya terlihat kacau saat ini, bahkan bau dari alkohol mencuat kuat dari dirinya. Ia tidak peduli saat ini masihlah dalam jam kerjanya, ini masih siang.
"Changbin butuh papa... Changbin rindu papa..." pelupuk matanya kini dipenuhi air mata yang terus mengalir tanpa henti
"Papa apa kabar disana? Bahagia selalu ya pah disana. Maaf sekarang Changbin mungkin buat papa khawatir, tapi Changbin bener bener gakpapa kok pah, Changbin cuma mau ngilangin beban Changbin untuk sementara," Changbin tersenyum getir menatap pantulan dirinya pada kaca jendela,
"Changbin anak papa yang lemah ga pernah berubah pah, Changbin masih sama. Changbin masih gak bisa menghadapi masalah pah, Inilah Changbin pah ketika menghadapi masalah. Berat pah, Changbin gak sanggup... Changbin boleh nyusul papa kesana gak pah?" Ia mengusap wajahnya kasar, melempar kaleng bir ketujuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dingin. [Seo Changbin]
Fanfiction[Belum Revisi] "Ko lu mau si?" "Mau apa?" "Mau dijodohin sama gue yang dingin kaya es gini." "Es ga selamanya beku, suatu waktu bisa mencair. Dan aku yang bakal bikin es itu mencair." ••• Cinta yang hak...