"Kamu tidak sendirian sekarang,ingat itu. Kamu layak bahagia,kamu itu berharga."
Berharga,kalimat yang muak untuk didengarnya.Bahagia,sungguh apa benar dirinya layak bahagia.Dia sendirian,memeluk luka,tidak ada yang peduli padanya.
"Saya berharga?"
Terdengar kekehan kecil dari kaila,dia tertawa miris.Gadis mana yang berharga jika dikeluarganya saja dia dianggap benalu.
"Iya kamu berharga kai,kamu itu istimewa.Jangan merasa buruk lagi,hidupmu harus berlanjut.Banyak hal hal baik yang menantikanmu."
Kata perempuan itu penuh yakin,namanya dokter syeila,psikiater kaila sejak satu tahun lalu.Hari ini dia datang untuk kontrol ke rumah sakit ini.
"Iya."
Cuman kalimat itu yang mampu diucapkannya,hal baik.C'mon selama ini hanya hal buruk yang selalu mengahampiri hidup sialannya ini.
Istimewa,dokter syeila memang benar dirinya sangat istimewa.Mantan pasien rumah sakit jiwa,ya itu memang istimewa bukan.
"Saya pamit pulang ya dok."
Kaila berpamitan untuk pulang yang selalu disambut senyum ramah oleh dokter syeila.
"Obatnya rajin diminum ya kai."
Kaila mengangguk dan bergegas meninggalkan ruangan itu.Ruangan yang setiap minggu pasti didatanginya.Kaila sebenarnya tidak gila,hanya saja depresi berat dan trauma akan kejadian masa lalunya.
PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma.Tapi tetap saja kaila mantan pasien di rumah sakit ini,hanya dirinya seorang yang tahu akan hal ini.Keluarganya,dia merahasiakan hal ini.Dia tidak ingin semua orang tau akan penyakit gilanya ini.
Kaila mengamati sekitar,banyak jiwa jiwa yang butuh pertolongan disini.Sama seperti dirinya dulu,sudahlah itu hanya masa lalu yang ingin dia tarik paksa dari pikirannya.Jika saja bisa,tapi apa daya kaila sekarang,dia tidak bisa itu kelemahannya.
Kaila tidak lansung pulang,dia sengaja mampir ke cafe yang terletak agak jauh dari rumah sakit.hot chocolate,minuman yang selalu dinginkannya saat seperti ini.
Katanya coklat bisa membuat kita bahagia,dan ya kaila sangat butuh bahagia itu untuk saat ini.
Kaila mengalihkan pandangannya ke luar cafe.Mungkin itu tindakan yang salah saat ini,di depan sana sepasang kekasih yang bergandengan memasuki cafe.Mereka sangat serasi,dan tentu kaila mengenal mereka.
"Jangan sekarang."
Kaila mencoba menahan diri,dia tidak ingin hal ini membuat dirinya down.Bisa jadi penyakit gilanya kambuh,kenapa juga dia harus melihat laki laki itu disini.
Kaila butuh obatnya,dia membutuhkan itu untuk saat ini.Tangannya bergetar membuka tas ranselnya.Dia mengeluarkan semua barangnya.Kapsul yang berisi obat itu,kenapa dia tidak ada ditempat yang biasa kaila simpan.
Kaila terus mencari tangannya kian gemetar,degup jantungnya dua kali lebih cepat dari biasanya.Dia membutuhkan obat itu,saat ini juga.
"Kamu nyari ini?"
Pertanyaan dari seseorang yang tidak ingin dia lihat untuk saat ini.Kaila mencoba mengangkat kepalanya yang terasa ingin pecah.Tebakannya benar,dia ada disini,dia yang ingin kaila lenyapkan dari pikiran dan hatinya.
Kaila merebut paksa obat itu dari varo,Alvaro william aiden.Lalu mengambil dua butir dan lansung menelannya tanpa air.Varo hanya tersenyum,dia senang bisa kembali melihat gadisnya.
Gadis yang dua tahun ini menghilang dari kehidupannya,dia tau gadis didepannya ini tidak baik baik saja sekarang.Dan yang membuat hatinya kian perih,kaila masih meminum obat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
why me?
Teen FictionKaila Sherly Sifabella,anak perempuan seindah padang rumput yang selalu mendapat kebahagiaan dalam hidupnya.Bukankah nama itu sebuah doa,tapi kenapa kehidupannya tidak seindah nama yang dimilikinya. Kebahagian itu bagaikan langit dan bumi bagi kaila...