Why me? || chapter 05

69 4 0
                                    

"--ibuk harapkan kalian menyiapakan diri untuk perkemahan kamis besok."

Penggalan kalimat yang di sampaikan kepala sekolah di aula tadi masih berputar di kepala kaila.Dia benci perkemahan,dia benci sesuatu yang mengharuskan dirinya untuk berkelompok.Lagian siapa juga yang mau memiliki anggota kelompok seperti dirinya.Kaila sendirian di sekolah ini,tidak memiliki teman itu kenyataannya.

Kaila cukup sadar diri,sudahlah dia bisa berdiri sendiri.Dia tidak terlalu mempermasalahkan jika tidak ada yang mau berteman dengannya.Toh sama sajakan dia tidak akan pernah bahagia,seakan kehidupannya ini sudah ditakdirkan untuk selalu mencecapi kesedihan.

Hal kecil seperti ini yang membuat moodnya kian hancur.Kaila gelisah tentu saja,dia tidak akan tenang melakukan sesuatu yang dia benci.kaila bangkit dari duduknya,lima belas menit sudah dia duduk sendirian di kursi aula.Semuanya sudah kembali ke kelas masing masing,hanya sisa anak osis dan anak pramuka yang tinggal disini.

Satu hal yang tidak kaila sadari sejak tadi,di depan sana satu tatapan tidak beralih menatap dirinya.Hingga kaila menyadari itu,tatapan keduanya bertemu.Hanya sebentar kaila lansung memutuskan kontak mata keduanya.

Kaila yakin pasti orang itu menyadari jika kaila tidak baik saja sekarang.Buktinya laki laki itu berjalan ke arahnya sekarang.Kaila ingin pergi segera,dia ingin menghindar tentu saja.Kaila tidak mau orang orang menjadikan namanya sebagai bahan gosip mereka.Hei kaila antisipasi dari awal dong,setiap apapun menyangkut guru satu ini pasti akan heboh satu sekolah.

"Mau jadi anak bandel kamu sekarang?"

Apa apaan ini,dasar gurunya yang satu ini seenak jidatnya aja ngomong.

"Maaf pak?"

Kaila mengembalikan pertanyaan dan ya sedikit membuat pak gavin geram.

"jam masuk sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu,tapi kamu masih ada disini kaila.Atau jangan jangan kamu berniat untuk bolos?"

Kaila mengalah dia minta maaf,dia tidak ingin menjadi pusat perhatian sekarang.

"obat."

Kaila kaget tentu saja butuh beberapa menit buat dia memahami kata kata ini.Tunggu apa yang ada di tangan gurunya itu.Kaila ceroboh lagi,selalu saja dia sering keteledoran.

"Ini obat kamu?"

Kaila manggut manggut menandakan itu obatnya yang terjatuh dari dalam saku rok abu abunya.

"Jangan ceroboh lagi lain kali,saya tau kegiatan pramuka ini memenuhi pikiranmu saat ini."

Kaila kaget apa pak gavin bisa cenayang,atau sekentara itukah kecemasannya tadi.

"Mencoba hal baru itu tidak seburuk itu kaila,saya tau pasti hal ini sangat sulit bagimu."

Gavin mengangkat tangannya,telunjuknya yang tiba tiba berada di kepala kaila tentu membuat gadis itu tersentak kecil.

"Buang overthinking mu ini,jangan biarkan kepalamu bekerja terlalu keras.Dia juga butuh istirahat kaila,saya tidak memaksa kamu.Tapi keluar dari zona nyaman itu tidak semenakutkan seperti apa yang selalu kamu bayangkan."

Ketiga kalinya kaila melihat senyum itu,senyum yang membawa pikirannya menghayal entah kemana.Jangan lupakan jarak mereka yang begitu dekat saat ini,tangan pak gavin sudah tidak berada di kepalanya enam puluh detik yang lalu.

"yaudah sana kamu kembali ke kelas.Saya tidak suka melihat kamu menjadi anak bandel seperti ini."

Selanjutnya kaila mematung,dia memegangi puncak kepalanya yang diusap pelan oleh tangan kekar pak gavin.

why me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang