prolog

173 17 3
                                    

Entah kenapa siang ini perpus terlihat sepi,lebih sepi dari biasanya.Kaila mendorong pelan pintu yang bertuliskan "perpustakaan sekolah" itu.

Dia mengedarkan pandangannya dan ya ini cukup sepi.Mungkin karena semua murid disini lebih tertarik dengan kegiatan yang sedang berlansung di lapangan basket.

Sedangkan bagi kaila itu jauh lebih membosankan menurutnya,menonton orang mengiring bola dan lalu memasukkannya ke ring.Kegiatan yang monoton dan sangat membosankan.

Kaila mengambil duduk di kursi yang dekat dengan jendela.Siluet cahaya memaksa masuk dibalik celah jendela yang sedikit terbuka.Baguslah memberi sedikit penerangan bagi kaila untuk menuntaskan novel yang baru setengah bagian dibacanya.

Ketenangannya terusik saat merasakan ada seseorang yang mengambil duduk dibangku sampingnya.Awalnya kaila  hanya diam saja,toh ini perpustakaan jadi siapa saja boleh duduk dibangku itu.

Tapi dirinya terusik saat sebuah tangan mengambil novel itu,ingat tanpa permisi.Kaila tidak sesabar itu,dia paling benci ada orang lain menganggu kegiatan yang sangat di senanginya ini.

"A day's wait."

Ejaan yang keluar dari mulut orang tadi seketika membuat kaila terhenti dengan perkataan pedas yang siap meluncur dari mulutnya.Suara ini,heii siapa yang tidak kenal dengan suara ini.

"Pak gavin?"

Guru fisika sekaligus wakil di sekolah ini.Setiap hari suaranya berkeliaran di sekolah,taulah bagaimana peran wakil kepala sekolah.Jadi tentu saja kaila hapal dengan suara pak gavin yang saat ini dengan lancang menganggu kegiatan membacanya.

"Ini novel kamu?"

Tanya pak gavin yang tidak menghadap lawan bicaranya,apa itu sopan tanya kaila dalam hati.Seharusnya orang berbicara itu mengahadap lawan bicaranya bukan malah membaca novel,dan ya itu novel milik kaila jangan lupakan itu.

"Iya pak dan saya belum selesai membacanya,sebab ada orang yang dengan lancangnya mengambil novel saya tanpa permisi terlebih dahulu."

Pernyataan yang tiba tiba saja meluncur dari mulut kaila.Tentu dia juga kaget darimana keberanian itu datang,berbicara sekaligus menyindir guru yang ya sedikit killer.

"Kamu nyindir saya?"

Baguslah kalau bapak nyadar.

Tidak itu hanya mampu diucapkan kaila dalam hati.

"Eh iy--enggak."

Kaila gugup dan sangat kelihatan berbohongnya.Terdengar kekehan dari pak gavin,dan pertama kalinya kaila melihat senyum yang sedikit kelihatan manis.Ingat cuman sedikit,dan sialnya sempat membuat kaila terpesona.

Hanya orang yang memiliki sakit mata yang mengatakan jika pak gavin itu tidak tampan.Dan untungnya kaila tidak memiliki penyakit semacam itu.

"Karena kamu berani menyindir saya,novel ini saya ambil sebagai hukuman buat kamu."

Ekspresi kaila sekarang tentu syok dan tidak terima.Novel itu yang selama ini ingin dibacanya,berbulan bulan dia mengumpulkan uang demi membeli novel karya  Ernest Hemingway,novelis favoritenya.

Sekarang dengan seenaknya pak gavin mengambil novel itu.Hei siapa yang salah disini,apa iya dia salah menyindir orang yang sebenarnya salah disini.

"Tapi pak--"

"Tidak ada tapi tapian."

kaila menghembuskan nafas berat,apa yang bisa dia lakukan sekarang.Jika diizinkan untuk membunuh orang,maka dengan senang hati kaila membunuh pak gavin sekarang.

Sungguh pak gavin benar benar menguji kesabarannya.Sekarang yang kaila pertanyakan,kenapa dia harus bertemu dengan pak gavin.Ngapain juga itu guru kesini,kenapa dia tidak menonton pertandingan saja dilapangan basket.

Takdir,itu yang kaila lupakan.Pertemuan yang sungguh tidak diinginkannya dengan Ardian aksa gavin,membuat kaila terus terikat dan ini yang disesalkannya.Pak gavin mengetahui itu,rahasia yang selama ini dia tutup rapat rapat dari semua orang.

Jika sampai rahasia itu diketahui semua orang,maka disaat itu juga dia akan meninggalkan dunia yang tidak pernah baik padanya ini.

Tentu gavin tidak akan membiarkan hal itu terjadi,dia berlagak menjadi sayap pelindung bagi kaila.Sesuatu yang sangat dibenci kaila,sesuatu yang mengoyak kembali masa itu.Masa dimana dia bertemu dengan psikiater pribadinya,sesuatu yang membuatnya dirundung dengan kesedihan.Kesedihan yang menjadi temannya selama 17 tahun dia hidup.

***

Pagi guys ini cuman prolog lho

Kok udah baper duluan yaa?🤒

Ini cerita pertamaku di akun ini

Dan yah sedikit berbeda dari sebelumnya

Jika kalian tidak dapat feelnya,boleh kok remove dari galerry kalian.

Author gak mau maksa siapapun ok.😁

Jangan lupa votenya yaa,tetap stay di cerita ini♥

Sayang kalian semua

Diniazimar🐰

why me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang