why me? || chapter 02

93 16 1
                                    

Alvaro william aiden seorang dokter psikiater,tampan,berkharisma,baik,tentu dia sangat baik.Hingga perlakuan baiknya itu membuat kaila menyalah artikan kebaikan yang diberikan dokter varo padanya.

Dia tidak bisa membenci dokter varo,itu kenyataannya.Sekuat apapun usahanya untuk membenci laki laki itu,nyatanya perasaan sialan ini yang membuat kebenciannya meredam.

Dia masih mencintai dokter varo,hatinya masih untuk dokter varo.Kaila marah dia marah pada dirinya sendiri.Dirinya terlalu naif,kenapa dia tidak bisa membedakan perhatian yang selama ini diberikan dokter varo hanya sebatas kasihan.

Kasihan pada dirinya yang masih kecil sudah mengidap gangguan jiwa.Kenapa dirinya sebodoh itu,menganggap semua perlakuan dokter varo padanya sebuah sinyal positif.

Kaila tidak bisa berbohong pada perasaannya,jantungnya seolah ditusuk tusuk dengan pedang tajam yang menghunus tepat didadanya.

Rasanya sakit sangat sakit,mengingat dokter varo sekarang sudah mengikat janji pernikahan dengan seorang perempuan.Dan sialnya itu bukan dirinya,angan angannya untuk bisa merasakan bahagianya bisa dicintai oleh dokter varo sangat tinggi.Tanpa tau rasanya bakal sesakit ini.

Kaila menundukkan kepalanya,secara tiba tiba telinganya terasa berdengung keras.Nafasnya memberat,dia butuh obatnya sekarang.

Kaila mengambil obat yang berada di dalam tasnya tanpa menaruh kecurigaan.Kenapa juga dia harus mengingat laki laki itu,yang ujung ujungnya membuat dirinya membutuhkan obat penenang ini.Tentu disaat yang sangat tidak tepat.

Persetan dengan ulangan yang diberikan pak gavin ini.Obat ini lebih penting daripada hanya sekedar nilai fisika yang pastinya tidak pernah dia isi dengan benar.

Dengan kasar kaila meraih sebotol obat dan menelannya dengan air.Perlahan dengungan ditelinganya kian hilang,dirinya kembali tenang.

Kaila memejamkan matanya dan bersandar ke kursi yang didudukinya saat ini.Sampai kapan dirinya akan meminum obat ini,pertanyaan yang kaila sendiri pun bingung dengan jawabannya.

"Waktu kalian limat menit lagi untuk menyelesaikan soal yang saya kasih,kerjakan dengan benar jangan sampai ada yang kosong."

"Sial."

Umpat kaila pelan,dirinya hanya melamun saja sejak awal kertas berisi soal itu ada diatas mejanya.Kertas ujiannya kosong,bersih tidak ada coretan angka angka diatasnya.

Apa yang harus kaila lakukan sekarang,sebentar lagi bel yang menandakan waktu istirahat akan berbunyi.Masa iya cuman kertas kosong ini saja yang akan dia kumpulkan.

Kaila panik dan dia benci ini,dia benci sesuatu yang membuat otaknya harus berfikir ekstra.Minta jawaban ke farel,itu bukan ide yang bagus.Kaila tau jika farel orang yang sangat ambisius.Rasanya itu akan mustahil jika farel membagikan jawaban secara percuma ke orang seperti dirinya.

Kaila menyerah jantungnya berpacu cepat mendengar bel waktu istirahat berbunyi.Apa yang harus dilakukannya sekarang.

"Baiklah waktu sudah habis,farel kumpulkan semua lembar jawaban teman kamu."

Perintah pak gavin yang membuat kaila ingin mati saja saat ini.Tidak ada pilihan lain,terpaksa dirinya memberikan lembar jawabannya yang masih bersih.Kaila sengaja meletakkan miliknya di bagian paling bawah,seperti biasanya.

Ternyata keberuntungan tidak berpihak padanya,farel yang tanpa sengaja melihat lembar jawaban kaila yang kosong.Dia lansung memindahkannya ke bagian paling atas,dia sangat benci orang yang bermalas malasan seperti kaila contohnya.

Biarlah ini sebagai hukuman buat kaila,itu pikirnya.

"Jangan lupa kerjakan tugas yang saya berikan hari ini dan dikumpulkan besok pagi dimeja saya.Saya tidak menerima ada yang namanya keterlambatan,paham?"

why me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang