Maaf

1.5K 128 0
                                    

[ 𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐲𝐚𝐤𝐢𝐧, 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐮 𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧- 𝐬𝐮𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬. ]

𝙻𝚊𝚖𝚙𝚞𝚗𝚐, 𝙸𝚗𝚍𝚘𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊.
©𝚡𝚡𝚡𝚝𝚢𝚗𝚎𝚋𝚞𝚕𝚕𝚊


Hari ini y/n berulang tahun. Banyak sesama idol yang mengucapkan do'a-do'a terbaik untuknya.

Tidak terkecuali seorang laki-laki misterius yang memberinya hadiah begitu saja lalu pergi tanpa mengatakan sesuatu.

Tadi, y/n dipanggil oleh Managernya kalau ada yang mau bertemu dengannya di basement.

Tapi, sesampainya y/n disana dia melihat laki-laki itu memegang sebuah kado berukuran cukup besar sambil terus melihat kearah y/n yang juga melihat ke arahnya.

"Halo, kau yang mau bertemu denganku?" tanya y/n pada laki-laki itu.

Tak seperti yang y/n harapkan, orang itu malah langsung mengambil satu tangan y/n lalu memberikan kadonya dan pergi begitu saja.

Kening y/n berkerut. Menurutnya ini tidak terlalu penting. Datang lalu pergi.

"Maksudnya apa ini?" heran y/n sambil memandangi kado itu.

Y/n hanya menaikkan kedua bahunya acuh lalu berjalan keluar agensi. Sudah menggunakan penutup identitas aslinya kok.

Sambil membawa kado yang cukup besar itu y/n berjalan dengan tenang.

"Kira-kira apa isinya kado ini? Tidak berat, tapi kotaknya cukup besar."

Kaki y/n melangkah menuju Minimarket terdekat. Niatnya hanya ingin membeli minum saja sih.

"Y/n-ssi?" seseorang yang memakai masker dan topi hitam memanggil y/n dengan ragu.

Y/n hanya menengok lalu menaikkan alis sebelah kirinya.

"Ya? Apa kau memanggilku?" tanya y/n pada orang itu.

Orang itu membuka sedikit maskernya. "Ah, ternyata benar. Apa yang ingin kau beli?"

Y/n hanya terdiam sebentar, melamun–sepertinya?

"Umm, minuman. Aku permisi," y/n langsung saja membuka pintu Minimarket dengan terburu-buru.

Diikuti orang itu, yang kini malah terus mengikutinya kemana pun dia pergi.

Y/n yang merasa risih menghela nafas kasar dan menghentikan langkahnya. Dengan wajah datar, ia membalikkan tubuhnya.

"Maaf jika tidak sopan. Bisakah kau berhenti mengikutiku?" pinta y/n dengan datar.

Orang itu menghela nafasnya mendengar ucapan y/n.

"Kado itu. Siapa yang memberi kado itu?"

Y/n yang merasa dirinya mulai emosi langsung saja mengernyit tidak suka pada orang itu.

Dengan tertawa sinis, ia memandang orang yang berada di hadapannya itu dengan tajam.

"Memangnya kenapa huh? Apa itu urusanmu?" dengan tajam y/n memandang orang itu dengan tatapan muak.

Menghela nafas, lagi. Hanya ini yang bisa orang itu lakukan sekarang. Sudah sangat lama tidak melihat sosok y/n yang hangat.

Orang itu menunduk, melihat ke arah sepatunya. Mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Aku tau. Kau, masih membenci ku,kan?" tanya nya, dia mengangkat kepalanya dengan perlahan. Menatap gadis di depannya itu.

Y/n hanya mendecih pelan, rasanya ini adalah hari ulang tahun terburuknya sepanjang hidup.

Sambil mengulum bibirnya, y/n kini menatap orang itu dengan seulas senyum tipis.

"Menurutmu? Karenamu aku kehilangan diriku sendiri. Haruskah aku memaafkanmu?"

Bibir orang itu bergetar, tidak menyangka rasanya akan sesakit ini mendengar pernyataan gadis itu.

"Berapa kali harus ku bilang padamu? Itu bukan aku, y/n-ah. Aku saat itu sedang sakit," balasnya lirih dengan nada bergetar.

Y/n memandang orang di depannya itu dengan nanar.

"Maaf. Tapi, tapi aku tid– belum bisa percaya padamu. Maaf, maaf" lirih y/n lalu berlari keluar Minimarket meninggalkan orang yang kini sedang menangis itu sendirian.

"Maafkan aku belum bisa membuatmu percaya padaku, y/n-ah. Dan, selamat ulang tahun." bisik pria itu dengan pelan sebelum akhirnya ia juga pergi meninggalkan Minimarket itu dengan berlari.












Sementara y/n yang melihat orang itu berlari meninggalkan Minimarket dari jauh hanya bisa tersenyum terpaksa.

Kepalanya menggeleng pelan sambil tertawa miris.

"Maafkan aku. Kau orang baik,lupakan aku." tukas y/n dengan suara parau.

"Terima kasih. Setidaknya, aku masih bisa melihatmu lagi."

𝐊-𝐢𝐝𝐨𝐥 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang