France

1K 85 1
                                    

Y/n dan Taeyong sudah berada di dalam ruangan Mike– kakak y/n. Mike dan y/n tengah berbincang melepas rindu. Sedangkan Taeyong dan Alex hanya mendengarkan dua orang itu.

Alex kemudian membuka pembicaraan antaranya dan Taeyong yang sedari tadi hanya diam.

"Ah, dia bilang mau kesini sendiri. Kenapa jadi ada kau?" tanya Alex.

Taeyong melirik sekilas Alex dan kembali memperhatikan interaksi kakak beradik yang ada di hadapannya itu. "Aku memaksa, dia akan terus murung sepanjang perjalanan jika aku tidak ikut."

"Hah? Bagaimana kau tau dia suka murung saat ada masalah?"

"Aku dan y/n sudah dekat saat dia masih jaman trainee. Aku tempat dia berbagi keluh kesah dan sebaliknya."

Alex mengerutkan dahinya heran lalu menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Begini Lee Taeyong, aku sepupu yang paling dekat dengannya saja tidak pernah dijadikan tempat curhat. Kau bagaimana bisa?" bingung Alex.

Taeyong menggidikkan kedua bahunya tidak tahu. "Tanyakan pada sepupu kesayanganmu Alex."

"Ck, nanti saja. Berapa lama kalian akan disini?" tanya Alex.

"Dua hari, kami masih punya banyak jadwal di Korea."

"Dasar artis, kenapa tidak jadi pengusaha saja sih?" heran Alex.

Taeyong berdecak, Alex ini menurutnya sangat cerewet. Beda dengan y/n yang malah sangat pendiam.

"Cerewet. Pengusaha malah lebih sibuk. Kasihan istri dan anakku di masa depan kalau aku terlalu sibuk mengurus perusahaan," jawab Taeyong kesal.

"Terus apa gunanya sekretaris? Kan bisa di handle oleh sekretaris."

Ah, Taeyong sudah sangat geram pada Alex. Ingin memukul tapi tidak sopan karena baru kenal, jika dibiarkan saja nanti dia malah tambah cerewet.

Kenapa jadi serba salah begini sih? Sebenarnya Taeyong antara menyesal dan tidak menemani y/n ke Perancis.

Menyesalnya karena dia bertemu manusia semacam Alex yang cerewetnya minta ampun. Tidak menyesal karena bisa bertemu keluarga y/n yang lain, karena setahunya y/n hanya anak tunggal.

"Memangnya semua tugas mau kau limpahkan pada sekretaris? Terus apa gunanya kau sebagai CEO perusahaan?" ucap Taeyong datar.

Alex mengetukkan jari telunjuknya didagu sambil mengangguk-angguk kan kepalanya. Tak lama dia membulatkan mulutnya. "Benar juga ya, wah kau pintar ternyata."

"Kau saja yang bodoh!" geram Taeyong lalu menghampiri y/n dan Mike.

Sementara Alex hanya membulatkan matanya tidak percaya mendengar perkataan Taeyong.

"Dasar es batu! Tidak tau saja aku ini bisa mengalahkan banyak musuh, di game."

-

"Oh my god! My daughter, you in here?!"

Y/n menyunggingkan senyum lebarnya, kemudian berlari memeluk ibunya. "Miss you!"

"Miss you too. Dimana Mike?!" tanya ibu y/n dengan mata berkaca-kaca.

"I'm here Mom," Mike merentangkan tangan agar ibunya dapat memeluknya.

Diana, ibu y/n dan Mike langsung berlari memeluk anak kesayangannya dengan erat. Terisak karena tidak menyangka bahwa orang yang dikiranya sudah tenang menghadap Tuhan justru masih hidup sampai sekarang.

"Mike, maafkan ibu. Ibu kira Edward itu adalah kamu,"

Mike menepuk pundak ibunya pelan, "No prob Mom. Sekarang aku sudah kembali pulang."

Diana melepas pelukannya, menatap sekilas Alex yang mendorong kursi roda Mike. Kemudian beralih menatap Taeyong yang dirasa asing olehnya.

Taeyong yang merasa diperhatikan pun membungkukkan badannya sekilas sambil tersenyum tipis. "Lee Taeyong imnida."

Diana tersenyum. Menatap y/n dengan tatapan menggoda. "Ah, y/n sudah punya pacar rupanya. Pantas saja dia betah sekali di Korea. Pacarnya saja sangat tampan, benarkan y/n?" goda Diana.

Y/n mengubah ekspresinya menjadi cemberut. Alex meringis ngeri, Mike, Diana, dan Taeyong hanya tertawa kecil.

"Kenapa ekspresimu begitu sih? Aku jijik tau!" semprot Alex.

Y/n melotot dan langsung berlari mengejar Alex keliling rumah. Pada akhirnya Alex lah yang kalah, karena y/n langsung menceburkannya ke dalam kolam renang saat mereka berada disekitarnya.

Y/n hanya tertawa melihat Alex yang berteriak kesal, pasalnya Alex itu sangat anti dengan pakaian yang basah.

Mike menghampiri adik perempuannya, menyuruh y/n agar mengambilkan handuk dan pakaian ganti untuk Alex. Y/n mengalah, menuruti apa yang diperintahkan oleh kakaknya.

"Ini! Makanya lainkali jangan berani-berani nya mengejekku! Rasakan sendiri!" ejek y/n.

Alex mengambil handuk dan pakaian ganti yang y/n bawa tanpa berbicara, malah hanya menatap y/n sinis.

"Dasar tidak tau terima kasih!" cibir y/n lalu duduk di sebelah Mike.

"Kalian tetap saja bertengkar kalau bertemu. Apa tidak lelah?" tanya Mike yang terkekeh kecil.

Taeyong datang dan ikut bergabung dengan kakak beradik itu. Dia membawa nampan berisi tiga gelas jus mangga dan menaruhnya di meja.

"Y/n juga suka bertengkar dengan memberku di Korea," jawab Taeyong.

Mike berdecak kagum, "Kau leadernya?"

Taeyong mengangguk mengiyakan ucapan Mike. Kemudian memberi satu gelas jus mangga padanya. "Minumlah, eommanim menyuruhku memberikan jus itu padamu dan y/n. Katanya kau dan y/n suka dengan jus mangga."

Mike dan y/n mengangguk bersamaan. Mereka langsung menghabiskan jus itu dalam sekali tegukan. Bukti kalau mereka memang sangat menyukai jus mangga. Apalagi buatan ibu mereka.

"Ah Taeyong, kau nanti mau tidur denganku atau dengan Alex?" tanya Mike.

"Tidur denganmu saja hyung!" jawab Taeyong cepat.

Y/n tertawa kecil, "Cepat sekali menjawab nya."

"Ck, jika aku tidur dengan Alex dia tidak akan bisa diam dan terus bicara. Sangat cerewet, itu tidak baik untuk kesehatan telingaku!" kesal Taeyong.

"Hya! Kau bilang aku cerewet?!" teriak Alex dari belakang mereka.

Alex berjalan menghampiri Taeyong. Dia berkacak pinggang di hadapan Taeyong sambil berdecak kesal.

"Ck ck ck, dasar es batu! Aku tidak cerewet. Kau saja yang terlalu banyak diam. Tadi saja kau hanya mendengarkan y/n dan Mike hyung berbicara. Kau mau menguping? Untung saja aku tadi membuka pembicaraan. Kalau tidak pasti kau akan tetap diam sampai pulang!"

Y/n mendesis, menarik lengan Alex untuk ikut duduk juga. "Kau memang cerewet, falid no debat."

Alex hanya memanyunkan bibirnya. "Ada apa dengan bibirmu? Jijik tahu!" cibir Mike.

Alex tambah memanyunkan bibirnya kesal. Tak lama dia masuk ke dalam rumah sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Y/n, itu sepupumu."

"Tidak kak, dia adikmu."

"No, adikku cuma kamu. Dia siapa? Aku tidak kenal."

"Sudahlah, dia sepupu kalian!" kesal Taeyong.

Mike dan y/n menatap Taeyong sinis.

"Tapi dia musuh mu?!"

Taeyong meraup wajah dengan kedua telapak tangannya. Kemudian dia mengangguk untuk mengalah pada dua orang itu.

"Oke Alex, karenamu aku yang menjadi sasaran kakak beradik ini. Mulai aekarang kau benar-benar menjadi musuhku!" batin Taeyong meringis.

𝐊-𝐢𝐝𝐨𝐥 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang