[8] Hanya lingkar pertemanan

3.8K 550 33
                                    

Kali ini Sunghoon pulang bersama Jay. Meski pun mereka dekat sebagai sahabat tapi akan canggung juga jika hanya berdua, itulah yang terpikirkan oleh Sunghoon saat ini.

Tidak banyak kata yang terucap selama di jalan. Jay yang fokus akan jalanan dan Sunghoon yang diam dengan seribu pemikirannya yang dibaluti kecanggungan.

"Hoon, dibandingin gue sama Jake atau Euijoo lo lebih nyaman sama siapa?" tanya Jay tiba-tiba dengan volume suara yang lebih lantang agar mampu terdengar oleh Sunghoon di belakangnya.

"Pertanyaan macam apa tuh?"

"Jawab aja, gue cuma pengen tahu."

"Sebelum gue jawab, coba lo bisa jawab gak pertanyaan lo sendiri kalau misal gue tanya kek begitu juga."

"Bisa. Tapi lo jawab dulu."

"Ya jelaslah, gue gak bisa milih salah satu karena gue nyaman sama kalian semua. Kalian tuh udah melebihi sahabat buat gue, kalian udah kayak keluarga kandung gue sendiri ya meskipun si Euijoo kadang suka ngeselin tapi gue juga tetep sayang sama dia sekalipun sering adu bacot haha."

Tanpa sadar Jay ikut tertawa kecil mendengar tawa Sunghoon di belakangnya. Tawa Sunghoon seakan mengandung gula terlalu manis untuk diabaikan. Anggap saja Jay lebay untuk sesaat.

"Kalo lo?" Kini giliran Sunghoon yang bertanya.

"Kalo boleh jujur gue lebih nyaman sama lo."

Bugh

Sunghoon memukul punggung Jay cukup keras, sebetulnya ini hanya bercanda antar lelaki saja. "Lo mau bikin gue baper Jay? Mohon maaf aja seorang Park Sunghoon itu kebal sama gombalan receh."

Jay tidak merespon sama sekali, ia kembali fokus pada jalanan dan tidak menghiraukan kembali Sunghoon karena lelaki itu juga sudah diam sambil melihat jalanan.

Pikiran Jay melambung jauh pada pertemuan pertamanya dengan Sunghoon. Tepat ketika penerimaan siswa di SMA Belift, kebetulan ia dan Sunghoon satu kelompok.

Sunghoon adalah teman pertamanya sebelum ia mengenal Jake dan juga Euijoo.

Sebetulnya Jay pernah mengungkapkan perasaannya tapi tidak pernah digubris serius oleh sang empu.

"Hoon, gue sebenernya suka sama lo."

"Wih beneran nih? Seneng gue dengernya, gue kira lo benci sama gue karena sering nginep di rumah lo."

Ya. Jay sudah menyukai Sunghoon sedari lama tapi belenggu persahabatan selalu mengikatnya hingga tidak bisa lepas atau sekedar beranjak lebih dekat pada Sunghoon.

Berbagai cara telah Jay lakukan untuk menunjukkan kesunguhannya tapi tetap saja Sunghoon tidak pernah melihatnya begitu dekat. Bahkan yang paling menyakitkan adalah saat Sunghoon dengan penuh ceria merangkulnya dan mengatakan, "Jay, kemarin gue baru jadian sama Kak Heeseung."

Dalam tipu daya Jay berusaha memasang topeng di wajahnya. Tersenyum padahal hatinya teriris bagai tergores dan seakan ingin menangis.

Saat itu Jay hanya punya Sunghoon seorang yang menemaninya di kala kesepian hingga atensi Sunghoon benar-benar hilang ketika lelaki itu menjalin hubungan dengan kakak kelas yang sangat populer di sekolah.

Setiap hari Jay akan selalu berharap hubungan Sunghoon dan Heeseung cepat berakhir. Rasa egois dan cemburu membakar jiwanya sampai ketika Sunghoon menangis karena putus barulah Jay merasa bersalah melihat Sunghoon yang lagi-lagi hancur untuk yang kesekian kali.

"Tenang Hoon, ada gue di sini."

Sunghoon memang dingin bahkan dijuluki pangeran es tapi hanya pada Jay lelaki itu akan bersikap berbeda dari biasanya, tapi karena patah hati Sunghoon bahkan juga jadi bersikap dingin terhadap Jay. Keduanya memang kembali bersama tapi tidak seperti dulu.

Semua seakan berubah begitu cepat.

Bahkan kembali pulih begitu cepat pula.

Butuh beberapa waktu Sunghoon membaik, tapi bukan karena Jay melainkan Jake.

Itu sebabnya terkadang Jay kembali iri ketika Jake dengan mudahnya merobohkan pembatas diri Sunghoon.

.

› 〉 📂 .ೃ

.

Sunghoon melambaikan tangannya ketika Jay sudah pergi setelah mengantar sampai di depan rumahnya.

Setelah Jay sudah tidak lagi terlihat barulah Sunghoon masuk ke rumah. Ibunya menghampiri ketika Sunghoon baru saja masuk kedalam rumah.

"Hoon, ibu masak kesukaannya Jake. Kamu antar, ya."

Sunghoon mengangguk, tapi sebelum itu ia simpan terlebih dahulu tas miliknya di sofa lalu mengambil satu kantong berisi makanan yang ia antarkan pada Jake.

Jake tinggal di dekat rumahnya, Sunghoon hanya perlu berjalan melewati satu dua rumah tetangga hingga sampai di rumah Jake.

Keadaan rumah Jake memang selalu terlihat sepi karena hanya Jake saja yang tinggal sendiri. Sunghoon memencet tombol bel, namun tidak ada jawaban. Ia juga menghubungi ponsel Jake juga sama.

Karena kesal juga akhirnya Sunghoon langsung masuk saja ke rumah dengan menggunakan kunci cadangan. Ia memang memilikinya, Jake yang memberikan tapi dengan syarat tidak boleh sembarang masuk jika bukan keadaan darurat. Tapi saat ini sedang darurat bukan? Sunghoon harus mengantarkan makanan dari sang ibu --- jika sampai ia kembali pulang dengan membawa makanan itu kembali maka ia akan dimarahi sang ibu.

Itu termasuk keadaan darurat juga bukan?

"JAKE!" teriaknya sambil berjalan mencari-cari Jake di segala penjuru ruangan bahkan di kamar pun juga tidak ada.

Akhirnya sembari menunggu bosan. Sunghoon duduk di sofa empuk lalu menyalakan televisi dan menonton serial drama yang sebetulnya Sunghoon bahkan tidak mengerti alur ceritanya karena ia tidak pernah menonton dramanya dari pertama kali tayang. Tentu saja mana bisa ia tahu maksud ceritanya.

Sunghoon hampir dibuat mati bosan karena terlalu lama menunggu Jake yang tidak kunjung juga pulang. Ia sedikit khawatir dengan lelaki itu, takut terjadi sesuatu hal di jalan apalagi mood Jake akhir-akhir ini selalu terlihat tidak baik.

Pukul tujuh malam.

Jake pulang dan terkejut melihat Sunghoon menatapnya tajam dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada.

"Ke mana aja? Lo bikin gue khawatir aja tahu Jake," tanya Sunghoon dengan nada kesal yang dibuat-buat agar Jake takut terhadapnya.

Namun bukannya takut, Jake malah tertawa cekikikan karena tingkah Sunghoon.

"Jangan ngetawain gue Jake!"

"Abisnya lo lucu sih kalau lagi ngambek."

"Lo abis dari mana Jake?"

"Kepo!" balas Jake sambil mengambil air mineral dingin di dalam kulkas.

"Eh tumben lo ke rumah gue di jam segini, ada apaan?" tanya Jake.

"Kepo!"

Jake hanya menahan kesal karena Sunghoon membalasnya, tapi memang salahnya juga tadi mencoba mempermainkan Sunghoon karena Jake terkadang senang membuat Sunghoon sebal.

"Gue dateng disuruh ibu nganterin makanan, kalau bukan ibu yang nyuruh gue gak bakal mau dateng ke sini."

"Tolong bilang makasih ke ibu."

Sunghoon mengangguk lalu kini memandang Jake dengan tatapan harap "Jake, kapan lo tinggal sama kita lagi. Lo gak mau apa tinggal bareng sama gue juga ibu?"

Jake sama sekali tidak membalas. Ia diam seribu bahasa.

Backstreet | JakeNoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang