Pennod 8 [Revisi]

972 124 9
                                    

Hy gaed, apa kabar? Jadi gini, sebelumnya maaf ff ini lama di revisi. Buat yg nungguin, makasih dan maaf krn kelamaan. Biasalah penyakit WB + Mager + Kesibukan RL yg gk bsa d kondisikan.
Tenang aja ff ini gk ada di telantarin ko  alias ff ini bakal terus lanjut sampe end. Wlw bakal aga lama juga si:")))

Mf buat typo yg bertebaran n' ketidak nyamanan nya.
Buat Chp selanjutnya alias Chp 9 gua mau nunggu dlu respon kalian. Klo respon + hasilnya bagus ntar bakal langsung d up, dan bwt chp 10 msh dlm proses tpi moga cepet d kelarin bwt d post.

Ya gtu aja salam dan mf dri gua(?)
Selamat membaca ff kegajean ini;)



Review

"..hahaha.. Park... Ji... Sung. Well, (melirik kearah Chenle) jadi kau berkencan dengan lelaki sekarang?" nadanya mengejek dan tatapannya penuh intimidasi kearah Chenle.  Lalu tatapannya kembali kearah Jisung dengan mengejek.
"Jisung.... Kau hehe.. Hehe.. HAHAHAHAHAHAHAHAA___HABUAK!" Tanpa sungkan Jisung menghajar lelaki itu yang justru semakin tertawa nyaring hingga menarik banyak mata.

"..hahahahahahaa... Sudah sangat lama ya. Dua tahun yang lalu.. Ngomong-ngomong, wanita itu tengah hamil Jisung." ucapan lelaki itu sama sekali tak jelas, dan seolah tak berarah. Namun dapat Chenle lihat dengan jelas tubuh Jisung menegang dengan hebat.

".. Selama tiga bulan terakhir ini dia terus mencarimu..... (Menjeda)" lelaki itu berdiri dan merapihkan pakaiannya.
"Menurutmu.. Bagaimana jika aku... Pukk (menepuk bahu Jisung).. Aku pamit, sampai jumpa lagi!" lelaki asing itu akhirnya pergi meninggalkan Chenle dan Jisung yang masih terpaku dalam posisi mereka.

"Tak lama lagi kehancuranmu akan tiba. Park Jisung!"

༺═──────────────═༻
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
*╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗*
§𝕦מĝĺΞ || 𝕞Ξĺĺ‡
*╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝*
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
༺═──────────────═༻

Suasana canggung menyelimuti keheningan yang diciptakan Jisung dan Chenle.
Keduanya hanya duduk sambil makan dengan tak berselera karena insiden sebelumnya. Disatu sisi Chenle ingin bertanya banyak hal tentang siapa orang tadi? Kenapa keduanya nampak dekat? Apa maksud pembicaraan tak berarah tadi? Siapa wanita yang mereka maksud? Apa wanita itu sedang mengandung anak Jisung atau bagaimana?, ingin sekali Chenle menanyakan itu tapi ia terlalu gugup dan disisi lain juga berpikir jika itu tak ada urusan dengannya. Lagi pula Jisung juga bukan siapa-siapanya.

Sementara itu, Jisung sendiri tak tenang dengan atmosfir yang melingkupinya. Terlebih matanya menangkap Chenle makan dengan perlahan atau tepatnya nyaris tak makan dan hanya diam menunduk menatap makanan dihadapannya. Bahkan batin Jisung bertaruh jika dimulut Chenle terdapat makanan yang belum di telan. Jisung merasa tak enak dan.... Gelisah?
Tapi untuk apa gelisah? Ia benar-benar tak senang melihat wajah tertekan Chenle dan dia tak senang jika Chenle salah paham terhadapnya. Tapi kenapa harus tidak senang? Bukankah selama ini ia tak pernah merasakan hal semacam ini? Bahkan pada Jihoon pun Jisung tak keberatan dan merasa tak bersalah saat harus berbohong. Menutupi kebohongan dengan kebohongan sudah sering Jisung lakukan. Lantas sekarang kenapa dia jadi tak nyaman begitu?
Wajah Jisung keruh dan kusut. Garpu dan pisau ditangannya ia pegang erat, dan tanpa sadar ia menggeram.

"Oy! Makanlah dengan benar. Jangan berlaga seperti orang cacing__ahh busung lapar!!" glek! Jisung mematung. Bayangan imajiner tentangnya yang mengeluarkan darah dari mulut jadi penjelas bahwa ia menyesali ucapannya. Wajah Chenle nampak shock dan sedih dan Jisung mengutuk dirinya sendiri. Dilihatnya Chenle makan dengan gemetar dan Jisung semakin merasa bersalah karenanya.

MELLT (번개) [Ongoing / Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang