Lisa terbangun di tengah malam dan menyadari bahwa semua terlihat gelap. Pernapasannya mulai sesak.
"Agh.. Tolong nyalakan lampunya!" Teriak Lisa seraya bangun dan meraba-raba mencari benda pipih miliknya.
"Agh.. Tolong Aku tidak bisa bernapas! " Teriaknya lagi dengan kedua tangan memegang lehernya, mencari-cari oksigen yang seakan habis.
Ayah Lisa masuk tergesa-gesa dengan membawa senter ditangannya.
Tiba-tiba udara seperti menjalar masuk kedalam sistem pernapasannya saat melihat cahaya dari senter yang dipegang ayahnya.
"Kwencana?" Tanya ayahnya terlihat sangat khawatir.
"Na kwencana Appa.., listriknya padam?"
"Ne.. Saklar pembatasnya gangguan lagi. Nanti Appa hubungi tukang untuk memperbaikinya"
"Arraseo. . Kembalilah tidur Appa! Aku sudah menemukan Handphone genggamku. Maaf membuatmu khawatir"
"Yasudah.. Ingatlah untuk selalu meletakkan sesuatu yang mudah dinyalakan di sampingmu saat kau tidur, agar kejadian seperti tadi tidak terulang lagi"
"Ne"
Lisa memandang benda pipih miliknya lama. Mengingat kembali kejadian yang menimpa dirinya beberapa menit lalu.
Sudah lama dia tidak mengalami hal itu. Karena keteledorannya yang mengira saklar di rumahnya sudah diperbaiki dan listrik tidak akan pernah padam lagi di tengah malam, hingga membuatnya mulai terbiasa dan tidak meletakkan Hp atau sesuatu yang bisa dinyalahkan dengan mudah apabila listriknya padam.
Lisa memiliki gangguan jiwa yang bernama Claustrophobia dan Nychtophobia yang sudah sangat kronis. Ini adalah semacam gangguan jiwa yang ditandai dengan gangguan kecemasan hingga sesak napas saat dia berada di tempat yang sangat SEMPIT dan GELAP. Penyebabnya adalah trauma di masa lalu.
Lisa dibesarkan oleh Ayahnya dan ibu tiri. Ibu kandungnya meninggal 25 tahun lalu saat berjuang melahirkan Lisa. Itulah sepenggal informasi tentang ibunya yang diketahui Lisa dari umpatan ibu tiri yang sering diucapkan setiap kali wanita itu marah saat Lisa melakukan kesalahan.
Banyak tekanan sewaktu dia kecil. Didikan dari ibu tiri yang selalu menghukum dengan cara memukulnya hingga kadang Ia sangat ketakutan saat melihat wanita itu, seperti melihat monster yang kapan saja siap menerkamnya.
Hampir setiap hari Lisa selalu dihukum. Tidak perduli dengan kesalahan yang mungkin sebenarnya hanya sepele, Ia tetap dipukul.
Setiap kali dihukum, Lisa selalu mencari tempat untuk bersembunyi. Ia sering bersembunyi di dalam gudang yang gelap atau di dalam lemari. Bahkan kadang, Lisa akan lari dari rumah dan bersembunyi di dalam tong-tong sampah kosong yang berada tidak terlalu jauh dari rumahnya. Rupanya kebiasaan ini membuat memorinya menyimpan ingatan tentang rasa takut saat berada didalam tempat persembunyiannya. Sesuatu yang sangat menakutkan mungkin saja akan terjadi padanya saat berada di tempat yang sempit dan gelap. Itulah yang dirasakan Lisa.
Anehnya Ayah Lisa tidak pernah coba melakukan sesuatu untuk membelanya. Mungkin karena cinta ayahnya pada wanita monster yang selalu menyiksanya itu, atau mungkin ayahnya juga menyalahkan Lisa atas kematian ibu kandungnya. Entahlah, waktu itu Lisa tidak ingin berfikir. Yang Lisa tau adalah tuhan mungkin sedang menghukumnya atas kesalahn yang Ia sendiripun tidak tau.
Dan Inilah yang membuat Lisa pernah beberapa kali mencoba untuk bunuh diri sewaktu Ia masih remaja, tidak sanggup dengan tekanan di dalam hidupnya. Sialnya Ia sangat takut mati dengan cara yang menyakitkan, sehingga tidak ada yang berhasil.
Lisa bersyukur karena ibu tirinya kemudian pergi meninggalkan mereka dan tidak pernah kembali lagi sejak Lisa masih di sekolah menengah atas.
Sekarang Lisa tinggal bersama Ayahnya dan seorang adik laki-laki yang memiliki perbedaan umur cukup jauh dengannya. Meski begitu, Lisa sangat menyayangi adik tirinya yang masih remaja tersebut.
Kehidupan mereka jauh lebih baik setelah kepergian ibu tirinya. Itulah yang dirasakan Lisa. Ayahnya menjadi lebih perhatian dan penyayang.
Lisa hidup dalam keluarga yang sederhana. Meski begitu, mereka tidak pernah kekurangan makanan sedikitpun. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana yang terletak di Ansan, sebuah kota di Propinsi Gyeonggi korea selatan yang terletak di selatan Seoul.
Ayahnya memiliki toko roti kecil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar biaya sekolah Lisa dan adiknya.
Bersyukur karena sifat anti sosialnya, Lisa jadi lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan berhasil menyelesaikan kuliah S1 fakultas Ekonomi di Universitas Hanyang yang bercabang di Ansan dalam waktu tiga tahun, dengan bantuan dari beasiswa yang di dapatkannya dari Universitas tersebut.
Setelah lulus kuliah, Lisa tidak langsung mencari pekerjaan. Ia lebih memilih membantu ayahnya mengelolah toko roti mereka hingga sekarang.
______Lisa sudah berusaha memejamkan matanya, namun sia-sia. Ia sudah tak bisa tidur.
Hah.. Mungkin aku akan begadang lagi sampai pagi.
Lisa kemudian membuka akun SNS dan mendapati beberapa pesan yang entah sejak kapan dikirimkan kepadanya. Ia hanya membaca pesan-pesan itu tanpa berniat membalas.
Log Out
Lisa memilih bangun dari tempat tidur dan mulai membuka laptop miliknya yang terletak di atas meja samping tempat tidur. Hanya sekedar iseng mengecek Email dari lamaran pekerjaan yang dua hari lalu Ia kirimkan. Siapa tau ada balasan dari perusahaan tersebut.
Setelah dua tahun berlalu, Ia akhirnya memutuskan untuk mencari pekerjaan. Ia sudah mencoba mengirimkan lamaran ke beberapa perusahaan sejak dua bulan lalu, namun semuanya di tolak.
Lisa hampir berteriak jika saja Ia tidak segera sadar bahwa saat itu sudah hampir jam 02:00 subuh. Yah, lamarannya diterima dan Ia harus datang minggu depan untuk Interview. Ini adalah berita yang sangat menggembirakan untuk Lisa. Setelah beberapa bulan Ia berusaha, ada juga yang memintanya datang untuk interview.
Meskipun Lisa lulus dari Universitas yang sudah terakreditasi dan memiliki nilai yang cukup bagus, namun itu tidak membuatnya mudah mendapatkan pekerjaan. Apalagi jika melamar pekerjaan dari perusahaan di ibu kota Seoul.
Kim Grup
Lisa tidak mengerti kenapa perusahaan besar tersebut memberikan kesempatan padanya, sedangkan perusahaan kecil lain yang pernah Ia kirimi lamaran menolaknya. Entahlah, yang terpenting sekarang adalah Lisa akan berusaha melakukan yang terbaik."Besok aku akan membicarakan ini dengan Appa dan berangkat ke Seoul untuk mencari tempat tinggal sementara" gumamnya seraya bangkit dari tempat duduknya dan kembali ke tempat tidur.
Jangan lupa vote & komen guys 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA BRINGS LOVE
RomanceLalisa Park memiliki gangguan jiwa Claustrophobia dan Nyctophobia yang sudah sangat kronis. Ini adalah semacam gangguan jiwa yang ditandai dengan gangguan kecemasan hingga sesak napas saat dia berada di tempat yang sangat SEMPIT dan GELAP. Penyebabn...