Lisa menyelesaikan mandinya dengan cepat, ia tak ingin atasan yang menurutnya sedikit aneh itu akan segera tiba dan menunggunya lama.
Lisa membuka lemari kecilnya dan mulai menatap satu persatu pakaian yang baru dibelinya dua minggu lalu saat mengetahui bahwa ia lulus interview.
Untungnya waktu itu entah karna setan apa yang merasukinya, Lisa bisa tertarik dengan sebuah dress yang sebenarnya cukup mahal namun tetap memutuskan untuk membelinya.
Lisa sebenarnya masih bingung harus memakai pakaian seperti apa saat keluar untuk makan malam, apalagi jika harus makan malam bersama atasan di perusahaan tempatnya bekerja itu. Jelas saja, sejujurnya ia tak pernah keluar makan malam dengan seorang pria.
Lisa sudah menolak saat pria yang notabene adalah atasannya itu mengajak makan malam, namun perkataannya sama sekali tak didengarkan.
Jadi disinila dia, di depan cermin memandangi tampilan dirinya sembari mengingat kembali kejadian dua hari lalu yang membuatnya harus mengiyakan permintaan atasannya itu.
Flashback On
Lisa mulai merapikan berkas di atas meja kerja dan memakai bucket bag kesayangannya, kemudian melangkahkan kakinya dengan santai menuju tangga darurat di perusahaan tempatnya bekerja itu.
Waktu sudah menunjukan jam 15:00, dan itu adalah waktu dimana Lisa harus menghentikan aktifitasnya di perusahaan tersebut dan pulang.
Ia berjalan melewati bagian depan lift yang sudah terdapat beberapa orang sedang menunggu.
"Lisa~si.. Lewat tangga lagi?" tanya seorang staf yang sebenarnya Lisa kenali sebagai teman satu departemennya.
"Ye" sembari menampilkan Sedikit senyuman tipisnya dan terus melangkahkan kaki tanpa memperdulikan orang-orang di depan lift tadi yang seperti terus melihat Kearahnya dengan ekspresi yang sulit diartikannya.
Sebenarnya Lisa tidak perduli dengan ekspresi yang diperlihatkan orang-orang padanya, ia sudah terbiasa. Lagi pula sekarang Lisa merasa lebih santai karena departemennya yang terletak di lantai empat dan ia tidak terlalu kelelahan jika harus naik turun tangga setiap hari. Yah, menurut Lisa itu tak melelahkan. Ia bahkan pernah harus naik turun tangga hingga lantai sembilan saat kuliah dulu.
Lisa masuk di departemen Accounting yang teletak di lantai empat perusahaan tersebut, sehingga setiap hari ia harus melewati tiga lantai di bawahnya menggunakan tangga darurat.
Saat hendak membuka pintu tangga darurat dan melangkahkan kakinya, tiba-tiba lengannya ditarik oleh seseorang dari belakang dan belum sempat Lisa memberontak, orang itu sudah menyeretnya menuju ke depan pintu lift yang sudah kosong dan kemudian menekan-nekan tombol di sampingnya.
Lisa menatap orang didepan yang masih menggenggam tangannya itu dengan heran, dan betapa terkejutnya Lisa saat mengetahui bahwa orang itu adalah atasannya yang merupakan CEO dari perusahaan tempatnya bekerja tersebut.
Lisa mulai panik dan merasa sekujur tubuhnya berkeringat, mengingat ia akan segera di seret masuk ke ruangan sempit itu.
"Hoejangnim! Apa yang anda lakukan?" tanya Lisa panik dengan suara sedikit bergetar. sejujurnya ia hampir menangis hanya saja ia tak ingin menangis di depan pria yang menurutnya sangat aneh itu.
"Kau harus melawannya! Itu satu-satunya cara agar kau bisa sembuh" Jawab Suho tanpa sedikitpun melirik kearah Lisa.
"Bagaimana anda bisa tau?" tanya Lisa heran, namun atasannya itu tetap diam tak Menanggapi pertanyaan yang ia lontarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA BRINGS LOVE
RomanceLalisa Park memiliki gangguan jiwa Claustrophobia dan Nyctophobia yang sudah sangat kronis. Ini adalah semacam gangguan jiwa yang ditandai dengan gangguan kecemasan hingga sesak napas saat dia berada di tempat yang sangat SEMPIT dan GELAP. Penyebabn...