09

157 25 1
                                    

"Sajangnim..! Makan malam sudah siap" seru bibi Chin, maid berumur 50 tahun yang biasa di panggil ajumma itu di dapan kamar Suho.

Suho tak menyahut dan langsung bergegas keluar dari kamarnya. Bibi Chin pun melangkah menuruni tangga ke dapur setelah mendapat respon dari sang pemilik rumah.

Suho kemudian mendekati pintu kamar di seberang kamarnya dan mulai mengetuknya pelan "Lisa~ya.. Ayo makan!" panggil Suho dengan lembut namun tak ada sahutan dari dalam.

Suho memberi jeda beberapa saat sebelum kembali mengetuk pintu besar berwarna coklat tua di depannya itu.

"Lisa? Ayo keluar makan!" Suho terus memanggil dengan lembut namun masih tak ada sahutan dari dalam. Suho mengerutkan alisnya, mulai khawatir. Ia kemudian menambah tekanan pada ketukannya, sedikit lebih keras.

"Lisa~ya! Kau baik-baik saja kan?" untuk kesekian kalinya Suho mengetuk dan masih tak ada sahutan dari dalam.

Suho mulai panik. Sejak pulang dari klinik tadi, Lisa memang sudah mengurung diri dan tak sekalipun keluar dari kamarnya.

Suho masih belum menyerah, terus berusaha mengetuk pintu dan memanggil namun masih tak ada sahutan. Ia kemudian memerintahkan para maidnya untuk mengambilkan kunci cadangan.

Pikiran Suho berkecamuk dan raut wajahnya menampakkan kekhawatiran yang teramat sangat. Ia mungkin akan langsung terjun dari menara Namsan atau menenggelamkan diri di Sungai han jika sesuatu yang buruk terjadi pada wanita yang baru saja ia temukan setelah 10 tahun lebih mencarinya itu.

Setelah berhasil membuka pintu dan berada di dalam kamar, Suho menyapu pandangan ke seluruh ruangan, namun tak ada sang empuh disana. Ia semakin panik dan bergegas masuk ke dalam bagian ruangan yang lebih privasi dengan raut wajah yang terlihat semakin khawatir.

Dan betapa terkejutnya Suho saat mendapati Lisa yang sedang duduk meringkuk di samping bath tub, dengan tatapan kosong di pojok ruangan.

Sontak Suho bergegas mendekatinya dengan cepat "Lisa~ya! Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau seperti ini?" Suho berjongkok di depan Lisa dengan kekhawatiran yang semakin membuncah, apalagi saat dirasakannya Tubuh Lisa yang sedikit panas "Lisa.. apa yang terjadi?" Suho menatapnya khawatir, berharap ada sahutan dari wanita di depannya, namun nihil.

"Ajumma! Tolong ambilkan obat penurun panas dan air dingin untuk kompres" titah Suho tanpa melihat ke arah para maidnya yang sejak tadi sudah berada di belakang dengan ekspresi yang tak berbeda jauh dengannya.

Lisa menatap Suho kebingungan. Ia seperti tak mengenali lelaki di depannya itu. "Yixin Oppa?" lirihnya.

Suho terperanjat di tempatnya mendengar ucapan Lisa "Yixin? Kenapa kau, menyebut nama orang itu" Suho menelan salivanya kasar. Bagaimana mungkin nama Laknat itu yang keluar dari bibir manis Lisa? Nama seseorang yang selalu berusaha merebut Lisa darinya.

"Jangan membuatku khawatir Lisa" Suho menggendong Lisa bridal style dan membawanya ke tempat tidur.

Lisa masih terus memandang Suho yang duduk di sisi kasur queen sizenya dengan tatapan kosong "Yixin oppa! Kau datang.., Aku sudah, menunggumu sejak lama" ucapnya dengan lemas.

Suho menegang di tempatnya. Untuk sesaat, ia sangat ingin membungkam bibir kissable yang terus berceloteh tanpa sadar dengan menyebut nama yang sangat di bencinya itu, namun mengingat ketidak berdayaan yang terpampang di wajah gadis itu membuat Suho menepis niatnya.

Suho mengigit bibir bawahnya, ia menggenggam tangan kiri Lisa dan meletakkan di pipi kanannya, kemudian menatapnya frustasi.

Apa yang harus di lakukannya? Suho tak mungkin membentak Lisa karena ucapannya barusan kan.

TRAUMA BRINGS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang