05

241 30 8
                                    

Suho dan Lisa duduk berhadapan di meja sebuah Restoran mewah bernuansa campuran Eropa-korea yang terlihat sangat terawat dan cukup nyaman.

Mereka sudah duduk sekitar 15 menit menunggu pesanan datang.

"Lisa~ya.. Kau suka tempatnya?" tanya Suho tiba-tiba.

Lisa tak langsung menjawab pertanyaan Suho. Ia malah mengernyitkan alisnya dan menatap atasannya itu.

"Hoejangnim.. Sebenarnya aku tidak ingin menanyakan ini, tapi aku harus melakukannya" ucap Lisa cepat.

"Bwoe?"

"Sikap yang anda tunjukan padaku" Jawab Lisa dengan tenang.

"Kenapa? Apa sikapku membuatmu tidak nyaman?" Suho terlihat khawatir.

"Aniya.. Anda sangat baik padaku. Tapi, itu yang membuatku tak mengerti, dan anda bersikap informal padaku, padahal kita belum terlalu lama saling kenal" Jelas Lisa cepat.

Belum sempat Suho menjawab pertanyaan dari Lisa, seorang pelayan pria berseragam datang dengan membawa nampan berisikan dua piring steik, salad dan sebotol anggur kemudian meletakkan di atas meja.

"Massitge deuseyo! Ucap sang pelayan seraya menundukan sedikit kepalanya dan pergi menjauh.

Lisa tak langsung menyantap makanannya. ia kembali menatap Suho. "Anda belum menjawab pertanyaanku Hoejangnim!?"

"Setelah makan.., aku akan jawab setelah makan" sembari meletakkan serbet di pangkuannya, mengambil pisau steak dan garpu kemudian mulai memotong daging steak dengan santai. Lisa secara otomatis mengikuti hal yang dilakukan Suho.

Mereka hanya fokus menikmati makanan tanpa obrolan.

Suho selesai makan lebih dulu dan langsung membersihkan serpihan makanan di bagian bibirnya dan kemudian menatap Lisa yang nampak sedikit kesusahan memotong steaknya. "Mau kubantu?"

"Seharusnya anda menawarkan bantuan dari tadi" jawab Lisa cuek dan tetap fokus pada makanannya.

Suho tersenyum mendengar ucapan Lisa "Ah Miane.. Sini berikan padaku!" sembari hendak menarik piring milik Lisa.

"Tidak perlu.., ini tinggal beberapa potongan lagi" Lisa menjawab dengan sopan sembari meminum anggur digelasnya.

"Arasseo! Lagi pula kau juga harus latihan memotong steak karena mungkin kedepannya kita akan sering makan malam seperti ini"

Lisa langsung tersedak minumannya sesaat mendengar perkataan Suho.

"Kwencana!? Pelan-pelan saja makannya" Suho tampak khawatir.

"Kwencana.. Sembari mengambil serbet dan mengeringkan bibirnya yang sedikit basah.

"Jadi apa alasan sesungguhnya dari semua ini Hoejangnim?" Tanya Lisa tiba-tiba setelah meletakkan serbet yang dipegangnya ke meja dan menatap Suho.

"Kau tidak mengingatku? 10 tahun yang lalu..". Suho mulai berbicara dengan serius.

Lisa berusaha mencerna ucapkan dari atasannya itu dengan ekspresi heran "Maksud anda?"

"Sahabat Yixin" Suho menatap Lisa dengan serius, berharap ada sepenggal kenangan yang muncul dalam ingatan gadis di depannya.

"Yixin? Aku tidak mengerti dengan maksud anda. Siapa Yixin?"Lisa masih nampak kebingungan.

"Lisa~ya! Kau tidak ingat Yixin?"

"Hoejangnim.. tolong jangan buat aku semakin bingung!" Lisa mulai tak sabar.

TRAUMA BRINGS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang