WINASTYA 🍂 2

42 16 3
                                    

Selamat Membaca💛

.
.
.

Perpustakaan. Di sanalah Wina berada. Tadi saat dia memasuki kelas, ternyata guru yang mengajar sedang berhalangan untuk hadir. Karena guru tersebut sedang kedatangan tamu. Tapi bukan tamu bulanan yang pasti.

Jadi Wina memutuskan untuk ke perpustakaan saja, daripada dia mendengar nyinyiran teman-temannya di kelas. Tak jarang ada yang melemparinya dengan sampah bekas plastik makanan.

Tak lupa novel berada digenggamannya. Dan sebotol minum yang tersisa setengah itu.

Saat kakinya melangkah ke dalam perpustakaan aroma buku usang seakan menyambut kedatangan. Wina tersenyum kecil, ia sangat menyukai aroma ini karena bisa membuat pikirannya seketika tenang.

Semakin dalam ia memasuki perpustakaan semakin kuat aroma itu menguar.

Wina memilih bangku yang terletak paling pojok perpustakaan. Terlindung oleh rak di depannya. Mejanya kecil dan terdiri atas 4 kursi mengelilingi meja itu. Di sana memang spot favorit Wina saat pertama kali ia memasuki perpustakaan sekolahnya.

Keadaan hening karena memang hanya ada dirinya dan penjaga perpustakaan yang sedang membaca buku di meja kerjanya.

Semula suasana tenang namun lama kelamaan, seperti ada yang sedang mengawasi Wina diantara rak yang menjulang di sampingnya.

Wina menghiraukannya saja, mungkin hanya perasaannya. Wina kembali larut pada bacaannya. Tinggal selembar lagi novel bacaannya akan habis terbaca.

Wina menengokkan kepalanya ke samping, meneliti cela-cela yang tercipta antara buku-buku yang tidak rapat tersusun di atas rak.

Sejauh mata Wina memandang tak ada apa-apa sebenarnya. Apa hanya perasaannya saja? Wina seketika bangun dari duduknya. Ia ingin memastikan sendiri, apa yang berasa di balik rak di sampingnya itu.

Langkahnya pelan, sangat pelan. Sesekali matanya menelisik lebih tajam, siapa tau dia melewatkan sesuatu.

Namun saat Wina sudah sampai pada balik rak, memang tak ada apa-apa di sana. Namun ada yang aneh. Wina melihat ada empat tumpuk buku di lantai. Salah satunya terbuka di atas tumpukan buku itu.

Wina hanya mengedikkan bahu. Mungkin tadi ada yang meminjam buku namun lupa untuk dikembalikan ketempatnya semula. Wina berinisiatif menyusun buku itu kembali ke rak. Hitung-hitung membantu petugas perpustakaan.

Saat ia ingin menutup buku yang terbuka ia melihat ada sebuah note yang tertempel di halaman buku. Bertuliskan:

Hai!

Hanya hai, seakan memang sengaja ditulis untuk ditunjukkan kepada Wina. Wina hanya menganggap hal itu kebetulan semata. Mungkin orang yang sedang menulis ini hanya iseng. Begitu pikir Wina.

Tak ingin ambil pusing akhirnya Wina hanya menutup buku tersebut dan menaruhnya di rak. Wina kembali ke meja dan menutup novel yang berada di atas meja yang memang dalam keadaan terbuka. Gadis itu membuka tutup botol karena merasa haus.

Setelah minum ia beranjak menuju rak untuk mencari buku novel baru untuk ia baca. Ia tertarik dengan salah satu buku yang berada di atas rak, karena Wina tak pernah melihat buku itu di sana.

Wina mengambil buku tersebut dan membaca sinopsis yang terletak disampul belakang buku. Karena penasaran Wina membawa buku itu ketempat duduknya.

Buku itu tak terlalu tebal mungkin hanya 200 halaman saja. Wina membuka halaman pertama, berisi kata pengantar, dan membacanya. Ia tak pernah ketinggalan satu kata pun saat membaca.

Seakan larut akan bacaannya Wina sampai tak sadar ada seseorang yang sedang duduk di depannya. Hingga setengah jam kemudian Wina masih tak sadar.

Hingga deheman seseorang membuyarkan konsentrasi Wina yang sedang membaca.

"Ekhem," suara deheman terdengar.

Wina lantas mendongakkan kepalanya dan membulatkan matanya kaget. Hanya beberapa detik lalu gadis itu mengangkat salah satu alisnya seakan bertanya, 'apa?'

Sosok didepannya balas mengangkat alis sebelah kanannya.

"Asik banget dah sama buku, sampe cowok ganteng kek gue dianggurin." Sosok di depan Wina menyugar rambutnya ke belakang lalu menyandarkan punggungnya yang tegap itu ke sandaran kursi.

"Siapa yah?" Wina balas bertanya kepada sosok yang menurutnya sok kegantengan ini.

"What? Lo gak tau gue siapa?" Sontak saja Wina menutup bukunya jengah.

Apa-apaan cowok di depannya ini. Sudah mengganggunya membaca buku, sekarang sok-sokan ngartis. Wina tak habis pikir.

"Maaf yah sebelumnya, gue memang gak tau lo itu siapa," Wina menunjuk cowok di depannya, "and, by the way lo udah ganggu waktu gue baca buku."

"Yah emang sih cewek aneh kek lo gini yang kerjanya cuman baca buku, kuper. Pasti gak kenal sama gue." Cowok itu memandang Wina dengan senyum miringnya.

"Yah terus masalahnya apa. Lo terganggu gitu Mr. Narsis?" Wina memandang cowok itu jengah.

"Jelas terganggu lah. Lo cewek aneh dan buku lo itu." Wina memutar bola matanya. Fix, cowok ini gak nyambung.

"Gak nyambung bego." Balas Wina sarkas.

"Malah ngatain gue. Awas aja lo," Senja berdiri dari duduknya dan menaruh kedua tangannya di atas meja, sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Wina. "Satu hal yang harus lo tau, nama gue Senja Angkasa. Inget itu baik-baik cewek aneh."

Cowok yang bernama Senja itu menunjuk-nunjuk Wina lalu pergi meninggalkan Wina sendirian di dalam perpustakaan.

Wina menggeleng-gelengkan kepalanya bingung akan tingkah Senja. Sudah gak nyambung sekarang tambah gak jelas lagi tingkahnya.

Sama seperti tingkahnya yang menarik Wina ikut berlari dan memojokkannya kedinding. Yap, cowok itu ternyata Senja Angkasa.

.
.
.

To be continue...


WINASTYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang