Steward Building, San Francisco, California—USA.
"Seperti ini? Masih perlu diperbesar? Aku juga baru mengganti background menu navigasi menjadi warna putih. Bagaimana menurutmu?"
Georgia menghentikan aktivitas menulisnya. Ia beralih menatap logo pada website resmi Southern Lights, serta beberapa fitur lainnya yang sudah diubah sedemikian rupa. Georgia tersenyum ketika mendapati desain website yang terlihat lebih eye-catching dibandingkan sebelumnya. "Itu cukup, sudah tidak terlihat kaku. Aku suka ini."
"Coba buka melalui ponselmu."
Georgia mengangguk lalu meraih ponselnya. "Tidak ada masalah, ukurannya sudah pas."
"Akhirnya kita bisa tidur nyenyak, Gia."
Southern Lights, merupakan salah satu merek perlengkapan outdoor yang cukup ternama. Southern Lights menyediakan berbagai macam produk mulai dari tenda, pakaian, alas kaki, tas punggung, sleeping bag, serta beberapa perlengkapan lain yang biasa digunakan ketika melakukan kegiatan di alam terbuka seperti trekking atau hiking.
"Gia!"
Georgia menoleh ketika mendengar namanya dipanggil begitu keras hingga membuat orang-orang seisi ruangan ikut menoleh ke arah yang sama.
"Summer," ujar Georgia geram. "Kenapa kau kemari?"
Bibir Summer melengkung, raut wajahnya berubah sedih. "Hampir tiga bulan kita tidak pernah bertemu padahal hanya selisih enam lantai dan sekarang kau bertanya seperti itu?"
"Jangan banyak drama, kau saja yang selalu bepergian. Ada perlu apa? Aku sedang sibuk."
"Aku tidak tahu ternyata kau betah juga belama-lama di dalam ruangan," balas Summer dengan nada mengejek. "Nah, sekarang waktunya kau kembali ke tempat asalmu. Aku kasihan melihatmu terus-terusan memandang komputer."
Georgia mengerutkan keningnya, ia dibuat bingung dengan kalimat Summer. Namun dalam dua detik seluruh pertanyaan Georgia terjawab ketika Owen—pria asal Australia tersenyum hangat padanya. "Oh astaga Owen! Kau benar-benar kembali?"
"Kau pikir aku arwah gentayangan? Ini benar-benar aku," seru Owen lalu memeluk Georgia erat.
Tiga bulan lalu, Owen yang bekerja sebagai web designer Southern Lights, mengalami kecelakaan mobil yang cukup parah hingga mewajibkannya untuk beristirahat selama kurang lebih tiga bulan. Hal itu membuat tim web design Southern Lights berencana membuka lowongan pekerjaan sementara untuk menggantikan Owen.
Sementara itu, tempat Georgia bekerja sekarang adalah partner bisnis dari Southern Lights. Summer yang mendengar berita tersebut dan tahu bahwa Georgia pernah bekerja sebagai web designer, langsung memberi saran pada Southern Lights agar Georgia bisa menggantikan posisi Owen sehingga mereka tidak perlu repot-repot membuka lowongan baru.
"Aku senang kau sudah kembali Owen."
"Terima kasih sudah membantuku, Gia."
"Nah, sekarang kemasi barangmu, aku harus membawamu kembali. Eternal Edge punya banyak kejutan untukmu. Aku akan menunggu di sini," ujar Summer lalu mendorong bahu Georgia pelan.
Eternal Edge—pada awalnya adalah tim kecil yang terbentuk secara tidak sengaja oleh para pendaki yang berasal dari San Francisco, saat mereka hendak pergi menuju Grand Teton National Park. Sejak hari itu, mereka berinisiatif untuk terus mendokumentasikan kegiatan mereka lalu mengunggahnya pada platform digital seperti YouTube atau Instagram.
Tidak hanya terbatas di kegiatan terbuka seperti pendakian. Mereka juga melakukan kegiatan bersama komunitas-komunitas pecinta alam seperti membersihkan lingkungan, melakukan penanaman pohon, memberikan tips dan trik, serta rekomendasi tempat-tempat untuk trekking dan hiking.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ocean Eyes (COMPLETED)
Romance[Romance, Adventure] [unedited version] [Inspired from a song by Billie Eilish] "Dance with the waves, move with the sea. Let the rhythm of the water set your soul free." GEORGIA MADELINE SMITH-gadis ceria yang gemar bertualang. Gunung, hutan, dan a...