Hari demi hari ku lalui bersama laki-laki yg baru saja ku kenal, jujur awalnya ia sangat menyebalkan, memuakkan, dan pastinya menjengkelkan, tak terhitung sudah berapa kali ia membuatku menitikkan air mata karena kesal di buatnya..
Namun dari situlah awal dari cerita rindu kami terbentuk.."Ran.." ujar barata memecah keheningan
"Hmm.." jawab haran sambil terus menatap langit malam.
Mereka kini tengah duduk berdua, bersender pada punggung satu sama lain, di bawah sinar bulan itu.. juga pada malam itu..
Seakan...
Menjadi awal kesedihan dan kebahagiaan mereka.." Besok jadwal penerbangannya malem, lo bakal nemenin gue sampe bandara Kan? " Sambung barata..
Haran hanya terdiam..
" Kok diem? lo nggak mau nemenin gue yah? " Tanya barata dengan raut wajah tak senang
Haran mulai merasakan rasa sesak di dadanya " bukan nggak mau.. cuman berat.." jawab haran dengan nada bicaranya yg mulai berat..
Barata terdiam sejenak.. seakan ikut merasakan berat di dadanya..
Dengan senyum pahit, menahan sesak barata kembali berbicara " Ran.. lo tau nama panjang gue nggak??"Haran kembali diam..
" Barata Dhisan Ferdian.." ujar barata menyambung ucapannya
Haran tersentak mendengar ucapan barata " dhisan.." ujar haran lirih..
"Jujur gue kurang suka kata dhisan dalam nama gue karena menurut gue aneh.. tapi gue pengen lo manggil gue pake nama dhisan yah, biar gue bisa selalu inget lo.."
Ujar barata" Dhisan..
Meskipun gue manggil lo barata lo bakal selalu inget sama gue kok karena kalo lo lupain gue,..
Gue bakal berusaha bikin lo inget sama gue.." ujar haran"Dhiran.." ujar barata lirih namun samar - samar terdengar di telinga haran " lo bilang apa tadi? " Tanya haran
" Dhiran.." ujar barata
" Dhisan dan haran.." sambung barata
" artinya sabar dan bijaksana " sambungnya lagi..
" Gue baru sadar kalo nama kita di sambungin bakal ada artinya..
Jadi.. ran.. mungkin maksud dari sambungan nama kita itu harus sabar menanti.. lo nantiin gue pulang yaa" ujar barataHaran diam sejenak.. "gue pasti bakal nantiin lo dhi.., meskipun rasanya berat.."
" Lo bakal pulang Kan.. " sambung haran
Barata membalikan badannya kemudian membalikan bahu haran agar bisa berhadapan "ran..
I might be far away but never leave.." ujar barata sambil menatap haran dengan tatapan sendu..Haran hanya terdiam.. teringat waktu dimana barata mengatakan bahwa ia harus melanjutkan study nya di luar negri karena keinginan orangnya tuanya..
Flashback
" HARAN.." teriak barata melihat haran yang tengah berlalu di hadapannya
"Apa?" Jawab haran singkat
"Nih.." ujar barata seraya memberikan 2 notebook kesayangan haran
" Ya ampun.. notebook gue.. apa kabar kalian sayang" ku.." teriak haran kegirangan
Barata tersenyum melihat expresi haran "lo nggak mau bilang makasih nih ke gue.." ujar barata
" Dihhhh ngapain? Emang dari awal kan ini barang milik gue.." jawab haran dengan expresi nyolot
" Ahahaha iya deh.." ujar barata
" Ran.. kita makan siang bareng yuk.. gue yang traktir deh.." ujar barataHaran menatap barata dengan tatapan heran, kemudian memegang dahi barata "lo sakit yak.. emm tapi nggak panas" ujar haran
" Ahahaha elu mah, gue baik dikit aja curiga, gue serius nih, mau nggak?" Ujar barata
"Hm, masa sih.. yah walaupun mencurigakan,, gue mau deh.. laper nih gue.. hehe" ujar haran
" Huu dasar.." ujar barata sambil meremas rambut haran gemas..
"Ya udah ayo.. otw.." ajak haran sambil mengemasi barangnya..
Sesampainya di cafe mereka pun memesan..
Beberapa menit kemudian pesanan mereka pun datang, "yey, udah dateng.." sontak haran kegiranganHaran pun makan dengan lahap.. membuat barata tersenyum melihat nya.. haran yang merasa tengah di perhatikan merasa canggung kemudian menatap barata " ngapain sih.. ngeliatin mulu.. pengen?" Ucap haran
Barata memandanginya sambil tersenyum " ran, gue mau ngomong sesuatu.."ujar barata
" Ngomong tinggal ngomong aja kali.." ucap haran tanpa basa-basi
Barata menghembuskan nafas panjang " Ran.. minggu depan gue bakal pergi ke luar negri ngelanjutin study gue.." ujar barata dengan perasaan berat..
Haran tersentak kemudian langsung menghentikan makannya selera makannya langsung hilang seketika, dadanya terasa sesak..
Sesak, saking sesaknya sampai ingin rasanya ia menelepon ambulance..
"Jahat bgtt sih lo.." ujar haran dengan suara serak..
"Kenapa baru bilang sekarang! Tega banget lo ninggalin gue!" Ujar haran menahan tangis
Barata hanya bisa menunduk dengan perasaan yang Sama..
Berat, sesak, dingin yang mereka rasakan..
Hening dan sunyi, mungkin kata yang tepat untuk masing-masing hatiTeruntuk para reader saya minta maaf karna sebenernya lanjutan ceritanya udah saya tulis lama cuma belum di publish hehe sekali lagi maaf..
![](https://img.wattpad.com/cover/219833378-288-k559351.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Haran dan Dhisan
Short Storyseorang wanita patah hati yang menemukan pujaan hatinya melalui ilusi