ilusi II

49 6 0
                                    

Haran kembali membuka diarynya mengambil sebuah pena bening yang di ukir dengan hiasan angsa putih sambil menghembuskan nafas pelan ia memulai untuk menulis.

Dear Dhisan

Dhisan, ini aku haran seorang wanita yang selalu mengharap adanya kau di dunia ini.
Alay sih emang, dhisan kamu tuh ada ngga sih! Aku pengen kamu muncul di dunia ini, dhisan kalo kamu beneran ada aku pengen cerita banyak tentang hidup aku, habis itu aku bakal ngajak kamu jalan- jalan, habis itu pokoknya nanti akan banyak hal yang bakal kita lakuin bersama!
Seru kan :)

Salam manis

Haran

" Huh, keknya gue makin stres deh!" Keluh haran, kemudian memandang Naura yang berada di sampingnya " ka Nao, gue gila nggak sih?" Tanyanya dengan muka memelas, Naura memegang dahi haran " hampir" jawabnya datar haran kembali menghela nafas, " Ran, loe boleh stres tapi jangan sampai akut yah!" Ujar Aisy   yang memperhatikannya.
"Mending loe cari cowok deh!" Sambung Agna, " Aishh! Nggak bisa gue kan trauma ama cowok! Nggak mau ah!" Celetuk haran
" Aduh de! Masa kamu nggak mau punya cowok nanti kamu nggak nikah gimana!" Sambung Via  "ya kali gue nggak nikah! gue cuman butuh waktu!" Balas haran
" Hmm, gimana kalo loe ama Ade gue aja!" Ujar Agna " eh Ade loe kan berondong na!" Sambung Aisy " biarin aja haran kan babyface hahaha.." balas Agna dengan tawa pecahnya " kalian nih gimana sih haran tuh harusnya fokus belajar dulu, masalah cowok mah bisa nanti!" Sambung Inez dari dalam kamar mandi, " tapi kan nez, daripada haran kek orang stres kek gini kan!" Sambung Via " ah loe pada ngapain sih pada ngomongin cowok emang mereka pada ngomongin kita!" Sambung Naura " aduh! Kok jadi ribut sih?" Omel haran " haran, kamu fokus belajar aja biar nanti kalo kamu pulang kamu bisa nunjukin ke orang tua kamu kalo kamu berhasil jadi lebih baik tanpa mereka!" Nasihat Inez " aduh yang tua mah beda hahaha"gurau via "telah loe juga tua kali! Cuman loe tua yang nggak di hargai hahaha" sambung Agna suasana asrama pun menjadi ramai karena canda dan tawa mereka.

Di sebuah kelas yang cukup luas haran and the geng dan anak - anak lainnya kembali belajar dengan seorang guru muda yang akrab di panggil Miss Selena.
" Hoamm, duh kok gue ngantuk yah?"ujar via lirih " yah, loe kan emang tukang tidur makannya ngantuk terus!" Gurau Aisy haran tersenyum kecil mendengar gurauan Aisy . Hari ini entah mengapa hatinya merindukan seseorang bernama " dhisan" .
" Kenapa! Kenapa gue mau nangis! Gue kenapa! Dhisan aku kangen kamu! Kamu di mana!?" Teriak haran dalam hati " dhisan aku nggak mau gila karena kamu! Dhisan kamu siapa!?" Ujar haran lirih tanpa sadar aliran sungai kecil telah membasahi pipi haran.

Dear Dhisan

Dhisan, kamu pasti ngerti deh kondisi aku sekarang, dhisan aku nggak mau sama yang lain cuman kamu yang bisa ngerti aku! Dhisan ayo dong kamu ada! Kalo kamu ada pasti aku seneng banget, tapi kenapa yah, akhir - akhir ini aku sering nangis tiba-tiba waktu lagi mikirin kamu! Apa aku makin nggak waras? Aduh gimana yah! Tapi nggak papa deh kalo aku sampai gila karena dhisan toh nggak akan ada yang perduli juga! yah, cuman dhisan yang aku punya! Dhisan aku cape! Cape dengan semua ini! Aku pengen pergi sama kamu aja!
Dhisan please aku mohon kamu harus ada yah
 
Haran

Haran kembali menangis tangisnya pecah seketika yah tak ada yang menyadari karena haran pandai menyembunyikan air mata juga tempat duduknya yang mendukung dia selalu memilih di pojok belakang murid, haran menangis entah karena apa? Lelah mungkin, karena begitu banyak beban yang ia derita, luka , sakit batinnya entah karena apa ingin rasanya ia berteriak " aku butuh mamah" tapi di sisi lain " kenapa mamah tega ninggalin aku! Kenapa!" Air matanya semakin deras mengalir " tuhan aku butuh dhisan! Yah cuman dhisan!huaaa"

Haran dan DhisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang