bagian 5

58 6 2
                                    

Haran kecil tengah berdiri didepan gerbang sekolah sambil melihat lalu lalang para murid bersama orangtua mereka, haran terdiam seraya berfikir sejenak "pa,ma, aku juga pengen kek mereka, pa,ma, kapan kalian pulang?"
Haran melangkahkan kakinya keluar meninggalkan sekolah..
Haran telah sampai didepan sebuah rumah berukuran sedang ia menghembuskan nafas pelan kemudian mengambil sebuah kunci dari tas sekolahnya dan mulai membukanya.
Gelap sepi begitu lah keadaan rumah haran setiap ia pulang dari sekolah, haran melemparkan tubuhnya di atas ranjang setelah melepas sepatunya.
Sejak orangtuanya bercerai mereka sangat jarang pulang ke rumah,hak asuh haran dan kedua kakaknya di ambil alih oleh ayahnya, yah ayah haran terlalu sibuk dengan pekerjaannya, haran tak tahu dimana ibunya sekarang, yang dia tahu sekarang di rumahnya hanya ada dia dan kedua kakaknya.

*****

Haran menghapus aliran sungai yg mengalir di pipi chubby nya, melihat ke arah cermin kemudian membasuh wajahnya dengan air,
Melihat ke arah cermin lagi dan tersenyum manis.
"Keadaan gue buruk, kondisi gue buruk, hidup gue menyedihkan tapi bukan berarti fisik gue juga harus buruk kan...
Yah, cukup batin gue, cukup itu.
Karena gue nggak papa..hiks hiks..
Gue nggak papa hiks..hiks..hiks" ucapanya membuatnya kembali menangis😭.. tok..tok..tok "Ran,, loe masih lama nggak.. gue sama yg lain mau makan diluar nih.."teriak Aisy dari balik pintu.
"Emm.. gue nitip bungkus aja yah..
Kek biasa.." ujarnya dengan suara parau..
"Oke deh.. gue tinggal yah.."ujar Aisy seraya beranjak pergi,
"Emm.." haran kembali membasuh wajahnya dengan air.. dan bergegas mengompres matanya dengan air hangat untuk menghilangkan mata sembabnya..
Haran membuka buku catatannya, menghembuskan nafas pelan sambil berfikir "di mana yah gue nyari orang kek dhisan, namanya aja langka apalagi orangnya.."
Haran kembali berfikir..
"Nama itu ngga harus sama ran..
Yang penting sifatnya.. mungkin dhisan itu cuman inisial doang..
Kalo kamu nyari orang yang nama sama sifatnya sama keburu kamunya mati kalii..." Ujar Inez yang tiba-tiba muncul dibelakangnya sambil meletakkan sebuah kantong plastik berisi makanan pesanan haran..
"Dihh.. ngagetin deh.." ujar haran kesal " kamu abis nangis lagi ya??" Tanya Inez yang tak menggubris perkataan haran "emm.." haran tak menjawab "ngomong-ngomong ka Inez kok bisa ngomong kek tadi sih.." ujar haran mengalihkan topik pembicaraan, inez yang sedang merebahkan tubuhnya menoleh ke arah haran kemudian kembali memandang lurus ke atas "hmm.. jadi gini kamu kan udah sering banget ngehayal si dhisan-dhisan itu kan.. kira-kira waktu kamu ngehayalin dia itu, ada muncul perasaan aneh atau apa gitu nggak sih??" Ujar Inez.
Haran terdiam sambil mengingat-ingat "emm.. ada,,"
"Apa??" Tanya Inez lagi..
"Muncul perasaan kek mau nangis gitu, hm.. seolah kek takut kehilangan hehe.." ujar haran agak sedikit malu.
" Nahh.. itu kamu bisa nyari dhisan pake perasaan dan naluri kamu.." ujar Inez "emm.. tapi inget jangan sampai sakit hati lagi.."sambungnya
" Oh ya, satu lagi jangan samain mukanya sama yang di khayalan kamu..." Sambungnya lagi
"Kenapa?"
"Aduh.. kamu ini gimana sih.." jawab Inez sambil menghela nafas
" Karena bisa jadi bayangan muka dhisan yang kamu bayangin itu kamu dapet dari pecahan bayangan orang yang pernah ngisi hati kamu.." sambungnya
"Emm..iya juga yah.." ujar haran sambil berfikir
"Apa?" Tanya Inez sambil mengangkat satu alisnya
"Hee.. muka dhisan di khayalan aku mirip sama Zidan hehe.." ujar haran sambil meringis
"Huuu.." Inez mengambil guling kemudian memukulkan nya ke arah haran.
Haran tertawa malu "lanjut dong kak.."
" Males ah.. aku mau tidur!"
"Yah.. kakak mah nggak asikk.."
"Ayo dong kak.." haran memohon sambil mengguncang guncang bahu Inez " males ah.. ngantuk.." jawab Inez sambil menutupi wajahnya dengan bantal.

****

Di depan sebuah cermin terlihat seorang perempuan tengah menyisir rambutnya yang hitam polos kemudian merapikannya muka bulat dan long straight nya membuat wajah kekanak-kanakannya tampak lebih dewasa, seperti biasa ia menggunakan style rompi kesayangannya. Haran bergegas mengambil tas kecilnya dan beranjak pergi "woy! Gue cabut yah.."
" Widih mau kemana lu pagi-pagi gini.. udah kek mau ke acara gosip bapak-bapak tukang sayur aja.."
Tanya Agna sambil memandangi haran dari ujung kepala sampai ujung kaki. Haran tak menggubris perkataan Agna ia terus berjalan sampai kedepan pintu" dah.. gue mau nyari dhisan duluu.." teriaknya sambil meninggalkan kamar. Semua penghuni kamar menoleh ke arah pintu kamar tepat dimana haran keluar dengan wajah datarnya Naura berucap " SINTING!" Agna berlari menuju jendela mengintip haran yang masih belum terlalu jauh " haran! KALO UDAH KETEMU JANGAN LUPA DI KASIH BORAX YAA! BIAR AWET wkwkwk 😂" teriak Agna yang kemudian tertawa lepas.
Haran yang mendengar itu hanya mengacungkan ibu jari tangan kanannya.

Dulu hanya aku yang mencintai
Kemudian hanya dia yang mencintai namun kini aku berharap kita akan saling mencintai...
Yah.. ku ucapkan selamat datang wahai cinta yang baru..

Haran dan DhisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang