Kata penulis :
Hai teman teman baca ku, sebelumnya aku berterima kasih sama kalian yang setia membaca setiap karya ku, nggak nyangka respon kalian sebaik ini dan selalu memberi aku suport, cerita ini adalah cerita ketiga ku. Semoga kalian suka dan aku dapat memberikan yang lebih baik dari yang sebelumnya, walau pun setiap cerita berbeda tema dan setiap karakternya, aku selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik, aku juga masih sama sama belajar kok untuk menulis dan menyajikan setiap chapter nya.
Selamat membaca, peluk online dari aku🤗
*°*°*°
Hidup di kota orang memang tidak mudah, bukan karena tidak bisa beradaptasi, namun kerinduan akan suasana rumah menjadi penghalang besar untuk aku menetap di kota orang, ya walaupun sudah hampir enam tahun lebih aku tinggal di kota kecil nan sering disebut dengan kota gadis ini, namun sering kali aku merasakan homesick entah rindu akan masakan Ibu dan Mbah yi, berbincang dengan Bapak sambil menanam bunga, atau bertengkar dengan Aqila, Adek perempuan ku yang terpaut sepuluh tahun dengan ku.
Tring
Ibu ku 💖 :
Lagi sibuk kak? Udah makan siang belum? Hari ini maksi sama apa?Setiap hari, beliau selalu mengirim pesan pada ku. Selalu menanyakan menu makan, atau pun kegiatan ku di kantor.
Anindira :
Lagi buat laporan keuangan akhir bulan Bu, belum bentar lagi baru mau cari makan, rencananya sih mau cari soto Bu. Kangen sotonya Ibu sama Mbah Yi 🥺Ibu ku 💖 :
Semangat ya kak..
Hehe ya sabar, kan hari Sabtu pulang. Jadi kan ? Nanti Ibu masakan soto."Nin, udah selesai belum? Yuk, kalau udah, aku udah laper nih." ajak Selly teman kuliah ku dulu, dan kebetulan juga kami diterima di satu perusahan kecil ini, namun ya cukup lah untuk kami yang saat itu masih fresh graduate.
"Iyaa nih udah selesai, bentar tak balas wasap Ibu dulu."
Anindira :
Insyaallah ya Bu..
Semoga hari Sabtu tidak ada acara mendadak, Kakak juga udah kangen rumah.
Yasudah kakak mau cari makan siang dulu, Bu."Udah yuk, jadi kan soto?"
"Jadi dong. Katanya ada yang ngidam pengen makan soto? Ditawarin main ke rumah juga nggak mau, padahal kan bisa minta dimasakin Ibu ku." Omel Selly pada ku
"Nggak enak aku Sel, masak main cuma minta dimasakin terus. Gapapa lah, lagian besok Sabtu juga aku mau pulang."
"Ya sudah, salam ya buat Ibu mu di rumah, besok jangan lupa kalau balik bawa keripik singkong nya ya, Nin?"
"Iyaa itu mah gampang." Balas ku mengakhiri obrolan kami dan kami pun bergegas keluar kantor untuk mencari makan siang.
*°*°*°
Cuaca siang ini amat panas, 35° rasanya kulit ku terbakar tidak memakai sarung tangan mengendarai motor matic ku, yang hampir sepuluh tahun menemani ku. Bukannya nggak mau ganti motor yang terbaru, namun motor ini punya kenangan tersendiri, ya bisa dibilang kenang-kenangan kado terakhir dari mendiang Mbah Kung ku, orang yang paling berjasa dihidup ku setelah kedua orang tua ku. Tidak terasa juga sudah sepuluh tahun beliau meninggalkan kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Cerita Anindira (Pindah Dreame per 8 Januari '21)
Ngẫu nhiênAKAN PINDAH KE DREAME TANGGAL 8 JANUARI 2021 - -BEBERAPA PART AKAN DIHAPUS- -°-°-°- Bukan hal mudah bagi Anindira Kayla Pratista hidup menjadi anak pertama dari dua keluarga besar membuat Anin harus melakukan yang terbaik sebagai contoh untuk adik-a...