Emang ya anaknya Pak Dhimas ini pagi-pagi udah ngerjain banyak orang. Tiba-tiba bangun tidur aku kepikiran kepengen makan nasi urap buatan Ibu mertua, pagi-pagi habis subuh aku sama Mas Dhimas langsung ke rumah Ibu, dan aku sudah hampir dua minggu ini ambil cuti. Kini tinggal menghitung hari saja kita akan bertemu dengan anak bayi aku.
"Bu, disini nggak ada yang punya mangga muda ya?" Tanya ku pada Ibu saat kami jalan kaki pulang belanja di dekat rumah
"Mangga di rumah ada Mbak, kemarin kan Ibu sengaja bungkus di kain kain biar cepat matang. Pengen bikin rujak toh?"
Aku mengangguk tidak enak pada Ibu
"Eh iya, nanti biar dimintakan Bapak ke rumah Mbah Karno depan rumah masih muda-muda kayaknya."
"Nggak usah deh Bu, kalau nggak ada gapapa kok."
"E ya nggak, justru kalau ada ya harus diturutin, nanti biar dimintakan Bapak."
"Maaf ya Bu, Anin banyak maunya."
"Justru yang seperti ini yang Ibu tunggu-tunggu saat menantu hamil, Ibu kepengen merasakan repotnya nurutin ngidamnya, soalnya teman-teman Ibu itu banyak yang cerita tentang kehamilan anaknya lah, menantunya lah, lha Ibu saja anak cowok cowok semua, lha Teh Nisa juga jauh disana, terus ya siapaa lagi kalau bukan Mbak Anin." Jawaban dari Ibu menyejukkan, bersyukur banget sih dapat mertua seperti Ibu walaupun memang kadang kala sikap beliau yang over bikin kita nggak nyaman namun aku sedikit sedikit mulai paham kalau memang sudah seperti itu watak Ibu
"Lho, jadinya berangkat ke kantor?"
Saat sampai rumah dan aku mau ke kamar berniat mau mandi malah melihat Mas Dhimas sudah bersiap dengan kemejanya dan rapi seperti biasa akan kerja. Kirain dia masih tidur, eh malah udah mau pergi.
"Iyaa tapi sebentar kok."
"Katanya mau dikerjain di rumah aja." Protes ku karena semalam dia udah janji akan lebih banyak kerja di rumah saat mendekati hari lahiran ku
"Iya sayang, cuma sebentar aja, ada client dan Edo belum begitu mahir untuk masalah ini. Hmm sekarang kan jam setengah delapan, palingan nanti jam delapan mulai meeting terus ya jam sepuluh deh aku cabut."
"Ya udah pergi aja."
"Janji cuma sebentar kok, nanti aku buru pulang. Kamu mau nitip apa?"
Aku menggeleng, memang lagi nggak kepengen nitip apa-apa aja sih
"Yakin?"
"Iyaa."
"Iya udah, nanti kalau berubah pikiran wasap aja ya? Cini anak Bapak cium dulu sayang."
Mas Dhimas berjongkok di depan perut ku seperti biasa ritual setiap pagi saat akan memulai aktivitas.
"Bapak kerja dulu ya Sayang, nggak lama kok, nanti buru pulang biar bisa main sama Adek sama Ibu juga.hmm muahh.."
"Awwss.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Cerita Anindira (Pindah Dreame per 8 Januari '21)
AcakAKAN PINDAH KE DREAME TANGGAL 8 JANUARI 2021 - -BEBERAPA PART AKAN DIHAPUS- -°-°-°- Bukan hal mudah bagi Anindira Kayla Pratista hidup menjadi anak pertama dari dua keluarga besar membuat Anin harus melakukan yang terbaik sebagai contoh untuk adik-a...