AKAN PINDAH KE DREAME TANGGAL 8 JANUARI 2021 -
-BEBERAPA PART AKAN DIHAPUS-
-°-°-°-
Bukan hal mudah bagi Anindira Kayla Pratista hidup menjadi anak pertama dari dua keluarga besar membuat Anin harus melakukan yang terbaik sebagai contoh untuk adik-a...
Menjadi Ibu baru menurut ku adalah momen yang sangat berharga dalam hidup ku, menyesuaikan segala hal yang ada dalam hidup kita sebelumnya, tidak ada prioritas utama selain anak, bahkan untuk bisa mendapat waktu yang tepat untuk makan dan mandi saja terkadang menjadi hal yang membahagiakan, baru beranjak dari kasur untuk ke kamar mandi telinga seperti mendengar suara anak menangis padahal setelah dilihat dia masih tertidur pulas, belum lagi jika harus begadang sepintar mungkin seorang ibu untuk menyesuaikan jam tidur dengan anak, jam menyusui yang ahrus terkontrol, dan memastikan segala hal kenyamanan untuk anak adalah yang nomor satu, bahkan sampai terlupa tidak merawat diri, namun semua itu tidak begitu aku rasakan saat menerima uluran tangan dari orang-orang terdekat ku, terkhusus dari suami, Mas Dhimas sangat membantu dalam mengurus Ghania, bahkan kami sama sama belajar untuk memberikan yang terbaik untuk Ghania, Putri kecil kami. Tentu saja semua itu tidak lepas dari bimbingan dan petuah dari para orang tua kami, terkhusus Ibu ku dan Ibu mertua yang sangat sangat membantu aku.
Tidak terasa masa cuti ku telah habis, mulai besok aku harus kembali ke kantor dan meninggalkan Ghania untuk pertama kalinya dalam waktu yang cukup lama, berat, berat sekali. Apa lagi di umur yang memasuki tiga bulan ini dia semakin menggemaskan, pipi bakpaonya, bahkan dia juga sudah kami ajak berpergian jauh ke pernikahan Selly.
Ya, Selly sahabat ku akhirnya melepas masa lajangnya dengan pria pilihannya, selepas hubungan dengan Hammas yang kandas, sahabat itu justru menemukan pria yang dia yakini sebagai jodohnya, aku hanya dapat mendoakan yang terbaik untuknya.
Mengamati anak sedang tidur pulas, sedih rasanya kalau mulai besok aku harus kembali kerja dan berpisah dengan dia untuk beberapa jam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nanti dulu Bu, lagi pengen lihatin Ghania bobok, nggak nyangka udah segedhe ini."
"Ya Alhamdulillah, Ibunya Ghania dikasih rejeki ASI yang melimpah, bisa menyusui Ghania dengan baik, sampai bisa nyetok juga, bisa jadi amunisi waktu ditinggal kerja."
"Iyaa Bu, Alhamdulillah."
"Jadi besok pagi Ghania diantar ke Neneknya dulu?"
Aku mengangguk mengingat besok harus kembali ke kantor rasanya berat sekali
"Kakak kok nggak tega ya Bu, ninggalin Ghania."
"Lha mau gimana, Ibu dulu juga gitu waktu masih awal-awal mengabdi, ya tapi bedanya kan dulu tempat kerja ibu dekat dan kakak bisa sama Mbah Kung dan Uti. Sekarang malah Ibu yang nggak bisa bantu kakak jagain Ghania, harusnya kan Ghania biar disini sama Ibu."
"Ya kan Utinya Ghania harus kerja, ya gapapa nanti kalau pagi sampai siang sama Nenek, siang sampai sorenya sama Uti. Ibunya cuma kebagian malam waktu bobok aja." Kata sedih
"Ya sabar, kan masih adaptasi kak. Jangan terlalu dipikirkan, jangan sampai stress pokoknya, nanti kalau berpengaruh ke ASI-nya lho." Tutur Ibu mengingatkan ku