6 : Sisi lain 2

23 2 0
                                    

Lo nggak papa, gue yang ada apa-apa.
Gara 2020

"Ndin, nanti pulang sekolah temenin gue bentar."

"Kemana sih Bebel, gue nggak mau ya kalau keluar-keluar, tugasnya banyak." Andin meniup kuku jari kelingkingnya saat aktivitas mewarnai kuku dengan spidol nya sudah selesai.

"Ya, maka dari itu, mau cari buku di perpustakan. Yakin nggak mau? " Tanya Belin, lalu matanya melirik pada kuku tangan Andin yang sebagian berwarna hitam.

Andin tidak menjawab, hanya mengangguk sebagai tanda bahwa ia menerima ajakan dari Belin. Fokusnya tetap pada kegiatan unfaedah yang akhirnya berhasil terpecah karena suara bariton Dimas yang meminta atensi pada anak kelas.

"Woy! Nanti libur dulu ya, tinggal dikit juga. Tapi buat anak teater tetep masuk!"

Sebagian bersorak senang, segelintir lagi mendesah kesal, siapa lagi kalau bukan anak teater yang harus berkorban pulang sore.

"Semangat!" Andin menyemangati Genta yang sedang duduk sambil makan nabati di sebelahnya.

"Ta, bagi!"

"Ih, Arkan!"

Andin spontan melayangkan tangannya ke bahu Arkan saat dengan enteng nya cowok itu duduk di meja Andin yang jelas-jelas di situ ada sari roti rasa coklat yang tadi pagi Andin beli.

"Woy! Sakit!" Arkan mengusap bahunya lalu melihat ke arah pandang Andin.

"Eh!"

"Eh?" Andin mengulang suara yang keluar dari mulut Arkan.

"Nggak papa, itu cuma penyek doang, bungkusnya nggak sampai meletus, masih okelah." Arkan mencoba membuat kalimat penenangan.

"Anjirlah, makan tuh kalau oke, ogah gue makan bekas pantat lo!" Andin melempar rotinya ke arah Arkan,yang dengan mulus mendarat di tangan Arkan.

"Oke, makasih,  lumayan gue juga laper."

***

Waktu tinggal dua puluh menit lagi menjelang Andin pulang, dan dari tadi hujan masih mengguyur sekolah tanpa henti.

"Ndin tadi bawa mantel?" Tanya Belin sambil mencatat materi di papan tulis.

"Nggak, tadi cuacanya cerah pake banget, nggak nyangka gue bakal hujan."

Setelah menyelesaikan kegiatan mencatat dan guru di kelas Andin pamit untuk keluar lebih dulu, Andin dan Belin segera mengemasi barangnya menuju keluar kelas.

"Jadi nggak ke perpus?" Tanya Andin

"Lo berani?"

"Emang takut apaan?" Tanya Andin

"Hujan, gue lagi dapet." Keluh Belin sedikit merasa bersalah.

"Ya udah gue pinjemin, nanti gue pinjem dua beda jadinya satu lo pake satu gue pake."

"Eh, seriusan lo?"

"Iya, nih pegangin tas gue ya tapi."

Andin menyerahkan tasnya pada Belin sebelum akhirnya Belin kembali bersuara.

"Beneran?"

"Iya, lagian cuma gerimis. Tapi nanti pulangnya tungguin, cari angkot bareng. Abang gue nggak bisa jemput soalnya."

Belin akhirnya mengacungkan jempol kanannya tanda setuju.

Dan detik berikutnya Andin berlari menembus gerimis yang lumayan besar intensitasnya. Sedangkan jarak perpustakaan dengan kelasnya lumayan jauh sehingga membuat bajunya lumayan basah saat sampai perpustakaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE CONNECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang