10. || S E P U LU H 🌾

1K 114 8
                                    

Jangan lupa baca benar-benar, vote, dan komen. Karena itu sangat berharga buat aku. Itu adalah semangatku🙃

HAPPY READING 'HAI, MANTAN'

★★★★★★★

Berjalan mengendap-endap. Erlin merasakan ada yang memegang pundaknya dari belakang, saat Erlin menoleh ke belakang, namun tidak ada siapa-siapa.

"Eh, lo pegang pundak gue?" tanya Erlin kepada Mia yang ada di samping Erlin. Jujur, Erlin sangat takut jika ternyata yang memegang pundaknya adalah hantu.

"Kagak, gue dari tadi diem aja," balas Mia, kemudian Mia melenggang dari hadapan Erlin.

"Kok gue di tinggalin sendirian," gerutu Erlin kesal. Tubuh Erlin mematung ketika ada yang memegang pundaknya untuk yang kedua kalinya.

"Siapa lo," ucap Erlin ketakutan sembari memejamkan matanya.

"Gue," jawabnya. Sepertinya Erlin mengenal suara ini, suara yang nampak ‘tak asing dari telinga Erlin. Erlin langsung menoleh dengan cepat.

"Loh," kaget Erlin menunjuknya dengan jari telunjuknya.

"Kenapa?" tanyanya heran.

"Kok lo ada di sini?" tanya Erlin sedikit terkejut sekaligus penasaran.

"Emangnya gak boleh kalau gue ada di sini?"

"Ya-ya boleh aja, ngapain lo kesini, Ki?"

"Gue disuruh pak Akbar buat  manggil si Ari di sini. Lo sendiri ngapain?" tanya Riki curiga. Ya, dia adalah Riki, sahabat Danita.

Deg!
Degupan jantung Erlin berdetak lebih kencang. Entah apa yang memasukinya, Erlin tidak tahu. Erlin terdiam sejenak untuk merasakan degupan jantungnya.

"Kenapa diem?" tanya Riki heran.

"Eh, si Danita gak ada di sini, iya gak ada di sini," bohong Erlin.

Riki menaikkan satu alisnya heran, "Gue bukan nyari Danita, tapi gue nyari si Ari."

"Eh, i-iya maksud gue, Ari gak ada di sini. Em, dari tadi gue di sini, gak ada si Ari," jawab Erlin bohong, sebenarnya Erlin tidak mau bohong. Tapi, mau gimana lagi kalau bukan demi sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Clara.

"Beneran?" tanya Riki memastikan. Riki merasa curiga dengan Erlin, dari omongan Erlin, Riki rasa ada yang ia sembunyikan di sini.

"Ya, beneran," balas Erlin tersenyum kaku.

"Oh, kalau gitu, gue permisi," pamit Riki melenggang pergi dari hadapan Erlin. Erlin bisa bernapas lega karena Riki percaya padanya.

"Untung gak ketahuan," gumam Erlin.

****************
"Ri," panggil Danita ketika melihat Ari membereskan buku-buku dan meletakkannya di rak buku. Ari menoleh, lalu kembali fokus membereskan buku.

"Ish, Ari," kesal Danita. Ari menoleh lagi.

"Kenapa? Ada tikus lagi?" tanya Ari tenang.

"Sini, deh," ujar Danita melambaikan tangannya kepada Ari. Ari hanya menurut apa yang dikatakan oleh Danita. Ari berjalan mendekati Danita, dan melihat apa yang sedang di lakukan oleh cewek ini.

"Novel?" tanya Ari sedikit bingung.

"Udah lama banget gue nyari novel ini, tapi gak ketemu juga. Dan sekarang, uwu ketemu," ucap Danita histeris, dan kelihatannya senang banget.

Hai, Mantan [𝐄𝐍𝐃] - RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang