Memories

206 5 2
                                    

"Aku memilih gula seperti diriku memilihmu,
Manis."
-Reyhan Putra Wijaya



*flashback on

  Riuh gemuruh seluruh maba diruang auditorium sebuah Univeristas favorit di Purwokerto.

"Oke sekarang kita dibagi kelompok ya, semua fakultas dicampur biar kalian bisa kenalan dan punya banyak teman." Ucap seseorang, sepertinya panitia penerimaan mahasiswa baru.

Ah gue takut...

Gimana nih gue takut sekelompok sama orang julid

Kita berdo'a semoga kita sekelompok ya

Ya ampun semoga sekelompok sama cogan

"Aku takut mereka gak mau sekelompok sama aku." Ucap salah satu maba.

"Sabar ya belum juga kenalan." Ucap maba yang lainnya menenangkan.

Bisik bisik peserta ospek yang takut dirinya sekelompok dengan orang yang tidak mereka kenali.

"Untuk maba yang namanya disebut dimohon memisahkan diri dan berkumpul dengan kelompoknya yang lain,setiap kelompok terdiri dari 20 orang dan setiap kelompok akan ada 3  kating pembimbing.  Mengerti? " Tanya kating sekaligus memberi arahan.

"Siap mengerti kak." Ucap seluruh maba.

"Untuk kelompok 1 terdiri dari Anggana Tristan, Bagas Dera, Berliana Putri, Cecilia Nandini, Denada Isti, Devan Arkana, Dewa Rizky Purnama, Diva Ratulena, Endrik Yusuf, Fifi Raisa, Januar Faizal,..., Reyhan Putra Wijaya, Rexa Galih, Resya hana, Wina Sifa, Zulfa Anandana, silahkan memisahkan diri dan ikuti kaka yang itu." Ucap sang senior menunjuk senior yang sedang berdiri didekat tembok dan melanjutkan membaca pembagian kelompok lainnya.

Terlihat semua peserta ospek sudah berjajar rapih dengan 3 kating pembimbing didepannya.

"Woy bro gak nyangka gue sekelompok sama setan-setan kaya lo lo semua, terus ni patung es batu juga sekelompok sama gue?  ahahaha gilaaa gue gak nyangka cuy." Ucap Dewa kegirangan.

"Berisik tau gak, gak tau malu banget sih lo, liat tuh mereka ngeliatin." Bagas menunjuk semua orang yang memerhatikan salah satu temannya yang gila itu.

"Idih najis gue, eneg banget liat muka sepet lo." Ujar Devan.

"Nah bener banget, sepet gue dari SMA liat muka lo mulu." Timpal Januar .

"Ih ko klean jahat banged cih cama dede wawa, ley liat deh meleka jahatin aku." Dewa melihat Rey lalu bergelayut manja dilengannya.

Semua orang bergidik ngeri melihat tingkah Dewa yang menjijikan dan ANEH.

"Gilaaa jijik banget gue liat tu cowo mau muntah, gak malu apa. Ganteng-ganteng ko sinting." Batin salah satu anggota kelompok, Diva Ratulena.

"Lepas atau gue tonjok?" Ucap Rey dingin.

Ih ganteng banget, siapa sih namanya

Alhamdulillah sekelompok sama cogan

Namanya siapa

Eh baru nyadar sekelompok sama cogan

Fakultas apa sih

Iya jurusan apa juga

Decakan decakan kagum keluar dari mulut mahasiswi-mahasiswi yang ada disana.

"Eebuseeeettt, orang sinting kaya dia temenan sama es batu? Gilaaa gilaa gilaaa dingin banget, tapi ganteng juga sih, gemes. Tapi engga deh, males banget punya cowo dingin kaya dia, cuek juga kayanya." Lagi-lagi Diva membatin dan membayangkan bagaimana nasibnya jika mempunyai pacar seperti Rey.

"Iya iya gue lepas, galak banget sih lo. Rey lagi PMS apa gimana sih? Perasaan dari zaman SMA sampe sekarang dia sensi mulu sama gue anjing." Dewa menggeleng-geleng tidak percaya menatap temannya yang satu ini, siapa lagi kalo bukan Rey.

"Wa, lo kalo mau bilang anjing pelan pelan dong bangsat, liat mereka liatin lo tuh liat tuhh katanya lo kasar banget." Devan menunjuk orang-orang yang ada disana.

"Lo juga sama aja goblok." Teriak Bagas.

"Emang cowo bisa PMS ya? Ko baru tau sih." Celetuk polos seorang mahasiswi.

Semua orang melihatnya, menatapnya aneh dan juga ikut berfikir apa bener cowo bisa PMS. Rey dan teman-temannya melihat siapa orang yang sudah melontarkan kalimat polos seperti tadi.

"Eh ko pada ngeliatin sih." Diva kaget,semua orang melihatnya.

"Kamu sih pake nanya gitu." Ucap Zulfa yang berada disebelah Diva

"Oh iya maaf yaa" Ucap Diva lalu membatin (anjirr malu banget dah aing astagfirullah, mamah tolonglah anakmu ini)

Rey terdiam dan terus meperhatikan mahasiswi yang sedang merasa malu itu.

"Manis." Gumam Rey dan tidak disengaja didengar januar.
Januarpun mengikuti arah pandang Rey.
"Oh itu yang manis, boleh juga selera lu Rey haha Otw nikung."  Rey mendelik tajam.

"Rey lu suka sama cewe itu yah? Gak salah Rey? Mata lu?" Devan bingung, karena saat SMA Cewe secantik Serina pun Rey tolak.

"Ngomongin apa sih kalian?" Tanya Dewa

"Kalau lo suka, kejar. Jarang-jarangkan lo demen sama cewe. Gue sih setuju, dia manis." Ucap Bagas mendukung sahabatnya.

"Nah iya iya, setuju." Seru Januar,Devan,dan Dewa

"Aku akan mendapatkanmu." Batin Reyhan

*flasback off

Presma's Love JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang